Karya ilmiah remaja (KIR) adalah salah satu karya yang dibuat oleh siswa sekolah. Dalam karya tersebut siswa atau pelajar akan meneliti suatu hal yang bermanfaat untuk kemudian mempublikasikan hasil penelitiannya tersebut dalam bentuk karya ilmiah.
Dalam prosesnya, peneliti akan dipandu oleh guru pembimbing baik ketika melakukan penelitian maupun ketika menyusun karya ilmiah.
Mengingat waktu yang terbatas sering kali siswa masih kurang maksimal dalam menyerap materi atau informasi tentang penyusunan sebuah karya tulis. Untuk itulah diperlukan contoh yang bisa dipelajari sendiri oleh siswa.
Mengingat waktu yang terbatas sering kali siswa masih kurang maksimal dalam menyerap materi atau informasi tentang penyusunan sebuah karya tulis. Untuk itulah diperlukan contoh yang bisa dipelajari sendiri oleh siswa.
Untuk kepentingan tersebut, situs ini sengaja menghadirkan sedikit contoh yang bisa dijadikan bahan belajar serta perbandingan bagi rekan pelajar yang sedang menyusun karya ilmiah remaja. Tujuannya yaitu tentu agar rekan pelajar bisa lebih mudah dan benar dalam membuat karya tersebut.
Bab pertama yang akan kita bahas untuk contoh kir disini adalah tentunya bab i yaitu pendahuluan. Bagaimana cara menyusun dan informasi apa saja yang ada pada bab i pendahuluan ini? Sesuai dengan namanya, bab pertama ini berisi pendahuluan karya ilmiah.
Dalam pendahuluan tadi ada beberapa informasi penting yang harus dibahas yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan dan juga manfaat.
Informasi-informasi tersebut tentunya disesuaikan dengan pokok materi yang diambil dalam penelitian, agar lebih jelas mari perhatikan contoh berikut!
Informasi-informasi tersebut tentunya disesuaikan dengan pokok materi yang diambil dalam penelitian, agar lebih jelas mari perhatikan contoh berikut!
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pisang adalah tanaman yang mudah ditanam di wilayah Indonesia, karena Indonesia adalah negara beriklim tropis dan kondisi tanah yang mengandung banyak humus. Saat ini, hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil pisang, misalnya: Sumatra Barat (Padang Pariaman, Pesisir Selatan, dan Lima Puluh Kota), Jawa Tengah (Demak, Blora, Wonogiri, dan Sragen).
Selain daerah tersebut ada juga di Yogyakarta (Bantul, Gunung Kidul, dan Sleman), Jawa Timur (Banyuwangi, Trenggalek, Pacitan, dan Jombang), Bali (Buleleng dan Jembrana), Nusa Tenggara Barat (Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Bima) sampai Sulawesi Selatan (Gowa, Bone, Pinrang, dan Wajo).
Pisang dikategorikan menjadi tiga golongan, yakni pisang yang enak dimakan, pisang yang hanya diambil pelepah batangnya sebagai serat, dan pisang liar yang dipergunakan sebagai tanaman hias. Khusus untuk pisang yang enak dimakan, dibedakan lagi menjadi dua, yakni pisang meja dan pisang olah.
Pisang meja adalah buah pisang yang dapat langsung dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu, dan umumnya disediakan sebagai buah segar. Contoh, pisang ambon putih, pisang ambon lumut, pisang raja, pisang emas, pisang susu, pisang badak, pisang badak raksasa, dan sebagainya.
Sementara pisang olah adalah buah pisang yang baru dapat dimakan setelah terlebih dahulu diolah, seperti direbus, digoreng, dikukus, atau dipanggang. Yang masuk kategori pisang olah adalah pisang kepok, pisang nangka, pisang kapas, pisang tanduk, pisang raja uli, pisang raja siem, pisang bangkahulu, pisang lempenang, pisang ampiang, pisang udang, dan sejenisnya sesuai nama daerahnya.
Pisang mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan, antara lain: mampu menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan retina mata dan jantung, dan mampu memperlancar pengiriman oksigen ke otak.
Sayangnya biasanya pisang hanya dimanfaatakan buahnya saja, sedangkan bagian-bagian yang lain jarang dimanfaatkan. Padahal bagian-bagian yang lain dapat dimanfaatkan, seperti: kulit buahnya dapat digunakan untuk membuat selai, cuka, nata, roti, kripik, dan lain-lain; batangnya dapat digunakan untuk membuat tali, kertas daur ulang, dan berbagai kerajinan tangan; dan lain sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas penulis mengambil judul “ Pemanfaatan Kulit Pisang Untuk Selai di RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang”.
Adapun alasan penulis mengambil judul tersebut diatas, karena berdasarkan pengamatan bahwa selama ini masih banyak masyarakat RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang yang membuang kulit pisang tanpa mengolahnya terlebih dahulu, padahal banyak masyarakat RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang yang sering mengolah buah pisang. Sehingga timbul ide untuk memanfaatkan kulit pisang menjadi selai.
1.2 Rumusan Masalah
- Mengapa masyarakat RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang cenderung membuang kulit pisang setelah makan buahnya?
- Bagaimana cara memanfaatkan kulit pisang menjadi selai?
1.3 Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui faktor penyebab masyarakat RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang cenderung membuang kulit pisang setelah makan buahnya.
- Untuk mengetahui cara memanfaatkan kulit pisang menjadi selai.
1.4 Manfaat Penelitian
Dapat diketahui faktor penyebab masyarakat RT 02 RW 06 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang cenderung membuang kulit pisang setelah makan buahnya. Dapat diketahui cara memanfaatkan kulit pisang menjadi selai.
Masing-masing karya ilmiah tentu saja beda-beda pendahuluannya sesuai dengan apa topik yang diambil. Yang di atas tersebut adalah contoh untuk karya ilmiah yang membahas mengenai pemanfaatan buah pisang untuk sele atau selai.
Tapi ingat, yang di atas sifatnya hanya contoh saja untuk dipelajari bersama-sama. Rekan pelajar yang sedang menyusun KIR bisa mempelajari contoh tersebut dan membuat sendiri bab 1 yang dibutuhkan sesuai dengan pembahasan yang diambil. Semoga, sedikit contoh ini bisa bermanfaat bagi rekan semua.