Cerita Cerpen Horor yang Singkat Terbaru - Pagi yang cerah aku duduk bersama dengan anakku dan kami
sedang memasak bersama. Aku sedang mengupas bawang sedang dia sedang mengiris
cabai.
Kami bekerja dengan begitu cekatan-nya hingga pekerjaan kami selesai.
Setelah selesai kami memasukkan bawang cabai ,ku masukan ke wajan panas yang sudah
di bakar api yang menyala-nyala.
“Mah, tolong ambilkan kecap di depan nak”, ungkapku kepada
anakku. “Iya Buk”, ungkap Imah dan langsung berjalan menuju depan. Tak lama
kemudian dia kembali lagi dan memberikan kecap tersebut kepadaku. Hingga
akhirnya aku dan Imah kembali berdiri di sampiing wajan penggorengan tersebut
sambil mengobrol.
“Buk, aku itu sebel sekali sama Reno tetangga kita yang
rumahnya sebelah, selalu gangguin aku”, ungkap Imah dengan begitu kesal. “Emang
kenapa, dia kan suka sama kamu,” ungkkapku. “Iya tapi aku tidak suka sama dia”,
ungkap Imah.
“Yah namanya orang suka tidak bisa di bohongi, biarkan
sajalah kalau memang dia suka, dan kamu punya hak kok untuk tidak membalas
cintanya”, ungkapku kepada Imah. “Iya si buk, tapi aku risih aja sama dia”,
ungkap Imah. “Lama-lama kan dia capek sendiri ngejar-ngejar kamu”, ungkapku.
“Tolong ambilkan piring di rak makan”, ungkapku sambil
membolak-balik masakan hingga bumbu merata. Irma berjalan dan mengambil piring
lalu memberikannya keadaku. Aku memindahkan masakan tersebut ke piring, dan
selanjutnya aku letakan di meja makan.
Setelah itu aku menggoreng tempe untuk lauk kita bersama.
Aku goreng hingga warna agak kecoklatan dan hingga akhirnya aku tiriskan. Kini
aku bisa memulai makan dengan anak dan suamiku.
Aku berjalan sambil membawa lauk ke meja makan dan
berkata,”Imah, panggil ayah, kita sarapan bareng”., ungkapku kepadanya Imah.
Imah berjalan ke arah depan dan menghampiri ayahnya.
Terdengar oleh ku, Imah sedang memeanggil ayahnya dan mengajaknya untuk sarapan
besama. Ayahnya berdiri dan kemudian berjalan menghampiriku. “Ayo yah, makan”,
ungkapku kepada suamiku.
Mereka sudah mulai
duduk dan mengambil makanan yang sudah aku siapakan. Setelah itu mereka mulai
melahap makanna yang sudah diambilnya. Dan suasana sarapan begitu hangat
setelah, aku melihat anak dan suamiku makan bersamaku. Sungguh nikmat yang
luarbiasa yang tuhan sudah di berikan kepadaku.
Kami terus menikmati makanan yang sudah kami siapakan. Siapa
sangka anak dan suamiku tambah lagi ketika merasakan masakanku. “Enak banget
ini masakan siapa ya..?”, ungkap suamiku sambil memasukan tangannya ke dalam,
Ceteng, tempat untuk nasi. Dia mengambil
makanna lagi dan kemudian makan lagi. sementara kau hanya tersenyum ketika
suamiku berkata demikian.
Setelah makan perut kami terasa begitu kenyang, kami duduk
dan kemudian meminum air putih. Suamiku mengankat tangannya dan melihat jam
yang melingkar di tangannya. Berucap,”Wah sudah siang ya”, lalu menurunkan
tangannya lagi. Dia berdiri dan berjalan seperti buru-buru sekali.
“Mau kemana yah”, ungkapku kepadanya.
“Aku ada janji sama temanku, aku pergi dulu nda”, ungkapnya
dan berjalan menuju pintu depan.
Sementara aku dan Imah mulai berdiri dan merapihkan makanan
dan piring makan kami. Dengan begitu giatnya Imah mengangkat sendoknya dan
mengumpulakan sendok tersebut menjadi satu, setelah itu baru menumpuk
piringnya.
Imah membawa piring kotor tersebut ke belakang dan
mencucinya, sementara aku membawa makanan ke dalam lemari makan. Selanjutnya aku
berjalan kembali ke ruangan makan dan mengelap mejanya. Terlihat meja kini
berubah menjadi bersih.
Tidak terasa hari sudah siang dan sudah menunjukan jam
10:30, kini aku bergegas menuju kamar mandi. Aku cukup lega, karen pekerjaan
rumah tanggaku sudah selesai semua, kini tinggal santai. Usai mandi aku
berjalan ke kamar dan berganti baju. Sementara itu giliran Imah yang mandi.
