Contoh Cerpen Horor Singkat - Sudah seminggu aku berada di tempat kakek dan belum juga
merasakan jenuh. Suasana di desa memang memberikan ketenangan hingga membuat
hati menjadi begitu damai. Udara yang sejuk, sungai yang mengalir, persawahan
yang begitu luas membentang nan elok. Semuanya bisa aku dapatkan di tempat
kakek.
Di pagi ini aku sedang duduk di depan rumah sedang menyiapkan pancing untuk mencoba peruntungan memancing ikan di kolam tanah yang ada di belakang. Dengan begitu sabar aku memasang kail ke senar hingga bisa digunakan. Setelah semuanya siap aku mulai berjalan menuju ke arah belakang.
Di pagi ini aku sedang duduk di depan rumah sedang menyiapkan pancing untuk mencoba peruntungan memancing ikan di kolam tanah yang ada di belakang. Dengan begitu sabar aku memasang kail ke senar hingga bisa digunakan. Setelah semuanya siap aku mulai berjalan menuju ke arah belakang.
Sesampainya aku di kolam aku meletakkan pancingku untuk
mengeluarkan umpan terlebih dahulu, sebelum hingga akhirnya aku memancing di
kolam tersebut.
“Hey Ari ngapain kamu di situ, jangan mancing di situ”,
ungkap kakeku berteriak dan menghampiriku. “Kamu jangan mancing di sini, kalau
mau mancing di sungai saja”, ungkap kakekku kepadaku. “Emang kenapa kek kalau
mancing di sini”, ungkapku penasaran mengapa kakek melarangku memancing di
sini.
“Ini adalalah kolam keramat, dulu ada gadis yang bunuh diri
di sini, dan mayatnya masuk ke dalam kolam ini. Dan yang menggemparkan lagi,
mayat gadis tersebut belum di ketemukan hingga sekarang.
Setelah kematian gadis tersebut, selang 5 tahun, ada yang
memancing di sini, dia adalah seorang pemuda dari desa sebelah. Ketika sedang
mancing tiba-tiba keberadaannya tidak diketahui dan sampai sekarang.
Sejak saat itulah tidak ada yang berani memancing di kolam ini”, ungkap kakek. “Oh gitu ya Kek”, ungkapku setelah mendengar cerita dari kakeku.
Sejak saat itulah tidak ada yang berani memancing di kolam ini”, ungkap kakek. “Oh gitu ya Kek”, ungkapku setelah mendengar cerita dari kakeku.
Aku berjalan kembali untuk menuju ke rumah kakekku, dan
acara memancing dibatalkan. Tetapi aku sedikit bingung dan sedikit meragukan
kebenaran cerita dari kakekku.
Karena tidak begitu masuk akal kolam yang ada di belakangku ini sudah pernah memakan korban. Karena bila aku lihat kolam ini tidak terlalu dalam. Bila diijinkanpun aku akan berenang di kolam ini.
Karena tidak begitu masuk akal kolam yang ada di belakangku ini sudah pernah memakan korban. Karena bila aku lihat kolam ini tidak terlalu dalam. Bila diijinkanpun aku akan berenang di kolam ini.
Aku duduk di ruang tamu dengan kakekku, sedang nenekku
datang kepada kami dan memberikan minuman hangat kepada kami.
Kami duduk bertiga dan minum-minuman hangat secara bersama. Suasana berubah menjadi hangat setelah aku terkena marah ketika hendak memancing di belakang. Kami bersenda gurau lagi, dan kembali berbagi keceriaan lagi.
Kami duduk bertiga dan minum-minuman hangat secara bersama. Suasana berubah menjadi hangat setelah aku terkena marah ketika hendak memancing di belakang. Kami bersenda gurau lagi, dan kembali berbagi keceriaan lagi.
Tetapi rasa penasaranku tentang kolam tersebut belum padam.
Aku igin sekali memancing di kolam tersebut. Aku mempunyai rencana nanti malam
dimana orang sudah tidur, aku akan memancing di tempat tersebut. Aku tidak
mempercayai apa yang dikatakan kakekku, karena itu hanya sebuah mitos.
