Lanjutan Materi Bahasa Indonesia kelas XII SMA MA - Berikut ini adalah lanjutan dari pembahasan mengenai Materi Bahasa Indonesia untuk kelas XII SMA MA. Silahkan langsung dipelajari, pembahasannya mulai dengan masalah proposal. Semoga bisa menjadi tambahan referensi belajar mata pelajaran bahasa Indonesia.
22. Mempresentasikan Program Kegiatan (Proposal)
22. Mempresentasikan Program Kegiatan (Proposal)
Dalam kehidupan sehari-hari tentu banyak kegiatan yang dilakukan, baik secara individu maupun secara kelompok. Setiap kegiatan yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai dan harapan yang ingin diraih. Penetapan tujuan kegiatan itu penting sebagai arah kegiatan yang akan dilakukan. Untuk mencapai tujuan tersebut, sebaiknya dibuat rencana kegiatannya terlebih dahulu agar semua kegiatan terencana dan terarah dengan baik. Rencana kegiatan tersebut dikenal dengan nama proposal yang di dalamnya memuat program-program kegiatan
23. Menulis Karangan Menggunakan Pola Pengembangan Deduktif dan Induktif
Kamu tentu banyak mengidlakan penulis-penulis terkenal. Melalui kegiatan mengaorang, prestasi dan prestise seseorang akan naik. Mengaorang adalah kegiatan menyusun atau mengrganisasikan buah pikiran, ide, atau gagasan dengan menggunakan orangkaian kalimat yang logis dan terpadu dalam bahasa tulis. Karangan sering diartikan sebagai orangkaian kalimat yang logis, pemikiran atau pelukisan tentang suatu objek, suatu peristiwa, atau suatu masalah. Karangan yang disusun dapat berupa fiksi maupun Nonfiksi.
Pada pelajaran ini, kamu akan berlatih menulis karangan Nonfiksi (karangan ilmiah). Menulis karangan ilmiah tidak jauh berbeda dengan menulis karangan lainnya. Yang membedakan karangan ilmiah dengan karangan lain adalah dari metode/kajian yang digunakannya. Karangan ilmiah bukan sepenuhnya karya ekspresi diri seperti karangan fiksi hasil imajinasi, tetapi penulis harus menyampaikan data oobjektif yang diperleh melalui metode/kajian ilmiah.
Data yang diperleh melalui kajian ilmiah di antaranya diperleh melalui hasil pengamatan, tes, wawancara, penyebaran angket, kajian pustaka, dan uji cba di labratrium. Karangan fiksi merupakan karya yang sepenuhnya merupakan hasil ekspresi diri, data yang disampaikan merupakan hasil imajinasi atau hasil rekaan sendiri walaupun mungkin berdasarkan realitas di sekelilingnya. Menurut Arifin (1998:2), karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metdlgi penulisan yang baik dan benar.
Karangan ilmiah ditulis berdasarkan metode ilmiah yang menyajikan suatu topik secara sistematis dan dilengkapi dengan fakta atau data yang sahih dengan menggunakan bahasa ragam baku. Karangan ilmiah mempunyai ciri sebagai berikut.
1. Fakta yang disajikan bersifat oobjektif;
2. Penyajiannya disusun secara logis dan sistematis; dan
3. Bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa baku.
Untuk lebih memahami dan meningkatkan kemampuanmu mengaorang, ikutilah langkah-langkah berikut!
1. Tentukanlah topik
Topik adalah pokok pembicaraan. Dalam pemilihan topik, seorang penulis harus mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Topik harus betul-betul dikuasai dan dekat dengan kehidupan.
b. Topik harus menarik perhatian.
c. Topik harus spesifik atau terpusat pada satu permasalahan yang sempit dan terbatas.
d. Topik harus memiliki data atau fakta yang oobjektif.
e. Topik harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya.
f. Topik harus memiliki sumber acuan atau kepustakaan.
2. Rumuskan judul karangan
Berdasarkan topik yang ditetapkan, dapat dirumuskan judulkarangan. Judul adalah kepala karangan. Syarat judul yang baik sebagai berikut.
a. Judul relevan dengan isi karangan.
b. Judul dirumuskan secara singkat dan jelas.
c. Judul dapat menarik perhatian.
