Tugas Tentang Teks Cerita Hikayat Talaga Warna, Bogor - setelah contoh hikayat keris gandring kali ini kita akan membahas mengenai hikayat telaga warna. Contoh hikayat kali ini merupakan contoh hikayat terkenal dari tanah air yang patut untuk kita baca dan pelajari.
Sebelum lebih jauh, mungkin ada yang penasaran dan ingin tahu bagaimana sebenarnya inti cerita dari hikayat yang satu ini. Sebagai bocoran, cerita ini pada intinya mengisahkan tentang kesombongan.
Benar, kesombongan yang dilakukan oleh seseorang sehingga akhirnya ia pun mendapatkan azab dari sang pencipta.
1) Teks telaga warna
2) Kesimpulan telaga warna
3) Tokoh utama telaga warna
4) Legenda telaga warna dieng
5) Hikayat telaga warna singkat
6) Ringkasan cerita telaga warna
7) Karakteristik hikayat telaga warna
8) Jelaskan hal hal menarik tentang tokoh cerita rakyat telaga warna
Tentu dari situ saja kita sudah bisa mengambil garis lurus mengenai pesan moral yang ada dalam kisah tersebut. Ini tentu menarik apalagi sekarang ini kebanyakan sudah lupa dengan nilai-nilai luhur yang dulu menjadi pijakan hidup.
Nanti saja kita bahas lebih jauh mengenai hal itu. Yang penting tentu lebih baik menikmati kisah menarik tersebut lebih dulu. Nah, mohon maaf, karena cukup panjang jadi kita hanya bisa sajikan sedikit cuplikan dari kisah tersebut.
Agar tidak terlalu panjang berikut dapat kita lihat cuplikan dari cerita hikayat yang dapat kita analisa sebagai tugas sekolah. Yuk kita baca dulu sedikit cuplikan hikayat ini.
Hikayat Talaga Warna, Bogor
Untuk Referensi Bahan Tugas Analisis
Zaman dahulu kala, wilayah Puncak, Bogor ini adalah sebuah kerajaan yang makmur. Kerajaan ini bernama Kutatanggeuhan. Dipimpin oleh seorang Raja yang Adil bijaksana, bernama Prabu Suarnalaya dengan permaisurinya bernama Purbamanah.
Di bawah kepemimpinannya rakyat hidup sejahtera, karena memang alam yang subur telah memberi kehidupan yang layak buat semua masyarakat.
Di tengah semua kemakmuran dan kebahagiaan rakyatnya, sesunggunya Raja sedang merasa risau dan sedih. Perkawinan nya yang sudah memasuki tahun ke-20 tidak juga di beri keturunan.
Berbagai macam cara telah di lakukan oleh semua cerdik pandai di negeri Kutatanggeuhan. Akhirnya mereka semua menyerah dan menyarankan Raja untuk mengangkat anak saja sebagai penerusnya. Namun Raja menolak semua saran ini.
Akhirnya Prabu Suarnalaya memutuskan untuk bertirakat dan bertapa selama beberapa lama di Puncak Gunung Gede.
Di hari kedua, datang seorang malaikat menyapanya, “Wahai prabu Suarnalaya, sebaiknya kamu pulang saja, nasib mu sudah di putuskan, tidak akan ada keturunan darimu. Kamu sebaiknya mengangkat anak saja”.
Sang Raja sangat marah mendengar ini.” Wahai malaikat, kenapa aku tidak diberi keturunan, bukankah selama ini aku selalu berbuat baik?” serunya. Malaikat tidak memperdulikannya dan segera pergi.
Sang Raja termenung di pertapaannya. Diapun kembali bersemedi dan berkata dalam hati, aku akan terus bertapa disini sampai ada yang bisa mengabulkan permintaanku, sekalipun itu iblis. Di minggu kedua, Raja sudah hampir menyerah, ketika satu suara membangunkannya.
Wahai Raja Katatangeuhan, kulihat kau sangat ingin punya anak? Satu suara tanpa wujud datang dari arah samping nya.
Dengan wajah masih diliputi kekagetan sang raja berkata, “Ya benar…, ku tak akan pulang sampai ada yang mampu mengabulkan permintaanku. Siapa anda? Tolong tunjukkan wujud mu?”
Hening sesaat…
***Bersambung***
Untuk rekan yang berminat membaca atau mempelajari hikayat telaga warna ini, rekan pelajar tidak perlu khawatir karena Tusek telah menyiapkan naskah lengkapnya atau cerita lengkap hikayat telaga warna tersebut. Silahkan baca di ruang baca sebelah melalui link yang sudah disediakan.
Cerita Hikayat Talaga Warna
Melalui link diatas rekan juga dapat menyalin cerita hikayat ini ke flashdisk agar dapat dipelajari dirumah. Jika pembahasan ini berguna silahkan berlangganan email rekan untuk berlangganan pembahasan tugas sekolah lainnya.
Kirana itu saja dulu pembahasan kita kali ini. Lain waktu akan kita sambung lagi lebih jauh, misalnya dengan menghadirkan analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik dari kisah di atas. Itu saja, salam hangat dari kami, tetap semangat belajar ya!