Cerpen Horor Lucu yang Singkat - Siang ini aku dipanggil kerja di sebuah rumah sakit yang
tidak jauh dari rumahku. Dengan memakai baju putih dan celana hitam aku begitu
riang dan tidak sabar ingin cepat sampai di rumah sakit.
Aku berangkat menuju
rumah sakit menggunakan angkot, yang juga dengan penumpang yang lainnya. Perasaan begitu senang, meskipun di angkot aku duduk secara
berdesak-desakan dengan penumpang lain.
Udara di dalam angkot begitu panas dan sangat pengap. Tetapi tiada pilihan lain selain angkot ini, yang murah dan mudah untuk aku dapatkan. Aku duduk di samping orang tua yang usianya sudah lanjut.
Dia bersandar di bagian dinding mobil, sementara aku duduk tanpa bersandar karena sangat menghargai orang tua yang ada di sampingku. Tidak ada pilihan lain, karena biarlah yang muda mengalah.
Udara di dalam angkot begitu panas dan sangat pengap. Tetapi tiada pilihan lain selain angkot ini, yang murah dan mudah untuk aku dapatkan. Aku duduk di samping orang tua yang usianya sudah lanjut.
Dia bersandar di bagian dinding mobil, sementara aku duduk tanpa bersandar karena sangat menghargai orang tua yang ada di sampingku. Tidak ada pilihan lain, karena biarlah yang muda mengalah.
Aku sudah cukup senang dengan perasaan yang menimpa hatiku.
Nasibkulah yang membuatku seperti ini. Aku tetap senang dan tetap bahagia meski
merasakan sedikit capek karena duduk tanpa bersandar. Semua ini aku jalani
dengan penuh keiklasan.
Hingga ketika aku sedang duduk dengan tegabnya tanpa bersandar,
mobil tiba-tiba mengerem dengan secara mendadak. Aku terpental hingga mukaku
mendarat dipangkuan ibu-ibu. Aku mencoba bangun lagi dengan tersenyum dan
berkata,”Maaf ya buk”. Ibu tersebut menjawab,”Iya gak papa dek”, sambil
tersenyum.
Aku melihat ke depan, ternyata ada anak Tk dan guru hendak
menyebrang. Sang sopir berhenti sejenak, hingga akhirnya bisa berjalan lagi.
Setelah sang guru sudah selesai menybrangkan anak didiknya, sang supir mnginjak
lagi gasnya dan melaju untuk sampai ketujuan penumpangnya. Kini sudah dekat
tempat rumah sakit yang menjadi tujuanku.
Sang sopir terus melaju dengan kecepatan sedang, dan mukaku
sudah dislimuti dengan perasan yang tambah riang. Hingga tak lama kemudian
sampailah aku di rumah sakit. “kiri bang”, ungkapku kepada sang sopir. Sang
sopir memberhentikan mobilnya dan tepat di depan gerbang rumah sakit. Aku turun
dari angkot dan kemudian membayarnya.
Aku melihat gedung rumah sakit yang begitu tinggi dan megah.
Tanpa berfikir panjang aku langsung masuk
dan bertanya kepada pak satpam.
“Selamat pagi pak, saya ke sini mau interview, setelah
kemarin saya mendapatkan sms ini dari rumah sakit ini”, ungkapku ssambil
memperlihatkan smsnya. “O iya ayo langsung saja kita ke personalia”, ungkap
satpam.
Aku dan satpam tersebut berjalan ke ruangan personalia. Aku
hendak masuk setelah sampai di depan ruangan personalia, sementara satpam
tersebut pergi dan kembali bekerja. Dengan sopannya aku mengetuk pintu dan
menunggu staf yang ada di ruangan tersebut berkata,”Masuk”.
Setelah sedikit lama sang personalia berkata “masuk”. Aku masuk dengan membuaka pintu dan setelah itu menutupnya kembali.
Setelah sedikit lama sang personalia berkata “masuk”. Aku masuk dengan membuaka pintu dan setelah itu menutupnya kembali.
Aku berdiri sejenak, dan staf tersebut memintaku untuk
duduk. “Iya mas Tursimin ya..?”, ungkap staf tersebut. “Iya Bu”, ungkapku.
“Iya kami memang kemarin sudah mengirim sms kepada anda, dan
sekarang anda sudah datang ke sini. Saya mau memberitahukan, bahwa anda
diterima kerja di rumah sakit ini sebagai satpam, bagaimana siap..?”, ungkap
staf kepadaku.
“Iya siap sekali Bu”,ungkapku.
“Kerja malam juga siap..?”, ungkap staf.
“Iya siap Bu”.
“Bagus, sebelumnya pernah menjadi satpam..?”. ungkap Staf.
“Belum pernah, saya dulu seorang kuli bangunan”, ungkapku.
“Pak Hendra satpam senior yang ada di depan akan membantu
anda dalam bekerja di sini”, ungkap staf.
