Tuesday, April 27, 2021

Contoh Cerita Hikayat Tanjung Lesung Singkat

Contoh cerita hikayat Tanjung Lesung singkat. Hikayat Tanjung Lesung merupakan legenda rakyat yang berasal dari daerah Banten. Sebagai contoh hikayat, cerita ini sangat populer, mau tahu bagaimana kisah didalamnya?

Contoh Cerita Hikayat Tanjung Lesung Singkat

Meski keberadaannya sudah mulai jarang dikenal, cerita seperti ini juga masih sangat menarik untuk diikuti. Apalagi banyak kisah-kisah yang unik dan beda dari kisah yang banyak kita baca.

Bukan hanya karena alur kisahnya yang menarik tetapi juga karena pesan-pesan yang ada didalam cerita tersebut.

Tapi sebelum itu, Jika contoh yang ini belum cukup dan rekan pelajar membutuhkan contoh hikayat yang lain, silahkan rekan lihat-lihat koleksi contoh hikayat yang lain melalui pembahasan sebelumnya mengenai Kumpulan Contoh Hikayat Terkenal. Silahkan lihat juga:

1) Kumpulan Contoh Hikayat Terkenal
2) Kumpulan Contoh Hikayat Terbaru
3) Hikayat keris gandring
4) Hikayat keramat bujang
5) Cerita hikayat raden kian santang
6) Cerita hikayat hang tuah

Hikayat, seperti juga cerita rakyat, juga mengandung nilai-nilai kehidupan yang patut direnungkan. Tanjung lesung misalnya, juga menyimpan pesan moral yang cukup baik untuk dipelajari. Maka dari itu, rekan pelajar juga kadang menggunakan cerita ini sebagai media belajar.

Hikayat Tanjung Lesung
Cerita Oleh Suharyanto

SYAHDAN, pada zaman dahulu kala ada seorang pengembara dari Laut Selatan bernama Raden Budog. Suatu hari, setelah lelah bermain di tepi pantai, Raden Budog beristirahat di bawah pohon ketapang laut.

Angin semilir sejuk membuat Raden Budog terlena. Perlahan matanya terpejam. Dalam tidumya Raden Budog bermimpi mengembara ke utara dan bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik. Hati Raden Budog terpesona oleh kecantikannya. 

Tanpa disadarinya, kakinya melangkah mendekati gadis itu yang tersenyum manis kepadanya. Dilihatnya tangan gadis itu diulurkan kepadanya. Raden Budog pun mengulurkan tangannya hendak menyambut uluran tangan gadis itu.

Tapi betapa terkejutnya dia... seranting kering pohon ketapang mengenal dahinya. Raden Budog terperanjat dan terbangun dari tidurnya.

Dengan perasaan kesal diraihnya ranting itu dan dibantingnya keras-keras. "Ranting keparat!" gerutunya. "Kalau ranting itu tidak jatuh maka aku bisa menikmati mimpi indahku."

Berhari-hari bayangan mimpi itu tidak pernah bisa hilang dari ingatan Raden Budog. Lalu diputuskannya bahwa dia akan pergi mengembara. Raden Budog pun segera menyiapkan perbekalan untuk pengembaraannya.

"Cek...cek...cek..., kita akan mengembara, sayang," kata Raden Budog mengelus-elus anjing kesayangannya yang melonjak-lonjak dan menggonggong gembira seolah mengerti ajakan tuannya.

Raden Budog lalu menghampiri kuda kesayangannya. "Kita akan mengembara jauh, sayang. Bersiap-siaplah." Raden Budog membelai-belai kudanya yang meringkik gembira.

Kemudian Raden Budog menyiapkan golok dan batu asah yang selalu dibawanya ke mana saja dia mengembara.

Setelah semuanya dirasa siap, Raden Budog segera menunggang kuda kesayangannya, berjalan ke arah utara. Di pinggangnya terselip golok panjang yang membuatnya tampak gagah dan perkasa.

Sedangkan tas anyaman dari kulit terep berisi persediaan makanan, terselempang di bahunya. Sementara itu anjing kesayangannya berjalan di depan, mengendus-endus mencari jalan bagi tuannya. Anjing itu kadang menggonggong menghalau bahaya yang mengancam tuannya.

Lima hari perjalanan telah ditempuhnya. Walaupun begitu Raden Budog belum juga mau turun dari kudanya.

Dia juga tidak menyadari badannya sudah lemah karena perutnya kosong, begitu pula kudanya. Pikirannya cuma terbayang-bayang pada mimpinya di tepi pantai itu. "Kapan dan di mana aku bisa bertemu gadis itu?" gumamnya dalam hati.

Raden Budog terus memacu kudanya menapaki jalan-jalan terjal dan mendaki hingga tiba di Gunung Walang yang sekarang ini menjadi kampung Cimahpar. Tiba-tiba kudanya roboh. Raden Budog terperanjat, mencoba menguasai keseimbangannya.

Namun Budog terperanjat, mencoba menguasai keseimbangannya. Namun karena sudah sama-sama lemah, Raden Budog dari kudanIva berguling-guling di lereng gunung.

Anjing kesayangannya menggonggong cemas meningkahi ringkik kuda. Raden Budog segera bangun, sekujur badannya terasa lemah dan nyeri.

--- Bersambung ---

Yang diatas tersebut merupakan cuplikan dari cerita hikayat tanjung lesung. Agar tidak terlalu panjang saya sengaja melampirkan cerita selengkapnya yang dapat di download melalui link. Yang ingin membacanya silahkan melalui link berikut ini.


Jangan lupa untuk berkunjung lagi untuk selalu mendapatkan update terbaru yang dapat membantu untuk tugas-tugas sekolah rekan semua. Beberapa yang juga cukup bagus untuk dibaca sudah disiapkan di bagian bawah, silahkan.

Contoh Cerita Hikayat Tanjung Lesung Singkat Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Mandes