Hari bertambah siang, usai berhias dan berganti baju aku
duduk diruangan televisi, untuk melihat program kesayanganku. Sementara itu
Imah yang sudah terlihat begitu cantik dan wangi berjalan hendak pergi. “Mau
kemana kamu Imah..?”, ungkapku kepadanya. “Aku mau ke rumah Seli temanku, aku
berangkat dulu ya ma”, ungkapnya dan mencium tanganku. “Ya hati-hati”, kataku.
Aku menhabiskan hariku untuk menonton televisi, hingga aku
tak sadar hari sudah semakin sore. Suami dan anakku sudah pulang, dan terlihat
mukanya sudah kusam dan kelelahan. Mereka duduk sejenak dan setelah itu Imah
mandi. Baru setelah itu suamiku yang mandi.
Malam sudah menjelang, aku memanggil suami dan anakku yang
ada di ruangan televii untuk makan malam bersama. “Ayah, Imah, ayo makan
bersama, makanannya sudah siapa”, unkapku kepada anak dan suamiku.
Mereka berdiri dan kemudian makan bersama. Usai makan kami
duduk kembali di ruangan televisi dan melihat televisi hingga larut malam.
Terlihat muka mereka yang sudah mulai mengantuk.
“Mah aku tidur dulu ya”, ungkap imah. “Aku juga ya”, ungkap
suamiku dan berdiri menuju kamar. Akhirnya aku pun ikut dengan suamiku, karena
tidak asyik rasanya menonton televisi sendirian. Aku masuk kamar dan kemudian
tidur di smaping suamiku.
“Tolong..!, Tolong..!”, suara Imah berteriak-teriak.
“Yah, Yah.. itu anak kita kenapa yah”, ungkapku kepada
suamiku ketika di kamar.
“Enggak tau, kita lihat yok”, ugkap suamiku.
Aku dan suamiku lekas berlari menuju kamar anakku, dan
hingga aku sampai di kamarnya. Aku melihat anakku menangis tanpa kendali, dia
juga melempar semuanya yang ada di
dekatnya, hingga kamarnya menjadi berantakan.
“Anak kita kenapa ini yah, kok tiba-tiba seperti
ini”,ungkapku dengan begitu paniknya. “Ayah juga tidak tahu nda”, ungkap
suamiku. Aku mendekatinya dan memeluknya, aku berkata,”Kamu kenapa sayang”. Dia
tidak menjawab pertanyaanku dan terus
menangis.
“Sepertinya anak kita kemasukan jin Nda”, ungkap suamiku.
“Terus gimana dong..?”, ungkapku kepadanya.
“Iya tenang Nda, kebetulan ayah ada kenalan paranormal
sakti, entar papa telvon ya”, ungkap suamiku.
Suamiku pergi dari kamar anakku untuk menelpon paranormal
sakti. Setelah selesai menelpon dia kembali ke kamar. “Sebentar lagi teman papa
datang”, ungkap suamiku.
Tak lama kemudian teman suamiku sudah datang, dan suamiku
membukakan pintu untuknya lalu membawanya ke kamar anakku. “Tolong anak saya
bang”, ungkap suamiku. “Iya tenang, saya akan mencoba memeriksanya dulu”,
ungkapnya dan kemudian duduk dan membaca mantra.
Setelah sedikit lama paranormal tersebut membaca mantra,
membuka matanya dan melihatku.
“Anakmu terkena guna-guna”, ungkap paranormal.
“Siapa yang mengguna-guna anak saya bang”, ungkap suamiku.
“Menurut penerawanganku, orangnya tidak jauh dari sini, dia
masih satu desa dengan kalian”, ungkap paranormal.
Terbesit pikiran di kepala ku,”Apa yang di ceritakan Imah
tadi pagi ya, yaitu Reno”. “Yah tadi pagi Imah sempat cerita ya, ada seorang
laki-laki yang suka sama dia, dan laki-laki tersebut selalu ngejar-ngejar Imah,
tapi Imah tidak mau”, ungkapku kepada suamiku.
“Siapa Nda, biar aku gorok lehernya”, ungkap suamiku dengan
begitu marahnya.
“Katanya si Reno, dia anak tetangga sebelah kita”, ungkapku.
Hingga akhirnya suamiku yang benar-benar terpengaruh amarah
yang berluap-luap langsung mendatangi rumah Reno. Suamiku langsung menghajar
Reno hingga hidungnya keluar darah.
Hingga akhirnya Reno tersebut mengakui apa yang diperlakukannya kepada Imah. Reno mengambil lagi guna-guna yang sudah dikirim kepada Imah, dan akhirnya Imah sembuh dari guna-guna.
Hingga akhirnya Reno tersebut mengakui apa yang diperlakukannya kepada Imah. Reno mengambil lagi guna-guna yang sudah dikirim kepada Imah, dan akhirnya Imah sembuh dari guna-guna.
--- oOo ---