Sepulang Sekolah Sore, Contoh Cerpen tentang Hantu - Aku sedang duduk di bangku sekolahku dan sedang menikmati
pemandangan sekolah. Di jam ini adalah jam istirahat, hingga akhirnya 15 menit
lagi aku masuk. Suasana begitu nyaman duduk dengan temanku dan saling berbagi
canda tawa dan keceriaan.
Belum lagi minuman menyegarkan yang sedang aku pegang menambah kenyamanan duduk mengobrol dengan temanku.
“Sepulang sekolah kalian mau kemana..?”, ungkapku. “Aku langsung pulang ajalah”, ungkap Rina temanku. “Aku juga pulanglah”, ungkap Septi temanku.
“Aduh padahal aku mau ngajakin kalian wifi-an di kelas sepulang sekolah, sambil ngerjain tugas”, ungkapku. “Aduh sori banget Vera, tapi aku memang sudah janji sama orang tuaku mau langsung pulang”, ungkap Rina.
“Sepulang sekolah kalian mau kemana..?”, ungkapku. “Aku langsung pulang ajalah”, ungkap Rina temanku. “Aku juga pulanglah”, ungkap Septi temanku.
“Aduh padahal aku mau ngajakin kalian wifi-an di kelas sepulang sekolah, sambil ngerjain tugas”, ungkapku. “Aduh sori banget Vera, tapi aku memang sudah janji sama orang tuaku mau langsung pulang”, ungkap Rina.
“Aku juga sudah ada janji sama tetanggaku mau ngambil
pesenan baju”, ungkap Septi.
“Ya sudah enggakpapa kok, aku enggak papa sendirian wifian
di sini”, ungkapku.
“Aduh jadi enggak enak ini”, ungkap Rina.
“Santai aja lagi”, ungkapku.
“Teng...! Teng..! Teng..”, bunyi bel tanda menyuruh masuk
semua murid ke kelas.
Aku dan kedua temanku mulai berdiri dan berjalan menuju ke
kelas. Dengan begitu pelan aku berjalan sambil mengobrol dan terus bercanda.
Hingga sampailah aku di depan kelas dan kemudian masuk ke kelas. Aku duduk di tempat duduk, dan mengeluarkan buku dan siap untuk mengikuti pelajaran.
Hingga sampailah aku di depan kelas dan kemudian masuk ke kelas. Aku duduk di tempat duduk, dan mengeluarkan buku dan siap untuk mengikuti pelajaran.
Ibu guru masuk ke kelas dan kemudian duduk di bangku guru. “Siang anak-anak”, ungkap ibu guru.
“Iya ibu guru, siang”, ungkap kami semua. “Sekarang kita belajar sejarah ya”, ungkap ibu guru. “Iya buk”.
Aku membuka buku sejarah dan mulai melihat-lihat catatanku
yang kemarin. “Anak-anak sekalian apakah kalian masih ingat apa yang ibu
sampaikan kemarin..?”, ungkap ibu guru.
Murid terdiam dan saling tengok dan ke kiri. “Bagaimana kalian masih ingat”, ungkap ibu guru. “Iya buk ingat”, ungkap para murid.
Murid terdiam dan saling tengok dan ke kiri. “Bagaimana kalian masih ingat”, ungkap ibu guru. “Iya buk ingat”, ungkap para murid.
Ibu guru mencatat materi ke papan tulis dengan begitu rapi dan mudah untuk di baca. Dengan begitu gesitnya dia terus menulis hingga papan
tulis penuh dengan tulisannya.
Setelah itu dia membalik badan melihat kami yang ada di belakang dan mulai menerangkan satu-persatu yang ada di papan tulis. Dengan begitu lantang dan bahasa yang mudah di pahami, dia terus menerangkan apa yang di tulisnya.
Setelah itu dia membalik badan melihat kami yang ada di belakang dan mulai menerangkan satu-persatu yang ada di papan tulis. Dengan begitu lantang dan bahasa yang mudah di pahami, dia terus menerangkan apa yang di tulisnya.
Sementara aku terus memperhatikan apa yang di katakan dan di
tulis oleh ibu guru. Aku meletakkan tanganku dan pandangan mata ke depan tanpa
sedikitpun melihat ke arah lain. Aku merasa teman-temanku juga begitu, mereka
fokus dengan apa yang di sampaikan oleh guru.
Begitu asyiknya mendengar dan mengikuti pelajaran, waktu 2
jam tidak terasa kami habiskan untuk memperhatikan pelajaran sejarah ini.
Dengan pelajaran ini kami menjadi tahu bagaimana sejarah tersebut berjalan.
Yang menariknya lagi ada banyak hikmah yang bisa di dapat dari mempelajari sejarah. Yang tentunya akan membuat kita semua bijak, sehingga tidak akan melakukan kesalahan yang pernah di lakukan oleh nenek moyang kita.
Yang menariknya lagi ada banyak hikmah yang bisa di dapat dari mempelajari sejarah. Yang tentunya akan membuat kita semua bijak, sehingga tidak akan melakukan kesalahan yang pernah di lakukan oleh nenek moyang kita.
Selain itu kita juga bisa menilai dengan adanya pelajaran
sejarah ini. Kita bisa menilai sekaligus membandingkan, antara dulu dengan
sekarang.
Keduanya tentu mempunyai kekurangan dan kelebihan yang wajib dan menarik untuk di kaji. Sebab itulah sejarah bisa membuat kita lebih bijak lagi dalam menjalani hidup kedepannya.
Keduanya tentu mempunyai kekurangan dan kelebihan yang wajib dan menarik untuk di kaji. Sebab itulah sejarah bisa membuat kita lebih bijak lagi dalam menjalani hidup kedepannya.