Sore menjelang dan aku sudah memegang handuk untuk segera
mandi. Mandi menjadi tambah segar karena air di desa ini begitu dingin dan
menyegarkan.
Usai mandi aku kembali ke kamarku untuk memakai bajuku dan menyisisir rambutku. Setelah itu aku menyiapkan pancingku untuk kupergunakan memancing di kolam lumpur belakang malam nanti.
Usai mandi aku kembali ke kamarku untuk memakai bajuku dan menyisisir rambutku. Setelah itu aku menyiapkan pancingku untuk kupergunakan memancing di kolam lumpur belakang malam nanti.
Setelah selesai menyiaakan pancing untuk memacning, aku
keluar dari kamarku untuk makan bersama dengan kakekku. Aku berjalan menuju ke
ruangan makan, di sana sudah terlihat ada kakek dan nenkku yang sudah mengambil
nasi.
“Ayo makan bersama kami Ri”, ungkap kakekku meihatku
berjalan menuju ke arahnya. “Iya kek”, berjalan sesudah semakin dekat dengan kursi
dan kemudian menarik kursi lalu duduk. Setelah duduk aku mengambil piring dan
kemudian mengambil nasi dan lauknya.
Bersama dengan kakek nenekku aku memakan makanan ini dengan begitu lahapnya. Hingga tidak terasa makanan ini begitu cepat aku habiskan. Setengah jam makanan kami sudah habis, dan kami menyudahi makan kami karena perut sudah kenyang.
Aku menengggak minuman untuk menghanyutkan makanna yang masih menyangkut di tenggorongan. Terasa begitu segar dan begitu lega setelah air masuk ke dalam tenggorokan.
Bersama dengan kakek nenekku aku memakan makanan ini dengan begitu lahapnya. Hingga tidak terasa makanan ini begitu cepat aku habiskan. Setengah jam makanan kami sudah habis, dan kami menyudahi makan kami karena perut sudah kenyang.
Aku menengggak minuman untuk menghanyutkan makanna yang masih menyangkut di tenggorongan. Terasa begitu segar dan begitu lega setelah air masuk ke dalam tenggorokan.
Malam sudah menjelang, kini aku tinggal menyusun rencana
untuk misi memancingku nanti malam. Aku akan menunggu kakek dan nenek tidur
dahulu baru aku akan keluar dan pergi ke kolam tersebut untuk memancing.
Dengan demikian tidak ada yang akan melarangku untuk memacing di kolam tersebut. Akan ku buktikan apa yang dikatakan oleh kakek tidaklah benar.
Dengan demikian tidak ada yang akan melarangku untuk memacing di kolam tersebut. Akan ku buktikan apa yang dikatakan oleh kakek tidaklah benar.
Aku duduk bersama di ruangan tengah dan sedang menonton
televisi. Terlihat muka nenekku dan kakekku sudah mulai lelah. Ini kesempatan
bagus untukku.
Aku akan menunggunya hingga mereka benra-benar tidur. Kakeku meletakan kepalanya dikursi dan memejammkan mata, aku tahu kakek sudah sangat ngantuk. “Tidur di dalam saja kek, nenek juga”, ungkapku kepada kakek dan nenekku.
Aku akan menunggunya hingga mereka benra-benar tidur. Kakeku meletakan kepalanya dikursi dan memejammkan mata, aku tahu kakek sudah sangat ngantuk. “Tidur di dalam saja kek, nenek juga”, ungkapku kepada kakek dan nenekku.
Kakekku berdiri dan berjalan pergi ke kamar. Aku menunggu
setengah jam dari waktu ketika kakek mulai di kamar. Setelah setengah jam berjalan kau melihat
kakek, nenekku di kamar, dan terlihat mereka sudah tidur dengan begitu
nyenyaknya.
Ini kesempatanku untuk keluar dan memancing di kolam. Aku berjalan ke arah kamar untuk mengambil pacing yang sudah ku siapkan tadi sore. Setelah itu aku membawa pancing tersebut berjalan menuju ke kolam.