“Iya Bu”.
“Dan hari ini waktunya anda bekerja malam, jadi sekarang
anda sudah boleh pulang. Ini seragam anda untuk dikenakan nanti malam. Jangan
lupa untuk datang dengan tidak terlambat, dan jam 7 malam sudah harus ada di
rumah sakit”, ungkap staf sambil memberikan baju kepadaku.
“Iya buk, kalau begitu saya pamit pulang istrirahat untuk
nanti malam”, ungkapku.
“Iya silahkan”.
Aku pulang dan beristirahat untuk begadang nanti malam. Aku
tidur di rumahku dan menghidupkan alarm, untuk membangunkanku jam setengah 4.
Setelah tidur selama 4 jam, hingga tibalah jam
menunjukanpukul 4. Alarm ponselku membunyikannku dengan begitu kerasnya.
Aku bangun dari tidur dan langsung bergegas mandi. Usai
mandi aku makan, dan kemudian bersiap-siap untuk berangkat kerja. Karena
perjalanan dari rumah ke rumah sakit sedikit jauh, aku harus berangkat 1 jam
lebih awal.
Hingga akhirnya waktu sudah menunjukan jam 18, aku berangkat
disaat gemuruh adzan berkumandang. Aku sudah sholat dan kemudian berangkat. Aku
berangkat menggunakan angkot, hingga akhirnya aku sampai dirumah sakit jam
18:47.
Aku duduk bersama satpam yang sudah sedari pagi berjaga.
Hingga akhirnya dia pulang, kini aku yang berjaga di sini menggantikannya. Aku
duduk sejenak di pos sebelum hingga akhirnya aku berkeliling untuk
memonitoring.
Setelah jam 8 aku berkeliling melihat-lihat situasi di rumah
sakit di bagian dalam. Aku berkeliling dibagian dalam rumah sakit sekitar 2 jam
setelah itu aku duduk lagi di pos
satpam. Aku duduk sejenak untuk membuat kopi untuk menghangatkan tubuhku. Aku
akan berkeliling lagi setelah jam 12 ke bagian luar areal rumah sakit.
Setelah lama duduk di bangku pos satpam dan mata sudah mulai
ngantuk, aku berdiri dan hendak berkeliling lagi. Aku melihat jam dan sudah menunjukan
jam 12 malam. Aku berjalan ke arah samping rumah sakit.
Aku melihat pepohonan yang begitu rindang di samping rumah sakit. aku berjalan terus hingga sampailah aku di garasi mobil ambulance. Tetapi ada yang janggal dengan ambulance tersebut. ambulance bergoyang layaknya ada orang di dalamnya.
Aku melihat pepohonan yang begitu rindang di samping rumah sakit. aku berjalan terus hingga sampailah aku di garasi mobil ambulance. Tetapi ada yang janggal dengan ambulance tersebut. ambulance bergoyang layaknya ada orang di dalamnya.
Terbesit didalam pikiranku sebuah pikiran
kotor,”Jangan-jangan, ada laki-laki sama perempuan di dalamnya. Ngintip ah”,
ungkapku dan berjalan mendekati mobil ambulance yang bergoyang-goyang tersebut.
Setelah jarak satu meter aku menunduk
dan jongkok di samping ban mobil tersebut.
“Wah bener-bener ni, sampai sok mobilnya mentok
hahah”,ungkapku di dalam hati. Perlahan dengan begitu ragu aku berdiri dengan
perlahan hingga mataku bisa melihat di dalam. Tetapi aku ragu, aku menunduk
kembali. Dan goyangan mobil semakin kuat membuatku semakin penasaran dengan isi
di dalam mobil tersebut.
“Sedang melakukan gaya apa ya..? gaya kuda, gaya jangkrik,
ah ngintiplah dari pada penasaran”, ungkapku menebak-nebak.
Aku mulai berdiri lagi dengan begitu perlahannya, hingga
mukaku sampai di kaca mobil. Aku melihat sosok yang juga sedang melihatku di
dalam mobil tersebut.
Mukanya meleleh, layaknya lelehan pelastik yang dibakar. Rambutnya panjang hingga lebih panjang dari tubuhnya. Dia sedang menggoyang-goyang mobil tersebut.
Mukanya meleleh, layaknya lelehan pelastik yang dibakar. Rambutnya panjang hingga lebih panjang dari tubuhnya. Dia sedang menggoyang-goyang mobil tersebut.
Aku terkejut dan kemudian berlari sambil berkata,”Setan..!”,
ungkapku berlari menuju pos. Dugaanku salah mengenai mobil tersebut, aku kira
sepasang kekasih yang sedang memadu kasih, justru mahluk yang mengerikan dengan
muka yang meleleh ibarat plastik yang dibakar. Aku duduk di pos satpam untuk
menenangkan diriku.
---
oOo ---