Thursday, June 13, 2019

Cerpen Sepanjang Angin Akan Berembus, Bangkit dari Kubur Batu

Cerpen Horor Singkat Bangkit dari Kubur Batu - Melihat di kegelapan malam hanya berlindungkan senter yang sudah kekurangan daya. Bulu kuduk sedikit merinding tertiup angin ke kanan dan ke kiri. Terlihat bagai padang ilalang yang tertiup angin tornado. Hingga berjalan sampai di sebuah makam dan hendak pulang ke rumah kesayangan.


Aku mengucap salam ketika hendak melewati makam tersebut. Sebagaimana yang selalu diajarkan oleh orang tuaku ketika aku kecil. 

Aku terus berjalan melewati kuburan hingga akhirnya aku sampai di tengah-tengah kuburan.”Dor..!”, suara ledakan yang berasal dari kuburan baru di sebelah kananku. Aku berhenti sejenak untuk melihat keadaan yang ada di kuburan tersebut.

Dan mayat berbalutkan kain kafan lengkap kapas di hidungnya sedang meloncat-loncat dan hendak ke arahku. Aku berlari dengan sekulat tenaga yang aku punya. 

Muka yang menyeramkan tersebut membuatku begitu takut melihatnya. Hingga setelah cukup jauh aku melihat ke belakang, ternyata pocong tersebut masih mengejarku, aku berlari lagi dengan begitu cepatnya.

Hingga sesampainya aku di rumah, aku masuk ke rumah dan kemudian masuk kamar dan bersembunyi di balik selimut.

Istriku menghampairiku dan berkata,”Ada apa pak..?”, ungkap istriku duduk di sampingku. Dengan begitu ketakutannya aku berkata,”Bapak Misran bangkit dari kubur”, ungkapku kepada istriku. “Bapak ini ngomong apa si”, namanya orang sudah mati enggak mungkinlah bangkit dari kubur.

“Iya beneran, bapak tadi lihat sendiri kuburannya meledak dan bapak Misran yang  masih terbungkus dengan kain kafan keluar dari kuburan tersebut”, ungkapku kepada istriku. “Mungkin bapak sedang berhalusinasi, sudah malam mending bobok”, ungkap istriku dan tidur di sampingku.

Sementara itu aku masih terrbayang dengan kuburan yang aku lihat tadi. Apa benar mayat pak Misran bangkit lagi, ungkap hati kecil yang terus bertanya-tanya. Aku mencoba untuk memejamkan mata dan hingga akhirnya aku tertidur.

Di pagi harinya aku mendatangi rumah pak Rt, dan menceritakan apa yang sudah aku lihat tadi malam.

“Pak tadi malam saya melihat makam pak Misran meledak dan kemudian pak Misran bangkit dari kuburnya”, ungkapku duduk dan melihat pak Rt di ruangan tamu. “Masa iya pak Salim, orang yang sudah mati bisa hidup lagi”, ungkap pak Rt. “Iya saya berani sumpah, karena saya melihatnya sendiri”, ungkapku kepada pak Rt.

Hingga akhirnya karena merasa tidak percaya aku dan pak Rt, serta beberapa warga lainnya langsung menghampiri kuburan. Sesampainya aku, pak Rt, serta masyarakat, dikuburan, kami di kagetkan dengan keadaan makam pak Misran yang sudah terbuka. Salah satu dari kami memeriksa kuburan tersebut dengan cara masuk ke lubang tersebut. Setelah di teliti ternyata mayatnya sudah tidak ada.

Hal inilah yang mebuat kami yang ada di makam merasa bertanya-tanya dan mereka sedikit percaya dengan apa yang dikatakan olehku. Setelah itu aku berserta warga dan pak Rt, mendatangi rumah istri dari almarhum pak Misran. Kami berjalan dan hingga akhirnya sampai di ruma keluarga dari pak Misran.

“Assalamualaikum”, ungkap pak Rt sambil mengetuk pintu dari pada rumah keluarga almarhum  pak Misran. Istrinya pun membukakan pintu untuk kami. “Pak Rt, ada apa ya rame-rame gini”, ungkap sang istri dari almarhum pak Misran. “Ini ada yang saya mau bicarakan penting”, ungkap pak Rt. “Silahkan masuk”, ungkap sang istri.