3. Buatlah kerangka karangan
Berdasarkan topik tersebut, catatlah hal-hal yang akan ditulis berdasarkan topik yang kamu pilih! Setelah mencatat hal-hal penting yang akan kamu tulis, buatlah kerangka karangannya. Urutkan dari hal-hal yang umum ke hal yang khusus. Hal ini disebut pola pengembangan deduksi. Kamu dapat juga mengurutkan dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang umum. Hal ini disebut pengembangan induksi. Selanjutnya buat kerangka karangan dengan mengikuti langkah berikut.
a. Tuliskanlah topik-topik umum dan topik-topik bawahan (rincian) secara rinci.
b. Evaluasilah topik-topik yang dituliskan berdasarkan relevansi dan kedudukannya. Yang tidak relevan atau tidak ada hubungannya dengan topik dibuang, kemudian dari judul dan anak judul terpilih urutkan berdasarkan pola pengembangan serta kedudukannya, mana yang harus disajikan lebih dulu dan mana yang berikutnya.
c. Susunlah kerangka karangan dengan pola deduksi atau induksi. Jika pola pengembangan karangan yang dipilih pola deduksi, maka topik-topik yang dipilih harus diurutkan dari hal yang umum ke hal-hal yang khusus. Sebaliknya, jika pola pengembangan yang dipilih pola induksi, maka topik-topik dipilih diurutkan dari yang khusus ke yang umum. (Lanjutan Materi Bahasa Indonesia kelas XII SMA MA)
4. Kumpulkan data karangan
Setelah kerangka karangan disusun, kumpulkan data dengan cara sebagai berikut.
a. Mencari keteorangan dari bahan kepustakaan.
b. Mencari keteorangan dari pihak-pihak yang mengetahui permasalahan.
c. Mengamati langsung objek yang ditulis.
d. Mengadakan percbaan atau pengujian di lapangan atau labratrium.
Informasi yang dicari harus relevan dengan topik yang ditulis. Catat isi yang dikutip dan sumber yang dirujuknya. Yang perlu dicatat yakni nama pengarang, judul buku, tahun terbit, kta terbit, penerbit, dan halaman letak informasi tersebut diambil. Selain itu data atau fakta yang ditemukan di lapangan juga dicatat. Data di lapangan dapat dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara, penyebaran angket, atau eksperimen.
5. Membuat karangan utuh
Setelah semua bahan yang dibutuhkan sudah lengkap, kembangkanlah kerangka karangan yang sudah disusun dengan pola yang dipilih, deduksi atau induksi! Pengembangan kerangka karangan menjadi sebuah karangan perlu memerhatikan penyajian karangan; pengembangan paragraf; dan pemakaian bahasa.
Pengembangan setiap judul dan sub-subjudul harus uraian yang sesuai dengan judul atau subjudul yang dikembangkan. Jika ada gambar, bagan, tabel atau grafik, maka sebelum dan sesudah bagan/grafik/tabel/ gambar hendaknya ada uraian yang mengantarkan atau menjelaskan.
Pemaparan tersebut hendaknya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tahap pengembangan karangan secara umum sebagai berikut.
a. Pengelmpkan bahan, yakni bagian mana yang didahulukan dan bagian mana yang mengikutinya.
b. Pengonsepan, yakni tahap pengembangan kerangka karangan menjadi karangan.
c. Pengecekan kembali naskah, yakni lengkapi kekurangan dan buang yang tidak relevan. Atau buang pembahasan yang tumpang tindih atau berulang-ulang.
Penyuntingan berdasarkan pemakaian bahasa, yakni perbaiki ejaan yang salah, perbaiki kalimat yang tidak efektif, perbaiki pemakaian kata yang tidak baku, dan perbaiki paragraf yang pengembangannya kurang baik.
