Tugassekolahku - cerita sukses pengusaha yang sudah gagal puluhan kali. Rumahnya terletak
di ujung jalan, berwarna putih degan pagar setinggi mobil sedan. Ada taman
beraneka ragam bunga tumbuh di halamannya, tidak terkeculi tumbuhan kaktus.
Di tengah –
tengah halaman rumahnya ada air mancur dengan gemricik airnya. Pintu rumahnya
bak isatana raja terlihat megah dengan ukiran kayu jati.
Setiap orang
yang melewati rumah itu, pasti akan menoleh kearah rumahnya. Termasuk Joko,
saat dia melewati rumah diujung jalan dia langsung menoleh kearahnya.
Setiap orang
mungkin berbipikir yang sama dengan apa yang dipikirkan oleh Joko “wahh
rumahnya bagus sekali” itulah sepintas pikiran Joko.
Joko adalah
anak Risma (Remaja Islam Masjid), dia termasuk anak yang aktif dalam kegiatan
mesjid. Dari acara pengajian, lomba menyambut isro mi’raj, dan kegiatan masjid
lainnya pasti Joko mengikutinya.
Termasuk
penarikan dana yang dilakukan setiap masa panen padi berakhir. Hal ini untuk
menambah khas majid.
Suatu hari
Joko menarik dana di rumah ujung jalan yang megah. “ting tong assalamualaikum”
bunyi bel rumah itu.
Datang seorang
perempuan cantik, manis, imut, dan putih pokoknya perempuan itu hampir
sempurna. “asslamualaikum” kata joko sambil malu – malu, “waalaikumsalam” jawab
perempuan itu.
Lalu Joko pun
duduk dikursi yang empuk dengan corak batik papua yang indah dipandang. “maaf
mba, bapaknya ada” kata Joko. “ada mas” jawab perempuan itu, lalu perempuan itu
pergi ke belakang untuk memanggil bapaknya.
Tubuhnya
besar, agak putih tapi tidak seputih perempuan tadi, rambut ikal dengan tahi
lalat di dahinya. Memakai baju kaos oblong warna putih dengan celana kolor
pendek polos berwarna hitam. Dia adalah pak Darto pemilik rumah diujung jalan
yang megah nan mewah.
Dalam
pikirannya bergumam “apakah benar bapak ini yang memiliki rumah sebagus ini”.
Kemudian Joko menyampaikan maksut dan tujuan kedatangannya kerumah itu.
“Maaf pak
sebelumnya, saya mendapat amanat dari majid untuk menarik dana sumbangan”. “ow,
iya iya berapa de” kata pak Darto, “seiklasnya pak” jawab joko. dikeluarkannya
dompet pak Darto, terlihat lembaran warna merah dan biru didompetnya.
“Ini dek”
sambil memberikan lima lembar uang pecahan seratus ribuan.
“Banyak banget
pak” kata Joko spontan.
Setelah itu
mereka asik berbincang – bincang, sampai tanpa sengaja Joko berkata “perempuan
tadi anak bapak”, lalu pak Darto dengan tersenyum menjawab “iya, itu anak
bapak, kamu naksir yaa, apa bapak panggil si Nani”. Sambil malu – malu “tidak
usah pak, tidak usah”.
Dan akhirnya
pak Darto bercerita tentang masa lalunya kepada Joko. dulu bapak orang tidak
punya, bapak berasal dari keluarga miskin, untuk sekolah saja bapak mencari
uang sendiri.
Dari bekerja
sebagai tukang pemetik kelapa, nyangkul pokonya apa yang orang suruh bapak
kerjakan.
Setelah lulus
SMA bapak mulai membuka usaha berdagang roti pukis, pertama bapak menawarkan
roti pukis dari rumah ke rumah. Setelah itu bapak membuka dipasar. Setiap sore
sampai malam bapak berjualan roti pukis.
Bulan bulan
awal roti pukis bapak laris. Tetapi setelah berjalan sekitar tujuh bulan
pembeli semakin sedikit, sehingga modal bapak habis.
Kemudian bapak
mencoba usaha yang lain, yaitu berjualan pulsa. Bapak melihat peluang disitu,
bapak melihat, pulsa menjadi kebutuhan pokok setiap orang seperti halnya nasi
yang menjadi makanan pokok setiap orang.
Bapak
menyadari memang kecil untung yang didapat dari berjualan pulsa, tapi bapak
berpikir “sedikit – sedikit kalau dikumpulkan pasti akan banyak juga”. Ternyata
benar selama satu minggu bapak bisa menjual pulsa sekitar satu juta.
Walaupun
dengan sistem tugakkan seminggu. Artinya hari ini beli satu minggu kemudian
baru bayar.
Bapak
berjualan pulsa agak lama sekita dua tahun. Tapi lama kelamaan sekamin banyak
orang yang mengutang pulsa, bahkan ada yang membohongi bapak. Sempat terjadi
percekcokan saat bapak menagih hutang pulsa.
“Mana janjimu,
katanya mau bayar sekarang” kata bapak. “besok si, besok pasti saya bayar”.
Karena semakin banyak orang yang seperti itu akhirnya bapak kehabisan modal
juga dan berhenti berdagang pulsa.
Kemudian bapak
beralih profesi berdagang kerupuk. Dengan keuntungan dari berjualan pulsa bapak
membeli peralatan untuk membuat kerupuk. Karena ilmu bapak yang masih sedikit,
kerupuk yang digoreng tidak mengembang.
Tapi setelah
tanya – tanya kesana – kemari bapak bisa menggoreng kerupuk agar mengembang.
Bapak dagangkan kerupuk tersebut kesetiap warung – warung didesa.
Setelah satu
dua bulan berjalan bukan semakin banyak kerupuk yang terjual malah semakin
banyak kerupuk melempeng yang dikembalikan oleh warung. Akhirnya bapak berhenti
membuat kerupuk.
Pada saat itu
bapak sudah putus asa, tidak tahu harus berbuat apalagi. Kemudian datanglah
orang separuh baya mengajak utuk bekerja di tempatnya. Tanpa pikir panjang
bapak terima ajakan orang itu.
Ternyata dia
mempunyai perusahaan jasa travel umrah dan haji. Karena melihat potensi kerja
bapak yang bagus dan jujur bapak dipercaya sebagai pimpinan cabang di
perusahaan tersebut sampai sekarang ini.
---oOo---