Sejarah Perjuangan Bersenjata Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia - Mengingat pentingnya belajar sejarah khususnya mengenai sejarah Indonesia maka hari ini saya membuat sebuah ringkasan materi tentang perjuangan bersenjata mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Mobil Mallaby terbakar terkena ledakan granat (wawasansejarah)
Di dalam ringkasan ini terdapat pembahasan mengenai peristiwa Insiden Bendera di Surabaya, Pertempuran Lima Hari di Semarang, Pertempuran di Surabaya, Pertempuran di Ambarawa, Pertempuran Medan Area, Pertempuran di Jakarta, Peristiwa Merah Putih di Menado, Agresi Militer Belanda I dan II, serta rangkuman mengenai Serangan Umum 1 Maret 1949.
Kekalahan Jepang tanpa syarat kepada sekutu mengakibatkan Jepang kehilangan semua daerah jajahannya termasuk Indonesia.
1) Rangkuman tentang usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan indonesia
2) Perjuangan bangsa indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan
3) Sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan secara singkat
4) Perjuangan mempertahankan kemerdekaan di berbagai daerah
5) Usaha mempertahankan kemerdekaan dilakukan dengan cara
6) Perjuangan mempertahankan kemerdekaan secara fisik
7) Rangkuman perjuangan mempertahankan kemerdekaan
8) Contoh perjuangan bersenjata
Jepang harus menyerahkannya kepada sekutu. Tugas pengambilalihan kekuasaan dari tangan Jepang dilakukan oleh Komando Asia Tenggara. (South East Asia Command). Pasukan ini dipimpin oleh Laksamana Lord Louis Mountbatten.
Untuk melaksanakan tugas itu Mountbatten membentuk komando khusus yang diberi nama Allied Force Netherland East Indies (AFNEI). AFNEI di pimpin oleh Letnan Jendral Sir Philip Christison. Tugas AFNEI di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang
b. Membebaskan para tawanan perang dan interniran sekutu
c. Melucuti dan mengumpulkan orang-orang Jepang untuk dipulangkan ke Jepang
d. Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil
e. Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut jenjahat perang
Pasukan sekutu dan AFNEI mendarat di Jakarta pada tanggal 29 September
1945. keadaan sekutu semula disambut dengan sikap terbuka oleh pemerintah
Indonesia.
Namun setelah diketahui bahwa pasukan sekutu datang bersama
orang-orang NICA sikap Indonesia berubah menjadi curiga dan kemudian
bermusuhan.
Situasi semakin memanas karena orang-orang NICA mempersenjatai
bekas orang-orang KNIL yang baru dibebaskan dari tahanan Jepang.
Orang-orang NICA dan KNIL di Jakarta, Surabaya dan Bandung mulai memancing kerusuhan dengan melakukan provokasi.
Orang-orang NICA dan KNIL di Jakarta, Surabaya dan Bandung mulai memancing kerusuhan dengan melakukan provokasi.
Di kota-kota yang didatangi sekutu sehingga terjadi insiden. Bahkan sering
terjadi pertempuran antara pihak sekutu dengan pihak Republik Indonesia.
Pertemuan itu terjadi karena pasukan sekutu tidak menghormati kedaulatan bangsa
Indonesia.
Tentu saja kedatangan NICA di Indonesia tidak dapat diterima karena
Indonesia sudah merdeka. Kedatangan NICA adalah sebuah ancaman bagi kemerdekaan
Indonesia.
Oleh karena itu timbul pertentangan antara pasukan sekutu dan
Belanda dengan rakyat Indonesia. Perjuangan rakyat Indonesia dilakukan baik
dengan perjuangan bersenjata maupun perjuangan diplomasi.
a. Insiden Bendera di Surabaya
Pada tanggal 19
September 1945, ketika perebutan senjata Jepang masih berlangsung, terjadi
insiden bendera di Hotel Yamato.