24. Menulis Kritik dan Esai
Pernahkah kamu membaca kritik dan esai yang disampaikan seseorang melalui media cetak? Apakah bedanya dengan resensi? Diskusikanlah dengan temanmu untuk memahami tiga istilah, yakni resensi, kritik, dan esai! Pada semester 1, kamu telah membaca beberapa resensi buku Nonfiksi dan resensi kumpulan cerpen. Bahkan, kamu pun telah berlatih membuat resensi. Sekarang kamu akan mempelajari kritik dan esai.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1997 : 531 ), disebutkan kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap sesuatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Sedangkan esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya (Depdikbud, 1997: 270 ). Berdasarkan pengertian di atas, kritik dan esai merupakan sebuah karangan yang berisi ulasan dan pembahasan tentang suatu masalah dari sudut pandang seseorang.
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun kritik dan esai, di antaranya sebagai berikut.
1. Pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas dan hasil ulasannya harus memberikan keteorangan atau memperlihatkan sebab musabab yang berkaitan dengan suatu peristiwa yang nyata. Jadi yang terpenting bukan apa yang diulas, tetapi bagaimana cara penulis memberikan ulasannya.
2. Pendekatan yang digunakan harus jelas, apakah persoalan didekati dengan pendekatan faktual atau imajinatif? Pendekatan faktual maksudnya mendekati pokok persoalan berdasarkan fakta dan datanya sebagaimana diserap pancaindra. Pendekatan imajinatif maksudnya mendekati pokok persoalan berdasarkan apa yang dibayangkan atau diangankan.
3. Ulasan yang menggunakan pendekatan faktual harus didukungoleh fakta yang nyata dan objektif. Penulis tidak bleh mengubah fakta untuk mendukung pandangannya. Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, jangan samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.
25. Penulisan Kritik dan Esai Karya Sastra
Pada pelajaran sebelumnya, kamu telah mencoba menganalisis contoh sebuah kritik dan esai untuk memahami prinsip-prinsip penulisan kritik dan esai terhadap suatu realitas hidup. Terdapat beberapa prinsip penulisan kritik dan esai terhadap realitas kehidupan di antaranya sebagai berikut.
1. Pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas dan hasil ulasannya harus memberikan keteorangan yang berkaitan dengan suatu peristiwa yang nyata.
2. Pendekatan yang digunakan harus jelas, apakah menggunakan pendekatan faktual atau imajinatif?
3. Ulasan yang menggunakan pendekatan faktual harus didukungoleh fakta yang nyata dan oobjektif. Penulis tidak bleh mengubah fakta untuk mendukung pandangannya.
4. Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, jangan samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.
Pada pelajaran ini, kamu akan berlatih meNoerapkan prinsip-prinsip membuat kritik esai untuk mengmentari karya sastra. H.B. Jasin mengemukakan bahwa kritik kesusastraan adalah pertimbangan baik atau buruk suatu hasil kesusastraan. Pertimbangan itu disertai dengan alasan mengenai isi dan bentuk karya sastra. Widyamartaya dan Sudiati (2004 : 117) berpendapat bahwa kritik sastra adalah pengamatan yang teliti, perbandingan yang tepat, dan pertimbangan yang adil terhadap baik-buruknya kualitas, nilai, kebenaran suatu karya sastra. Memberikan kritik dan esai dapat beromanfaat untuk memberikan panduan yang memadai kepada pembaca tentang kualitas sebuah karya. Di samping itu, penulis karya tersebut akan memperleh masukan, terutama tentang kelemahannya.
Berdasarkan uraian di atas, kritik sastra berfungsi sebagai berikut.
1) Membina dan mengembangkan sastra. Melalui kritik sastra, kritikus berusaha menunjukkan struktutr sebuah karya sastra, memberikan penilaian, menunjukkan kekuatan dan kelemahannya, serta memberikan alternatif untuk pengembangan karya sastra tersebut.
2) Pembinaan apresiasi sastra. Para kritikus berusaha membantu para peminat karya sastra memahami sebuah karya sastra. Kritikus berusaha mengungkap daerah-daerah yang lemah yang terdapat dalam karya sastra. Analisis struktur sastra, kmentar dan interprestasi, menjelaskan unsur-unsurnya,serta menunjukan unsur-unsur yang tersirat dan tersurat, akan dapat menuingkatkan apresiasi sastra.
