Namanya pak
Budi, dia adalah pengusaha kos – kosan. Sudah banyak anak yang mengekos di
rumahnya. Kos – kosan pak Budi tergolong sederhana tidak seperti kos – kosan
yang lain. Tapi banyak anak kos yang memilih mengekos di tempat pak Budi.
Banyak yang
mengatakan kalau tempat kos milik pak Budi nyaman, bersih walaupun sederhana. Selain
itu orangnya asik tidak kaku, jadi anak – anak kos tidak merasa sungkan jika
ingin mengobrol dengannya.
Ali biasa
dipanggil temannya, dia adalah salah satu anak yang mengekos di tempat pak
Budi. “pak, pak Budi salah boleh membantu” sambil berjalan ke arah pak Budi, “ia
boleh li” sambil memegang sabit ditangan kanannya.
Ali pun segera
menuju kearah pak Budi untuk membantu membersihkan rumput dihalaman.
“pak, teman –
teman ku banyak yang merasa tidak betah ngekos di tempak pak Wahyu, mereka
ingin mengekos ditempak bapak” kata ali sambil memegang sapu. Pak Budi menjawab
“lho, emang kenapa”.
Lalu Ali menjawab
“katanya tempat kosan milik pak Budi nyaman”.
Jawab pak Budi “tapi kan kamu tahu li, tempat kosan bapak kamarnya sudah
habis”.
Setelah berbincang
– bincang agak lama datang wanita cantik memakai jilbab dengan baju yang agak
ketat, “pak pak, ini lo teman ku yang mau pindah kos ditempat bapak” kata Ali.
“Wah…, cantik
banget li temanmu, tapi sayang kamar kosnya sudah habis, jadi untuk sekarang
ini bapak belum bisa menerimanya, mungkin untuk tahun depan bapak bisa
menerimanya” kata pak Budi sambil melihat wanita itu, lalu dengan nada genit
wanita itu menjawab “Ya sudah pak, semester depan saja saya ngekosnya”
Tahun
berikutnya, Pak Budi membangun sekitar lima kamar baru untuk dikoskan. Dan
semakin banyak rumah – rumah yang menyediakan tempat untuk kos.
Ada yang
memfasilitasi tempat kosanya dengan tv, kipas angin dan lainnya, bahkan ada
yang memberikan fasilitas wifi. Tapi hal ini berbanding lurus dengan harga yang
ditawarkan.
Walaupun kos –
kosan lain memberikan fasilitas lengkap seperti hotel berbintang lima pak Budi
menanggapinya dengan santai. Pak Budi tidak menghiraukannya walaupun dalam hati
Pak Budi sempat berkata “aduhh, kalo seperti ini bisa menurun pendapatanku”.
Ternyata benar
apa yang dibatin oleh Pak Budi. Di tahun itu anak yang mengekos di tempat pak
Budi berkurang, karena fasilitas yang disediakan terbilang standar saja.
Tetapi setelah
berjalan enam bulan. Banyak anak yang ingin pindah ketempat pak Budi. Walaupun
dengan fasilitas bintang lima mereka merasa tidak nyaman. Banyak yang
mengatakan auranya berbeda dengan tempat pak Budi.
Akhirnya ada
sekitar tujuh orang yang pindah ketempat pak Budi. Salah satunya temannya ali,
wanita cantik yang berjilbab dengan baju ketat, tapi sekarang temanya ali tidak
lagi memakai baju ketat, mungkin sudah mendapat hidayah.
Ditahun –
tahun berikutnya usaha kos – kosan milik pak Budi semakin bertambah maju dengan
fasilitas yang ditambah. Banyak yang menanyakan apa rahasia kesuksesan dari pak
Budi.
Ternyata
kunci kesuksesannya adalah jadikan rumah
itu milik sendiri, buat anak – anak merasa nyaman dengan memberikan kebersihan,
kerapian dan berikan sifat yang ramah kepada mereka.
---oOo---