Insiden ini pecah ketika orang-orang Belanda bekas tawanan Jepang menduduki hotel tersebut dibantu oleh serombongan pasukan Inggris yang diterjunkan di Gunungsari, untuk mendirikan markas RAPWI.
Orang-orang Belanda tersebut mengibarkan bendera mereka di puncak hotel Yamato.
Insiden ini pecah ketika orang-orang Belanda bekas tawanan Jepang menduduki hotel tersebut dibantu oleh serombongan pasukan Inggris yang diterjunkan di Gunungsari, untuk mendirikan markas RAPWI.
Orang-orang Belanda tersebut mengibarkan bendera mereka di puncak hotel Yamato.
Hal ini memancing kemarahan rakyat. Hotel tersebut diserbu oleh rakyat,
setelah permintaan Residen Sudirman dengan cara baik-baik untuk menurunkan
bendera Belanda ditolak oleh penghuni hotel. Bentrokan tidak dapat dihindari.
Beberapa orang pemuda berhasil memanjat atap hotel serta menurunkan bendera
Belanda yang berkibar di atasnya. Mereka merobek warna
birunya dan mengibarkannya kembali sebagai Merah Putih
b. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran di Semarang dipicu peristiwa yang terjadi pada tanggal 14
Oktober 1945. Pada waktu itu, kira-kira 400 orang veteran AL Jepang yang akan
dipekerjakan untuk mengubah pabrik gula Cepiring menjadi pabrik senjata
memberontak sewaktu mereka dipindahkan ke Semarang. Mereka menyerang polisi
Indonesia yang mengawal mereka.
Mereka melarikan diri dan bergabung dengan Kidobutai di Jatingaleh.
Kidobutai adalah sebuah ba-talyon Jepang di bawah pimpinan Mayor Kido.
Mereka
bergerak melakukan perlawanan dengan alasan mencari dan menyelamatkan
orang-orang Jepang yang tertawan.
Situasi bertambah panas dengan adanya desas-desus bahwa cadangan air
minum di Candi telahdiracuni. Pihak Jepang memperuncing keadaan ka-rena
melucuti delapan orang polisi Indonesia yangmenjaga tempat tersebut. Alasannya
untuk meng-hindarkan peracunan cadangan air minum itu.
Pertempuran mulai pecah pada dini hari tanggal 15 Oktober 1945. Para
pemuda dan pejuang Indonesia bertempur melawan pasukan Kidobutai yang dibantu
oleh batalyon Jepang lain yang kebetulan sedang singgah di Semarang.
Pertempuran yang
paling banyak menelan korban terjadi diSimpang Lima, berlangsung selama lima
hari.
c. Pertempuran di Surabaya
Kontak senjata yang
terjadi di Surabaya antarapasukan Indonesia dan pasukan Sekutu berkaitan dengan
usaha perebutan kekuasaan dan senjata dari tangan Jepang yang dimulai sejak
tanggal 2 September 1945. Perebutan tersebut membangkitkan pergolakan, yang
kemudian berubah menjadi revo-lusi yang konfrontatif.
Pada tanggal 25
Oktober 1945, Brigade 49 yang dipimpinan Brigjen A.W.S. Mallaby mendarat
di Surabaya. Mereka bertugas untuk melucuti serdadu Jepang dan membebaskan para
interniran.
Kedatangan Mallaby disambut oleh R.M.T.A. Suryo (Gubernur Jawa
Timur). Dalam pertemuan itu di-hasilkan beberapa kesepakatan sebagai berikut:
- Inggris berjanji bahwa di antara tentara Ing-gris tidak terdapat angkatan perang Belanda.
- Disetujui kerja sama antara kedua belah pihakuntuk menjamin keamanan dan ketenteraman.
- Akan segera dibentuk Contact Bureau (Biro Kon-tak) agar kerja sama dapat terlaksana sebaik- baiknya.
- Inggris hanya akan melucuti senjata Jepang.Atas kesepakatan tersebut, maka Inggris diizin-kan masuk kota Surabaya. Ternyata dalam praktik-nya, Inggris tidak menepati janjinya. Pasukan Inggris justru berusaha menguasai Surabaya.