Pelajaran sejarah sudah selesai, sementara guru menyuruh
kita untuk berdoa sebelum pulang. Kami menundukkan kepala dengan begitu tenang
dan hikmat.
Kami semua meminta perlindungan dan keselamatan ketika pulang. Setelah doa selesai kami diperkenankan untuk kembali mengangkat kepala kami lagi.
Kami semua meminta perlindungan dan keselamatan ketika pulang. Setelah doa selesai kami diperkenankan untuk kembali mengangkat kepala kami lagi.
“Anak-anak sekalian sampai di sini perjuampaan kita hari
ini, senang bisa mengajar kalian dan sampai berjumpa lagi minggu depan. Selamat
siang menjelang sore dan hati-hati di jalan”, ungkap guru dan langsung keluar
dari kelas.
Semua murid juga sudah mulai berdiri dan hendak pulang. “Vera,
tinggal dulu ya”, ungkap Septi dan juga Rina. “Iya, hati-hati ya”.
Mereka berjalan keluar dengan anak-anak yang lain, sementara
itu aku sendirian di kelas ini. Tetapi aku tenang ada penjaga sekolah yang
sedang bersih-bersih halaman, sehingga aku tidak perlu takut dan risau.
Aku mulai mengambil laptop dan menghidupkannya. Terlihat layarnya sudah bercahaya dan siap untuk digunakan.
Aku mulai mengambil laptop dan menghidupkannya. Terlihat layarnya sudah bercahaya dan siap untuk digunakan.
Aku mulai menghubungkan laptop dengan jaringan wifi yang ada
di sekolah ini. Dan setelah menunggu beberapa detik akhirnya jaringan internet
tersambung juga.
Kini laptop sudah bisa mengakses internet dengan begitu cepat. Aku membuka internet dan aku mulai mencari sebuah informasi berkaitan dengan tugas sekolahku.
Kini laptop sudah bisa mengakses internet dengan begitu cepat. Aku membuka internet dan aku mulai mencari sebuah informasi berkaitan dengan tugas sekolahku.
Aku memasukkan kata kuncinya di pencarian google, dan
kemudian aku memencet tombol enter. Dan google memberikan banyak sekali tampilan atas
kata kunci yang aku masukan.
Aku mulai mengeklik dan muncul, setelah itu aku kopi dan aku masukan ke miscroskop word. Kini tugasku sudah selesai, dan sudah saatnya pulang, karena hari sudah hampir magrib.
Aku mulai mengeklik dan muncul, setelah itu aku kopi dan aku masukan ke miscroskop word. Kini tugasku sudah selesai, dan sudah saatnya pulang, karena hari sudah hampir magrib.
Aku keluar dari kelas dan kulihat suasana di luar yang
begitu sepi tanpa ada orang satupun. Aku pulang dengan berjalan kaki.
Aku berjalan melewati kebun-kebun warga, ya memang tidak jauh tetapi cukup mengerikan bila berjalan sendirian.
Aku berjalan melewati kebun-kebun warga, ya memang tidak jauh tetapi cukup mengerikan bila berjalan sendirian.
“Hi..! hi...! hi....”, suara di balik pohon dan membuat bulu
kuduk sedikit merinding. Aku berhenti sejenak untuk memastikan apakah benar
apa yang ku dengar.
Suara tertawa dengan begitu
misteriusnya terdengar lagi. Aku berlari setelah mendengar suara yang
menyeramkan tersebut. Suara tersebut terdengar lagi dan malah semakin kencang
terdengar ketika aku lari.
Ketika aku berlari aku di kagetkan dengan munculnya pocong
di hadapanku. Dengan begitu ragu aku menghentikan lariku dan kembali lagi ke arah
sekolah.
Aku berlari dengan begitu rasa takutnya karena begitu takut melihat hantu. Tidak sampai di sekolah ada penjaga sekolahan yang juga hendak pulang.
Aku berlari dengan begitu rasa takutnya karena begitu takut melihat hantu. Tidak sampai di sekolah ada penjaga sekolahan yang juga hendak pulang.
“Pak tolong pak..!”, ungkapku dengan begitu terengah-engah. Penjaga
sekolah tersebut kebingungan dan berkata,”Ada apa..?”. Aku yang begitu
ketakutan berkata,”Ada setan di sana”, ungkapku.
“Di mana..?”,ungkapnya.
“Di kebun”.
“Lah… kamu jam segini belum sampai rumah..?”, ungkap penjaga
sekolah.
“Iya tadi saya wifian dulu di sekolah, dan sekarang hendak
pulang, tapi sesampainya di kebun ada setan yang mencegatku makanya aku balik
lagi”, ungkapku dengan begitu ketakutan. “Ya sudah bareng sama bapak saja,
kebetulan bapak juga mau pulang”, ungkap penjaga sekolah.
Aku berjalan dengan begitu perlahan dengan penjaga tersebut.
Aku terus berjalan di sampingnya dan tidak berani di belakangnya ataupun di
depannya.
“Besok lagi kalau mau pulang sore ajak temanmu”, ungkap
penjaga tersebut. “Ya tadi saya sudah ajak teman, tapi mereka lagi pada sibuk,
jadi enggak bisa”, ungkapku sambil terus berjalan dan menghadap depan.
“Ini di sini aku lihat setan”, ungakpku sambil menunjuk
tempatnya. “Tenang saja setannya tidak bakal muncul lagi”. Aku berjalan terus
dengan penjaga sekolah tersebut dan akhirnya sampai rumah.
--- oOo ---