Sunday, May 26, 2019

Cerpen Tema Pendidikan tentang Sekolah, Si Miskin Bersekolah

Cerpen Tema Pendidikan tentang Sekolah, Si Miskin Bersekolah - Masih melanjutkan yang terakhir yaitu mengenai cerita pendek atau cerpen kali ini cerpen yang akan kita baca adalah sebuah cerpen singkat terbaru yang mengambil tema pendidikan. 

Cerpen Tema Pendidikan tentang Sekolah, Si Miskin Bersekolah

Cerpen ini juga sama dengan beberapa cerpen terdahulu dimana cerpennya bagus, sederhana, dan mudah untuk dimengerti.

Cerpen ini juga diharapkan bisa menjadi tambahan bahan bacaan bagi semua yang hobi dan suka membaca cerpen khususnya yang bisa dijadikan sebagai inspirasi dan motivasi.

Kisah dalam cerpen ini sangat menarik dan pastinya mengandung pesan moral yang bagus. Cerpen ini akan sangat cocok untuk melengkapi koleksi cerita yang sudah kita bahas sebelumnya, yaitu diantaranya:

Cerpen tentang pendidikan sekolah
Cerpen tentang pendidikan yang singkat
Cerpen tentang persahabatan
Cerpen tentang pendidikan smp
Cerpen tentang kehidupan
Cerpen tentang ibu
Cerpen tentang pendidikan karakter
Puisi tentang pendidikan

Tidak usah panjang lebar, bagi yang sedang mencari cerpen tema pendidikan bisa langsung membaca cerpen berjudul "si miskin bersekolah" berikut. Mudah-mudahan berkenan dan sesuai dengan apa yang sedang dibutuhkan dan di cari. Berikut contoh cerita pendek tersebut!

Si Miskin Bersekolah
Oleh Indah Tri Lestari

Sudah delapan bulan yahya masih saja teringat dengan ayah nya yang meninggal karena kanker yang dideritanya, Yahya adalah anak petani buta huruf yang harus memikirkan bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhannya.

Kini Yahya hanya tinggal bersama dengan ibunda tercintanya. Tinggal di gubuk bambu yang sangat minim dan harus melakukan lagi renovasi. Di desa Pagarbanyu, dan pada saat itu belum ada listrik di desa tersebut.

Pada saat malam Yahya hanya bisa membaca buku yang ditemukan d tumpukan tempat sampah pinggir sekolah dan hanya di sinari oleh lampu minyak yang memberikan cahaya merah di mukanya.

Sedangkan ibunya yang selalu menemani sang anak tercinta dengan menyanding sepotong obat nyamuk bakar agar anaknya dapat fokus dalam membacanya.

Pagi itu, Yahya ingin sekali bersekolah, tetapi dengan kondisi keuangan yang tidak mencukupi, yahya sementara itu tidak bisa melanjutkan sekolah. Ibunya yang sehari-hari mencari nafkah dengan bekerja di sawah milik juragan Toni.

“Bu kapan aku bisa sekolah seperti teman-teman yang lain?” kata Yahya dengan menatap ibunya dengan penuh harapan. “Sabar ya nak, nanti kalau tabungan ibu udah cukup buat biaya sekolah yahya . secepatnya Yahya bisa sekolah..” katanya.

Dengan melihat ibunya bekerja keras demi membantu ekonomi keluarganya, Yahya hanya bisa membantu ibunya bekerja disawah.

Semenjak ayahnya meninggal ekonomi keluarga bu Saji tidak stabil. Sehingga membuat mereka berusaha keras mengumpulkan uang untuk kebutuhan sehari-hari dan berharap mendapatkan rezeki lebih agar Yahya bisa sekolah kembali. 

Yahya pun tidak sekedar membantu ibunya di sawah, tetapi juga dia memilih untuk berjualan Koran. Ketika Yahya menjajakan korannya, tidak menyangka dia bertemu dengan temannya yang bernama Difa dia anak salah satu guru.

Dengan melihat Difa sudah memakai seragam sekolah yang rapi dan lengkap dengan membawa tas dan tak lupa membawa bekal makan siang - Cerpen Tema Pendidikan tentang Sekolah. Yahya merasa iri hati melihat Difa yang bisa bersekolah dan mempunyai banyak teman.

“Yahya aku berangkat sekolah dulu ya, takut telat ada upacara bendera” kata Difa sambil bergegas berangkat dan meninggalkan Yahya. “Ohhh.. iya Difa, hati-hati di jalan ya..” menatap Difa dengan merasa sedih.