Secara kronologis serangan Inggris terhadapIndonesia, antara lain sebagai
berikut.
1.
Tanggal
26 Oktober 1945, satu peleton Field Secu-rity Section di bawah pimpinan Kapten
Shawmenyerang sebuah penjara di Kalisosok dan juga pusat-pusat penting lainnya,
seperti pang-kalan udara, kantor pos, dan gedung pemerin-tahan.
2.
Tanggal
27 Oktober 1945, pasukan Inggris me-nyebarkan pamflet-pamflet yang berisi
perin-tah, agar rakyat Surabaya dan Jawa Timur me-nyerahkan senjata hasil
rampasan dari Jepang.Dengan kejadian ini maka pihak Indonesiamenginstruksikan
kepada semua pemuda un-tuk siap siaga penuh menghadapi segala ke-mungkinan yang
akan terjadi. Akhirnya terjadi juga kontak senjata antara pemuda Indonesiadan
Inggris. Semua pemuda di seluruh kota menyerang Inggris dengan segala
kemampuan.
3. Tanggal 28 Oktober 1945, pemuda Indonesia me-nyerang pos-pos Sekutu di
seluruh Surabaya.
4. Pada tanggal 29 Oktober 1945, komando Sekutumenghubungi Presiden
Soekarno untuk me-nyelamatkan pasukan Inggris agar tidak me-ngalami kehancuran
total. Presiden Soekarnodan Jenderal Mallaby mengadakan perunding-an. Pertemuan
itu menghasilkan dua kesepa-katan, yaitu penghentian kontak senjata
dankeberadaan RI diakui oleh Inggris.Cara menghindari kontak senjata diatur
seba-gai berikut.
Surat-surat selebaran yang
disebarkan ti-dak berlaku lagi.
Kota Surabaya tidak dijaga oleh
tentara Se-kutu kecuali kamp-kamp tawanan.
TKR
dan Polisi diakui oleh Sekutu.
Tanjung
Perak untuk sementara waktu dia-wasi bersama TKR, Polisi, dan tentara Seku-tu
untuk menyelesaikan penerimaan ban-tuan berupa obat-obatan untuk tawananperang.
5.
Tanggal
30 Oktober 1945, seluruh Biro Kontakmenuju ke beberapa tempat.
6.
Gencatan
senjata tidak dihormati Sekutu. Da-lam salah satu insiden yang belum pernah
ter-ungkap secara jelas, Brigjen Mallaby ditemu-kan meninggal.
7.
Tanggal
9 November 1945, pimpinan tentaraSekutu di Surabaya mengeluarkan
ultimatumkepada rakyat. Ultimatum
dari pasukan Seku-tu tersebut pada pokoknya berisi:
a.
tuntutan
pertanggungjawaban pihak Indo-nesia atas terbunuhnya Mallaby;
b.
instruksi
yang menuntut agar semua pe-mimpin dan orang-orang Indonesia yang bersenjata
harus melapor. Mereka harusmeletakkan senjatanya di tempat-tempatyang telah
ditentukan;
c.
mereka
harus menyerahkan diri denganmengangkat tangan di atas.Batas waktu ultimatum
tersebut ialah jam06.00 tanggal 10 November 1945.
Ultimatum tersebut ditolak oleh para pemim-pin dan
rakyat Surabaya.
8.
Batas
ultimatum akhirnya habis. Maka pecahpertempuran hebat antara pasukan
Indonesiadan Inggris. Pertempuran sengit terjadi padatanggal 10 November 1945.
Pasukan Inggrisyang dilengkapi dengan peralatan perang canggih menggempur para
pejuang Indonesia.
9.
Dalam
pertempuran tidak seimbang yang berlangsung sampai awal bulan Desember 1945 itu
telah gugur beribu-ribu pejuang. Salah satu tokoh dan pemimpin perjuangan rakyat
Surabaya adalah Bung Tomo. Dalam pertempuran yang tidak seimbang, Bung Tomo
terus mengobarkan semangat rakyat supaya terus maju, pantang mundur.
d. Pertempuran di Ambarawa
Pertempuran di
Ambarawa diawali kedatang-an tentara Sekutu di Semarang pada tanggal 20Oktober
1945. Mereka datang untuk mengurus ta-wanan perang.
Pihak Sekutu berjanji tidak akanmengganggu kedaulatan Republik Indonesia.Ternyata Sekutu diboncengi oleh NICA. Insiden bersenjata mulai timbul di Magelang.
Pihak Sekutu berjanji tidak akanmengganggu kedaulatan Republik Indonesia.Ternyata Sekutu diboncengi oleh NICA. Insiden bersenjata mulai timbul di Magelang.
Kejadian itumeluas menjadi
pertempuran setelah pasukan Sekutu membebaskan para interniran Belanda di
Magelang dan Ambarawa.Gencatan senjata terjadi setelah Presiden Soekarno
turun tangan. Akan tetapi, secara diam-diam.
Sekutu meninggalkan Magelang menuju
Ambarawa pada tanggal 21 November 1945. Mayor Sumarto memimpin perlawanan TKR
dan para pemudamenentang tentara Sekutu
e. Pertempuran Medan Area
Berita proklamasi Republik Indonesia barusampai di kota Medan pada tanggal
27 Agustus1945. Keterlambatan berita tersebut karena su-litnya komunikasi dan
sensor ketat terhadap be-rita-berita oleh tentara Jepang.
Berita
proklamasikemerdekaan dibawa oleh Mr. Teuku M. Hassan, yang diangkat menjadi
gubernur Sumatera.
Pada tanggal 13 September 1945, para pemudayang dipelopori oleh Achmad
Tahir membentuk Barisan Pemuda Indonesia.
Pada tanggal 4 Oktober 1945, Barisan
Pemuda Indonesia beraksi mengam- bil alih gedung-gedung pemerintah dan merebut
senjata-senjata milik tentara Jepang.
Pada tanggal 9 Oktober 1945, pasukan Sekutuyang diboncengi serdadu Belanda
dan NICA di ba-wah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mendarat di kota
Medan.
Sebelumnya, Belanda su-dah mendaratkan suatu kelompok komando
yangdipimpin oleh Westerling. Reaksi awal para pemu-da atas kedatangan Sekutu
tersebut adalah mem- bentuk TKR di Medan.
Tanggal 13 Oktober 1945 terjadi pertempuranpertama antara para pemuda dan
pasukan Sekutu.Ini merupakan awal perjuangan bersenjata yangdikenal sebagai
pertempuran Medan Area.
f. Pertempuran
di Jakarta
Sama seperti yang terjadi di Bandung, orang-orang NICA dan KNIL terus
melakukan provokasi-provokasi bersenjata sehingga memancing kema-rahan
masyarakat.
Orang-orang KNIL sendiri dimanfaatkan oleh NICA demi kepentingan
Belanda dengan cara mempersenjatai mereka. Keadaan di Jakarta pun menjadi kacau
dan sulit dikendalikan.
Tentara Belanda kian merajalela. Sementara itu,pendaratan pasukan marinir
Belanda di TanjungPriok pada tanggal 30 Desember 1945 membuat keadaan menjadi
tambah gawat.
Mengingat situasi keamanan yang semakin memburuk di Jakarta,
Presiden dan Wakil Presidenpada tanggal 4 Januari 1946 pindah ke Yogyakarta, dan
kemudian ibukota Republik Indonesia punturut pindah ke Yogyakarta.
g. Peristiwa
Merah Putih di Menado
Seperti di tempat-tempat lain, pasukan Sekutuyang mendarat di Sulawesi
Utara juga memboncengi orang-orang NICA. Orang-orang NICA kemudian
mempersenjatai bekas tentara KNILyang ditawan Jepang.
Sejak akhir tahun
1945,pasukan Sekutu menyerahkan Sulawesi Utara kepada pasukan NICA. Pasukan NICA
bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat.
Rakyat Sulawesi Utara bereaksi dengan membentuk Pasukan Pemuda Indonesia
(PPI). PPI berencana menyerang pasukan NICA. Akan tetapi, rencanatersebut bocor
sehingga para pemimpin PPI ditangkap dan dipenjarakan.
Pada tanggal 14 Februari 1946, para pejuang PPI menyerbu markas NICA di
Teling. Mereka berhasil membebaskan pimpinan PPI dan menawankomandan NICA
beserta pasukannya.
Selanjutnya, para pejuang merobek bendera merah putih biru Belanda
dan menjadikannya bendera merah putih.
Bendera itu kemudian dikibarkan di
markas Belanda di Teling. Oleh karena itu peristiwa itu dikenal dengan nama
peristiwa merah putih di Manado.
h. Agresi
Militer Belanda I
Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan nota kepada pemerintah
Republik Indonesia. Nota itu berupa ultimatum yang harus dijawabdalam waktu 14
hari. Isi nota itu antara lain sebagai berikut
Sasaran utama Agresi Militer Belanda I adalah Jawa dan Sumatera.
Jawa dan Sumatera menjadi sasaran utama
dengan alasan untuk mempersempit wilayah RI dan ingin menduduki kota-kota
yang strategis dan penting.
Dalam Agresi Militer I ini, Belanda berhasil menguasai Jawa Barat, sebagian
Jawa Tengah sebelah utara, sebagian Jawa Timur, Madura, dan sebagianSumatera
Timur.
Di daerah-daerah tersebut Belanda mendirikan negara-negara
bagian.Belanda melancarkan agresi militer dengan tujuan sebagai berikut.
Mengepung
ibu kota RI dan menghapuskan kedaulatan RI (tujuan politik).
Merebut
pusat-pusat penghasil makanan dan bahan ekspor (tujuan ekonomi).
Menghancurkan
TNI (tujuan militer).
Agresi Militer I ini mendapat reaksi dari dunia internasional. Inggris dan Amerika Serikat
tidak menyetujui tindakan agresi ini. India dan Australia mengajukan usul agar
soal Indonesia dibahas dalam Dewan Keamanan.
Pada tanggal 1 Agustus 1947, Dewan
Keamanan PBB mendesak Indonesia dan Belanda untuk mengadakan gencatan senjata.
Pada tanggal 4 Agustus 1947, Republik Indonesia dan Belanda mengumumkan gencatan senjata. Dengan demikian, berakhirlah Agresi Militer Belanda yang pertama.
Pada tanggal 4 Agustus 1947, Republik Indonesia dan Belanda mengumumkan gencatan senjata. Dengan demikian, berakhirlah Agresi Militer Belanda yang pertama.
i. Agresi
Militer Belanda II
Belanda dengan seluruh kekuatan melakukan Agresi Militer II pada tanggal 19
Desember 1948dengan menyerbu Yogyakarta. Lapangan terbang Maguwo dapat dikuasai
Belanda. Serangan Belandake Yogyakarta dilakukan sangat mendadak.
Dalam waktu
yang relatif singkat, Yogyakarta dapat dikuasai Belanda. Para pimpinan RI ditangkap
Belanda.Para pemimpin RI yang ditangkap Belanda antara lain Soekarno, Hatta,
Syahrir, Agus Salim,Mohammad Roem, dan A.G. Pringgodigdo.
Mereka diterbangkan ke
Prapat, Sumatera. Presiden Soekarno sebelum ditawan memberi kuasa kepada Safruddin
Prawiranegara yang berada di Sumatera untuk membentuk pemerintahan darurat
(Pemerintah Darurat Republik Indonesia/PDRI) di Bukit Tinggi (Sumatera Barat).