Aku dan pak Rt masuk sementara itu masyarakat yang lain menunggu di luar. Kami duduk di ruangan tamu dan menghadap istri dari almarhum pak Misran. “Ada apa pak..?”, ungkap istri dengan begitu penasarannya.

“Jadi gini, saya baru saja dari makam pak Misran, saya mau meberitahukan bahwa kami di kejutkan dengan kondisi makam pak Misran.  Karena ketika kami datang ke sana kami melihat makam pak Misran sudah dalam keadaan terbuka. Setelah itu salah satu warga yang ikut meneliti dan memeriksanya dan ternyata tidak ada mayatnya. Dan pak Salim ini kebetulan tadi malam dia lewat kuburan dan melihat kuburan pak Misran yang meledak, dia juga melihat pak Misran bangkit dari kubur”, ungkap pak Rt.

“Iya beneran sumpah bu, saya melihatnya dengan mata saya sendiri”, ungkapku kepada istri dari almarhum pak Misran. “Astahfirullah”, ungkap sang istri dengan muka yang begitu sedih hingga akhirnya menangis. “Ibu tidak usah khawatir, kami di sini akan membatu ibu untuk menemukan mayat pak Salim. Dan nanti dengan bantuan warga saya akan mencarinya sampai ketemu”, ungkap pak Rt.

“Tolong pak ya, cari dan ketemukan suami saya”, ungkap sang istri. “Saya tidak bisa menjanjikan untuk bisa menemukan mayat pak Misran, tetapi saya dan warga akan terus berusaha mencari keberadaan dari pada pak Misran”, ungkap pak Rt. Sang istri begitu sedih melihat dan mendengar kabar teragis dari suaminya. Dia menangis karena tidak merasa percaya suaminya akan mengalami hal ini setelah dia mati.

“Kalau begitu saya dan masyarakat yang ikut di sini mau pamit dahulu, secepatnya saya akan memebrikan informasi setelah keberadaan dari pada mayat pak Misran kami ketemukan”, ungkap pak Rt.

“Iya pa, terimakasih”, dengan bermurung durja. Aku dan pak Rt keluar dari rumah tersebut dan berjalan hendak pulang ke rumah. “Nanti malam kita adakan ronda, dan siapa tahu kita bisa menemukan keberadaan mayat dari pak Misran”, ungkap pak Rt di perjalanan. “Iya pak”, ungkap warga.

Hari sudah malam, dan pos kampling sudah didatangi oleh masyarakat yang meronda. Aku juga ikut meronda dengan masyarakat yang ada di kampungku, dan berharap bisa menemukan keberadaan pak Misran. Setelah semua masyarakat berkumpul pak Rt memanggil kami karena hendak memberikan arahan.

“Jadi begini bapak-bapak, jumlah total dari warga yang ikut ronda kita bagi hingga membentuk kelompok-kelompok. Setelah itu setiap kelompok mempunyai jalur rondanya masing-maisng, ada yang ke arah selatan, arah utara, arah barat, arah timur. Karena jumlah yang hadir ada 8 orang,, maka saya akan bagi 2 orang tiap kelompoknya. Ada pertanyaan..? ”, ungkap pak Rt.

“Iya pak cukup”, ungkap warga.
“Oke mulai, bertugas”, ungkap pak Rt.

Aku mendapatkan tugas untuk ke arah selatan, yang merupakan arah makam. Aku berjalan dengan pak Selamet yang juga merupakan warga desaku. Sesampainya aku di makam aku berkeliling dan terus mencari keberadaan mayat dari pak Misran. Suasana berubah menjadi dingin ketika aku lewat di kuburan. Aku berjalan ke semak-semak blukar yang ada tidak jauh dari kuburan.

“Pak Salim, Pak Selamet, tolong lepaskan tali pocong saya”, suara yang begitu pelan seperti orang yang sedang sakit terdengar dari belakang, ketika kami di semak-semak. Kami berbalik badan, dan ternyata arwah dari pak Misran. Kami tidak bisa berbuat apa-apa dan kemudian pingsan ketika melihat sosok pak Misran.

--- oOo ---

Cerpen Sepanjang Angin Akan Berembus, Bangkit dari Kubur Batu Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Mandes