Dengan perlahan aku membuka pintu hingga tidak terdengar sebuah suara yang akan membangunkan kakek dan nenekku. Aku berhasil keluar dari rumah, kini aman untukku untuk pergi ke kolam. Aku berjalan ke kolam dan hingga sampai aku di kolam.
Ini kesempatanku untuk keluar dan memancing di kolam. Aku berjalan ke arah kamar untuk mengambil pacing yang sudah ku siapkan tadi sore. Setelah itu aku membawa pancing tersebut berjalan menuju ke kolam.
Dengan perlahan aku membuka pintu hingga tidak terdengar sebuah suara yang akan membangunkan kakek dan nenekku. Aku berhasil keluar dari rumah, kini aman untukku untuk pergi ke kolam. Aku berjalan ke kolam dan hingga sampai aku di kolam.
Setelah sampai di kolam, aku menyiapkan pancing dan umpan
dan kemudian meleparnya ke kolamt. aku menunggu untuk sejenak hingga ikan
memakan umpan yang aku lempar.
Setelah cukup lama memacing, air kolam sontak berubah yang tadinya tenang menjadi mengeluarkan buih, seolah ada airator di dalam kolam tersebut. Aku terkejut dengan fenomena tersebut, dan langsung mengangkat pancingku.
Setelah cukup lama memacing, air kolam sontak berubah yang tadinya tenang menjadi mengeluarkan buih, seolah ada airator di dalam kolam tersebut. Aku terkejut dengan fenomena tersebut, dan langsung mengangkat pancingku.
Hingga tak lama di tengah gemuruh suara buih yang di
hasilkan, ada sesosok wanita yang begitu cantik keluar dari air tersebut. Dia
terbang dan menghampiriku dan berdiri di sampingku.
“Berani sekali kamu nak, mancing di sini, itu artinya kau
siap untuk menjadi budakku”, ungkap perempuan misterius tersebut. “Siapa
kau..?”, ungkapku dengan begitu terkejutnya. “Aku adalah penjaga kolam ini, ayo
ikut aku ke istana, di sana kau harus melayaniku”, ungkap perempuan tersebut. “Tidak
aku tidak mau menjadi budakmu”, ungkapku menolak.
Dia meegang tanganku dan membawaku masuk ke dalam kolam
tersebut. “Lepaskan aku..!”, ungakapku tak berdaya. “Hahahah”, tertawa dengan
begitu jahatnya dan terus membawaku menuju istananya.
Hingga akhirnya aku sampai di istananya yang begitu megah
dan besar. Istana tersebut terbuat dari mas dan begitu luas. Aku di bawa
masuk, setelah aku di dalam istana, perempuan misterius tersebut membuangku
begitu saja ke lantai.
Aku terkapar di hadapan para penghuni istana tersebut. Aku bangun dan berdiri dan aku berkata,”Kembalikan aku ke duniaku”. Mereka semua tidak menghiraukanku dan hanya tertawa.
Aku terkapar di hadapan para penghuni istana tersebut. Aku bangun dan berdiri dan aku berkata,”Kembalikan aku ke duniaku”. Mereka semua tidak menghiraukanku dan hanya tertawa.
“Sekarang kau harus melayani kami semua”, ungakap perempuan
misterius dan penghuni istana.
“Tidak..!, aku tidak mau”, ungkapku dan berlari hendak
keluar pintu.
Tetapi sial perempuan tersebut menyerang dengan tenaga
dalamnya hingga aku terjatuh. Setelah itu aku di masukan ke penjara yang begitu
pengap dan begitu gelap.
Nasi sudah menjadi bubur, kini aku hanya bisa menjalani hidup sebagai budak dari para mahluk misterius ini. Andai aku mengindahkan apa kata kakek pasti aku tidak seperti ini.
Nasi sudah menjadi bubur, kini aku hanya bisa menjalani hidup sebagai budak dari para mahluk misterius ini. Andai aku mengindahkan apa kata kakek pasti aku tidak seperti ini.
--- oOo ---