Dengan Agresi Militer II dapat dikatakan bahwa Belanda memperoleh kemenangan
besar, karena dapat menangkap semua pucuk pimpinan RI. Akan tetapi, dengan aksi
penawanan oleh Belanda tersebut ternyata RI tidak lenyap.
Belanda harus
berhadapan dengan pasukan gerilya yang kerap menyulitkan pihak Belanda. Kontak
senjata dan diplomasi terus dilakukan.Serbuan Belanda atau Agresi Militer II
mendapat reaksi masyarakat internasional.
Pada tanggal 7 Februari 1949, suara
simpati kepada Indonesia atas terjadinya serbuan Belanda datang dari Amerika
Serikat. Rasa simpati Amerika Serikat terhadap Indonesia diwujudkan dengan
pernyataan-pernyataan sebagai berikut.
Amerika
Serikat menghentikan semua bantuankepada Belanda sampai negeri ini menghentikan
permusuhannya dengan Indonesia.
Mendesak
pihak Belanda supaya menarik pasukannya ke belakang garis status quo Renville.
Membebaskan
pemimpin-pemimpin Indonesiayang ditawan sejak 18 Desember 1948.
Mendesak
Belanda untuk membuka kembaliperundingan yang jujur dengan Indonesia atasdasar
persetujuan Renville.Rasa simpati dunia internasional tidak hanyadatang dari
Amerika Serikat, tetapi juga dari Rusia, Cina, Kolumbia, dan negara-negara
anggota PBB lainnya.
Karena tekanan politik dan militer itulah akhirnya Belanda mau menerima
perintah Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan agresinya.
j. Serangan
Umum 1 Maret 1949
Serangan Umum 1 Maret dilancarkan olehpasukan RI untuk merebut kembali
Yogyakarta(Ibu kota Republik Indonesia) yang dikuasai olehBelanda sejak agresi
militer kedua.
Beberapa waktu sebelum serangan umum dilancarkan, Letkol Soeharto sebagai komandan Brigade 10 melakukan komunikasi dan koordinasidengan penggagasnya, yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono IX (Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta).
Beberapa waktu sebelum serangan umum dilancarkan, Letkol Soeharto sebagai komandan Brigade 10 melakukan komunikasi dan koordinasidengan penggagasnya, yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono IX (Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta).
Koordinasi itu penting untuk menyusun strategi serangan umum 1 Maret 1949.
Selain itu, beberapa kesatuan diperintahkan untuk menyusup kedalam kota
Yogyakarta, di antaranya adalah kesatuan khusus di bawah pimpinan Kapten
Widodo.
Beliau bertugas untuk memutuskan hubunganantara pos-pos penjagaan
Belanda di dalam kota,antara lain dengan memasang ranjau darat.Untuk
mempermudah koordinasi penyerangan,wilayah penyerangan dibagi atas 5 sektor,
yaitu:
sektor
barat, dipimpin oleh Letkol Vence Sumual,
sektor
selatan, dipimpin oleh Mayor Sarjono,
sektor
utara, dipimpin oleh Mayor Kusno,
sektor
kota, dipimpin oleh Letnan Amir Murtono dan Letnan Marsudi, dan
sektor
barat, di bawah pimpinan Letkol Soeharto (sampai perbatasan Malioboro).
Serangan umum 1 Maret mempunyai arti penting, baik di dalam negeri maupun
di luar negeri.Serangan umum 1 Maret mencapai tujuannya, yaitu sebagai berikut.
Ke dalam:
1.
mendukung
perjuangan diplomasi;
2.
meninggikan
semangat rakyat dan TNI yang sedang bergerilya; dan
3.
secara
tidak langsung telah mempengaruhisikap para pemimpin negara federal bentukan
Belanda (seperti negara Pasundan, negara Sumatra Timur dan negara Indonesia
Timur) yang tergabung dalam Bijeenkomst Federal Voor Overleg (BFO).
Ke luar:
Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI masih ada dan mampu mengadakan serangan; dan mematahkan moral pasukan Belanda.