Yahya pun bergegas pulang dan menemui ibunya yang sedang bersiap untuk pergi bekerja, “Buu.. kenapa si hidup kita miskin, kenapa aku engga bisa seperti teman yang lain,?? coba aja ayah belum meniggal, pasti Yahya sekarang ini biasa sekolah bu..” kata yahya dengan penuh amarah dan emosi kepada ibunya. 

Ibunya tidak merespon perkataan Yahya yang hanya akan sia-sia bila di jelaskan karena Yahya masih belum bisa mengikhlaskan kepergian ayahnya.

Kemudian ibunya laju pergi untuk bekerja disawah. Begitu amat kesal akhirnya Yahya pergi dan duduuk dibawah pohon rindang.

Sani datang untuk menemui Yahya, dan mengajak Yahya untuk menjajakan Koran di sekitar terminal. Seperti biasa dengan semangat yang luar biasa mereka benar-benar tak merasakan lelah, meskipun terik matahari siang itu begitu terasa kulit.

Mereka masih tetap semangat dan termotivasi untuk mengumpulkan uang yang banyak. Agar bisa melanjutkan sekolah dan mewujudkan cita-cita.

Sambil menjajakan Koran Sani bertanya kepada Yahya “Emang cita-citamu pengen jadi apa sobat ?”. “Ada deh, mau tau aja ..” Yahya tertawa melihat wajah sani yang amat penasaran. Sani pun masih tetap bersih keras menanyakan cita-cita Yayha. Tetapi Yahya masih tetap tidak mau memberitahu Sani.

Setelah menjajakan Koran Yahya dan sani melanjutkan untuk mengamen. Mereka ingin mendapatkan penghasilan lebih. Tak disangka sebuah mobil menyerempet Yahya dari belakang, Yahya pun jatuh tersungkur.

Kemudian keluarlah Bu Indah dari mobilnya. Dan mengajak Yahya untuk pergi kerumah sakit tetapi Yahya menolak. Dan Sani keget melihat kaki Yahya memerah dan bengkak, Bu Indah pun langsung membawa Yahya ke rumahnya untuk diberi obat.

Sesampainya di rumah Bu Indah menyuruh pembantunya untuk merawat Yahya yang kakinya kesleo dan bengkak itu.

Kemudian Bu Indah bertanya kepada Yahya dan Sani. “mengapa kalian berada di jalan waktu pagi-pagi? Apakah kaliat tidak sekolah?” dengan wajah merasa bersalah telah menyerempet Yahya. Yahya pun bilang kalau ia tedak sekolah. Sani pun menjelaskan bahwa mereka ingin sekolah tetapi tidak punya biaya.

Kemudian anak bu Indah yang bernama andi tiba-tiba dating dari kamarnya menghampiri Yahya, dan Andi pun tidak suka melihat kedatangan Yahya dan Sani karena mereka orang miskin. Bu indah menasehati Andi agar tidak bersikap kasar kepada Yahya dan Sani.

Tetapi andi masih bersih keras dia tidak suka dengan kedatangan Yahya dan Sani. Andi tidak suka mamanya menolong Yahya dan Sani.

Dan bu Indah ingin menolong mereka agar bisa sekolah kembali. Tetapi dengan niatan Bu Indah seperti itu, Andi tidak suka membantu mereka untuk sekolah di tempat andi bersekolah.

Luka Yahya sudah selesai di obati, Bu Indah mengantarkan pulang Yahya dan Sani. Smpai di rumah Yahya Bu Indah minta maaf kepada ibunya Yahya. Karena tidak sengaja menyerempet yahya . “Kedatangan saya kemari mau minta maaf, karena sudah tidak sengaja menyerempet Yahya” kata Bu Indah.

“Tidak apa-apa bu… Cerpen Tema Pendidikan tentang Sekolah. saya mengerti, memang kondisi ekonomi saya tidak memungkinkan, sehingga yahya membantu saya memenuhi kebutuhan sehari-hari, maafkan anak saya kalau berjalan dengan menghalangi jalan ibu”.

Setelah bu Indah meminta maaf, ia menawari kepada Yahya dan Sani untuk bersekolah. Yahya dan Sani merasa senang dan tidak percaya.

Pada akhirnya mereka berdua bisa melanjutkan sekolah kembali. Dan Bu Saji merasa bersyukur akhirnya Yahya bisa sekolah .

Yahya sekolah dengan amat sangat rajin sehingga dia sekolah sampai di perguruan tingi ia mendapatkan beasiswa, dan dapat mewujudkan cita-citanya menjadi seorang guru.

---Tamat---

Cerpen Tema Pendidikan tentang Sekolah, Si Miskin Bersekolah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown