Materi Tugas Tari Berpasangan dari Sumatra - Untuk pelajaran seni budaya ada kalanya kita akan belajar mengenai berbagai jenis tari salah satunya jenis tari berpasangan. Untuk bahan materi dalam mempelajarinya hari ini kita akan membahas khusus mengenai tari berpasangan dari daerah atau pulau Sumatra.
Memahami seni tari tidaklah cukup hanya dengan melihat-lihat gambar atau foto tarinya saja melainkan kita harus lebih mendalami seni tari tersebut secara keseluruhan. Harus tahu asal usul tari, memahami makna dan pesan didalamnya dan seterusnya.
Memahami seni tari tidaklah cukup hanya dengan melihat-lihat gambar atau foto tarinya saja melainkan kita harus lebih mendalami seni tari tersebut secara keseluruhan. Harus tahu asal usul tari, memahami makna dan pesan didalamnya dan seterusnya.
Untuk alasan itu uraian ini akan membahas lengkap mengenai asal tari, sejarah tari, ragam gerak, pola lantai, iringan musik, busana penari dan juga berbagai foto-foto pertunjukan tari khususnya tari berpasangan Sumatra.
Selain itu kita juga harus mengetahui mengenai fungsi tari tersebut sehingga kita mengetahui tujuan seni tari tersebut ditampilkan. Lalu tari apa saja yang bisa digolongkan dalam tarian berpasangan, mari ikuti penjelasannya di bawah ini.
Selain itu kita juga harus mengetahui mengenai fungsi tari tersebut sehingga kita mengetahui tujuan seni tari tersebut ditampilkan. Lalu tari apa saja yang bisa digolongkan dalam tarian berpasangan, mari ikuti penjelasannya di bawah ini.
A. Contoh Tari Berpasangan dari Sumatra
Salah satu tari dari Sumatra yang dapat dikategorikan dalam tari berpasangan adalah Tari Piring. Tari Piring melambangkan rasa gembira dan syukur para petani atas hasil tanaman mereka. Pada zaman dahulu, tari Piring dibawakan pada saat panen.
Namun saat ini, tari Piring bisanya dibawakan pada saat peristiwa-peristiwa penting, seperti acara pernikahan. Penari tari Piring adalah putra dan putri.Tari Piring dibawakan dalam bentuk tari berpasangan putra dan putri yang terdapat dalam sebuah kelompok.
Namun saat ini, tari Piring bisanya dibawakan pada saat peristiwa-peristiwa penting, seperti acara pernikahan. Penari tari Piring adalah putra dan putri.Tari Piring dibawakan dalam bentuk tari berpasangan putra dan putri yang terdapat dalam sebuah kelompok.
Tari Piring menggambarkan pergaulan muda-mudi yang bercengkrama sambil bekerja di sawah. Mereka mengolah dan mempersiapkan lahan sawah, menyiangi tanaman, serta memanen. Kemudian dilanjutkan dengan memisahkan padi dari batangnya, membersihkan padi, dan menyimpan padi di lumbung (rangkiang).
Para penari bergerak sambil membawa piring di tapak tangan. Kadangkala, piring dilontarkan ke udara ataupun dihempas ke tanah dan dipijak oleh para penari. Tari Piring merupakan tarian gerak cepat.
Nuansa yang ditampilkan dalam tari Piring adalah suasana gembira. Tari Piring menggunakan lagu-lagu yang diiringi musik talempong dan saluang. Tari Piring sering ditampilkan dengan berbagai variasi, baik variasi gerakan,jumlah penari, dan busana.
Nuansa yang ditampilkan dalam tari Piring adalah suasana gembira. Tari Piring menggunakan lagu-lagu yang diiringi musik talempong dan saluang. Tari Piring sering ditampilkan dengan berbagai variasi, baik variasi gerakan,jumlah penari, dan busana.
Asal Daerah
Tari Piring Minangkabau merupakan Salah satu seni tari asal Minangkabau, Sumatera Barat yang masih sering dipentaskan .
Sejarah
Tari Piring dikatakan tercipta daripada ''wanita-wanita cantik yang berpakaian indah,serta berjalan dengan lemah lembut penuh kesopanan dan ketertiban ketika membawa piring berisi makanan yang lezat untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa sebagai sajian. Wanita-wanita ini akan menari sambil berjalan, dan dalam masa yang sama menunjukan kecakapan mereka membawa piring yang berisi makanan tersebut".
Kedatangan Islam telah membawa perubahan kepada kepercayaan dan konsep tarian ini. Tari Piring tidak lagi dipersembahkan kepada dewa-dewa, tetapi untuk majlis-majlis keramaian yang dihadiri bersama oleh raja-raja atau pembesar negeri.
Kedatangan Islam telah membawa perubahan kepada kepercayaan dan konsep tarian ini. Tari Piring tidak lagi dipersembahkan kepada dewa-dewa, tetapi untuk majlis-majlis keramaian yang dihadiri bersama oleh raja-raja atau pembesar negeri.
Sejarah Asal Tari Piring MinangkabauMengenai waktu kemunculan pertama kali Tari Piring ini belum diketahui pasti, tapi dipercaya bahwa Tari Piring telah ada di kepulaian melayu sejak lebih dari 800 tahun yang lalu.
Tari Piring juga dipercaya telah ada di Sumatra barat dan berkembang hingga pada zaman Sri Wijaya. Setelah kemunculan Majapahit pada abad ke 16 yang menjatuhkan Sri Wijaya, telah mendorong Tari Piring berkembang ke negeri-negeri melayu yang lain bersamaan dengan pelarian orang-orang sri wijaya saat itu.
Tari Piring juga dipercaya telah ada di Sumatra barat dan berkembang hingga pada zaman Sri Wijaya. Setelah kemunculan Majapahit pada abad ke 16 yang menjatuhkan Sri Wijaya, telah mendorong Tari Piring berkembang ke negeri-negeri melayu yang lain bersamaan dengan pelarian orang-orang sri wijaya saat itu.
Ragam Gerak Tari Piring
Gerakan tari piring pada umumnya adalah meletakkan dua buah piring di atas dua telapak tangan yang kemudian diayun dan diikuti oleh gerakan-gerakan tari yang cepat, dan diselingi dentingan piring atau dentingan dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya.
Pada akhir tarian, biasanya piring-piring yang dibawakan oleh para penari dilemparkan ke lantai dan kemudian para penari akan menari di atas pecahan-pecahan piring tersebut.
Pada akhir tarian, biasanya piring-piring yang dibawakan oleh para penari dilemparkan ke lantai dan kemudian para penari akan menari di atas pecahan-pecahan piring tersebut.
Tarian ini diiringi oleh alat musik Talempong dan Saluang. Jumlah penari biasanya berjumlah ganjil yang terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Kombinasi musik yang cepat dengan gerak penari yang begitu lincah membuat pesona Tari Piring begitu menakjubkan. Pakaian yang digunakan para penaripun haruslah pakaian yang cerah, dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan.
Ragam gerak tari Piring ini dilakukan di atas pecahan kaca. Gerakan-gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
- Gerak pasambahan; Gerak yang dibawakan oleh penari pria bermakna sembah syukur kepada Allah Swt. serta permintaan maaf kepada penonton yang menyaksikan tari ini agar terhindar dari kejadian-kejadian yang dapat merusak jalannya pertunjukan.
- Gerak singanjuo lalai; Gerak ini dilakukan oleh penari wanita yang melambangkan suasana di hari pagi, dilakukan dengan gerakan-gerakan lembut.
- Gerak mencangkul; Gerak ini melambangkan para petani ketika sedang mengolah sawah.
- Gerak menyiang; Gerak tari berpasangan dari sumatra ini menggambarkan kegiatan para petani saat membersihkan sampah sampah yang akan mengganggu tanah yang akan digarap.
- Gerak membuang sampah; Gerak ini menggambarkan tentang bagaimana para petani mengangkat sisa-sisa sampah untuk dipindahkan ke tempat lain.
- Gerak menyemai; Gerak ini melambangkan bagaimana para petani menyemai benih padi yang akan ditanam.
- Gerak memagar; Gerak ini menggambarkan para petani dalam memberi pagar pada pematang sawah agar tehindar dari binatang liar.
- Gerak mencabut benih; Gerak ini menggambarkan bagaimana mencabut benih yang sudah ditanam.
- Gerak bertanam; Gerak ini menggambarkan bagaimana para petani memindahkan benih yang telah dicabut.
- Gerak melepas lelah; Gerak ini menggambarkan bagaimana para petani beristirahat melepas lelah sesudah melaksanakan pekerjaan mengolah sawah.
- Gerak mengantar juadah; Mengantar juadah ini berarti mengantar makanan kepada para petani yang telah mengolah sawah.
- Gerak menyabit padi; Gerak ini dibawakan oleh penari pria yang menggambarkan bagaimana para petani di sawah pada saat menyabit padi.
- Gerak mengambil padi; Gerak ini dibawakan oleh penari wanita saat mengambil padi yang telah dipotong oleh penari pria.
- Gerak manggampo padi; Gerakan yang dilakukan dalam hal mengumpul padi dan dibawa ke suatu tempat.
- Gerak menganginkan padi; Gerak ini menggambarkan padi yang telah dikumpulkan untuk dianginkan dan nantinya akan terpisah antara padi dan ampas padi.
- Gerak mengirik padi; Gerak yang menggambarkan bagaimana para petani mengumpulkan padi dan menjemurnya.
- Gerak membawa padi; Gerak yang dilakukan para petani saat membawa padi untuk dibawa ke tempat lain.
- Gerak menumbuk padi; Gerak yang dilakukan untuk menumbuk padi yang telah dijemur dilakukan oleh pria, sedangkan wanita mencurahkan padi.
- Gotong royong; Gerak yang dilakukan secara bersama yang melambangkan sifat kegotongroyongan.
- Gerak menampih padi; Gerakan yang menggambarkan gerakan bagaimana para petani menampih padi yang telah menjadi beras.
- Gerak menginjak pecahan kaca; Penggabungan dari berbagai gerak dan diakhiri oleh penari menginjak-injak pecahan kaca yang dilakukan dengan atraktif dan ditambah dengan beberapa gerak-gerak improvisasi penari.
Pola Lantai Tari Piring
Pola lantai yang dipergunakan dalam tari ini adalah lingkaran besat dan kecil, berbaris, spiral, horizontal, dan vertikal serta penempatan level bawah, leve sedang serta level atas ditambah dengan pembagian beberapa kelompok.
Berbagai macam gerak tari Piring tersebut dibagi ke dalam tiga fase, yaitu gerak awal yang terdiri atas gerak pasambahan dan singanjuo lalai. Bagian tengah terdiri atas gerak mencangkul sampai gerak menampih padi, dan bagian akhir terdiri atas gerak menginjak pecahan kaca.
Iringan Musik
Pada kebiasaannya, kumpulan Rebana yang mengiringi dan mengarak pasangan pengantin diberi tanggungjawab untuk mengiringi persembahan Tari Piring. Namun, dalam keadaan tertentu Tari Piring boleh juga diiringi oleh alat musik lain seperti Talempong dan Gendang.
Tari Piring diiringi oleh musik Penayuhan. Contoh lagu pengiringnya yaitu Takhian sai tiusung, Takhi pikhing khua belas, Seni budaya lappung, Dang sappai haga tekas (jangan sampai ditinggalkan)
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari Piring adalah talempong, gandang, seruling, dan jentikan jari penari terhadap piring yang dipegang.
Busana Penari
Busana yang digunakan oleh penari tari piring terbagi atas dua jenis busana yaitu busana tari untuk penari pria dan juga busana tari untuk penari wanita.
Busana Penari pria
Busana rang mudo/baju gunting China yang berlengan lebar dan dihiasai dengan missia (renda emas).Saran galembong, celana berukuran besar yang pada bagian tengahnya (pisak) warnanya sama dengan baju.
Foto: Tari Piring/tarusan.wordpress |
Sisamping dan cawek pinggang, yaitu berupa kain songket yang dililitkan di pinggang dengan panjang sebatas lutut. Adapun cawek pinggang adalah ikat pinggang yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan sesamping yang pada ujungnya diberi hiasan berupa rumbai-rumbai. Deta/destar, yaitu penutup kepala yang tebuat dari bahan kain songket berbentuk segitiga yang diikatkan di kepala.
Busana penari wanita
- Baju kurung yang terbuat dari satin dan beludru.
- Kain songket; Selendang songket yang dipasang pada bagian kiri badan.
- Tikuluak tanduak balapak, yaitu penutup kepala khas wanita Minangkabau dari bahan songket yang meyerupai tanduk kerbau.
- Aksesoris berupa kalung rambai dan kalung gadang serta subang/anting.
B. Macam-Macam Tari Berpasangan di Indonesia
Selain contoh tari berpasangan yang sudah kita simak di atas, ada juga tari-tari berpasangan lain yang dapat dipelajari dan kita kuasai sebagai bentuk rasa cinta kita terhadap budaya nusantara. Beberapa contoh lain dari tari berpasangan tersebut yaitu:
- Tari Banjar Bagandut
- Tari Cakalele
- Tari Jaipong
- Tari Cokek
- Tari Pendet
- Tari Ketuk Tilu
- Tari Jepen
- Tari Kanjar
- Tari Serampang Duabelas
- Tari Bedhaya
- Tari Serimpi
- Tari Jsathilan
- Tari Gandrung
- Tari Remo
Untuk pembahasan materi tentang tari berpasangan dari sumatra ini saya akan lebih melengkapinya lagi dengan membahas masing-masing tari tersebut di atas pada kesempatan lain. Semoga apa yang dapat dibagikan pada kesempatan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.