3) Menunjang dan mengembangkan ilmu sastra. Kritik sastra merupakan wadah analisis karya sastra, analisis struktur cerita, gaya bahasa, dan teknik penceritaan. Hal ini merupakan sumbangan pula untuk para ahli sastra dalam mengembangkan teri sastra. Para pengarang pun dapat belajar melalui kritik sastra dalam memperluas pandangannya, sehingga ciptaannya lebih berkembang. Untuk membuat kritik dan esai terhadap karya sastra, penulis dapat menggunakan dua pendekatan yakni dengan pendekatan deduktif dan pendekatan induktif.
Penulisan kritik dan esai dengan pendekatan deduktif, penulis menetapkan ukuran yang benar-benar dipahami dan diyakini secara oobjektif dan knsisten. Ukuran yang digunakan di antaranya tentang kaidah mral, kaidah ssial, kaidah hukum, atau kaidah ilmiah. Penulis harus netral, tidak bleh mengikuti emsi dan kehendak sendiri. Penilaian harus diberikan secara jujur dan oobjektif. Apabila menggunakan pendekatan induktif, penulis dapat langsung mengamati karya sastranya dan langsung membuat kesimpulan berdasarkan penilaian dari sudut pandangnya.
26. Menulis Esai dengan Pola Pengembangan Pembuka, Isi, dan Penutup
Pada pelajaran terdahulu, kamu telah berlatih mengidentifikasi dan menerapkan prinsip-prinsip penulisan kritik dan esai. Esai merupakan ulasan terhadap suatu pokok permasalahan dilihat dari sudut pandang penulis.
Contoh kerangka penulisan esai.
Pengantar/Pembuka:
Dunia Sekarang ini tempat yang kecil. Tidak seperti zaman Marc Pl. Sekarang ada pamflet-pamflet dan bir-bir perjalanan.
Pengembangan/Isi:
1. Di rumah, caln turis pada musim dingin merencanakan liburan: melihat pamflet-pamflet, menghitung-hitung biaya. Perlu waktu lama untuk memutuskan untuk pergi ke mana.
2. Teman-teman sekantr heran dengan rencana dan pengetahuannya. Minta dikirimi kartu ps bergambar. Caln turis terhibur selama bulan-bulan musim dingin.
3. Waktu berpariwisata makin dekat. Tujuan wisata sudah bersiap-siap dengan segala macam tawaran dan sambutan. Tidak kalah sibuknya para penjual suvenir.
4. Acara melihat-lihat objek wisata sangat padat dan penat. Sedikit sekali yang sebenarnya dilihat. Masih harus sibuk pula kirim kartu ps bergambar.
Kesimpulan/Penutup:
Dua minggu berlalu. Pulang kembali segar . Kerja satu tahun menanti liburan kembali
27. Menemukan Ide Pokok dengan Membaca Cepat
Membaca merupakan kebutuhan utama untuk seseorang yang ingin meningkatkan intelektualitas dan kualitas hidupnya. Dengan membaca, seseorang dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam berbagai hal.oleh karena itu, budaya baca harus terus dikembangkan. Mungkinkah kecepatan dan kemampuan mambaca itu ditingkatkan? Pernahkah kamu mengukur kecepatan membacamu? Tahukah bagaimana cara mengukur kecepatan membaca?
Pembaca yang baik harus mempunyai tujuan yang jelas untuk apa dia membaca. Berdasarkan tujuan membaca, seseorang dapat mengatur kecepatan membacanya. Selain itu, pembaca yang baik hendaknya dapat meNoerapkan metode dan teknik pengembangan kecepatan membaca; mengetahui faktor-faktor yang secara tidak sadar menghambat kecepatan membaca, mengetahui bermacam-macam variasi kecepatan membaca sesuai dengan variasi tujuan membaca, dan mampu memilih informasi penting yang dibutuhkan dengan cepat sesuai dengan tujuan membacanya.
Ada kecenderungan anggapan bahwa seorang pembaca lambat itu berhubungan dengan kecerdasannya. Seorang pembaca yang lambat mungkin hanya tidak tahu bagaimana cara membaca yang cepat sehingga apa yang dilakukan tidak efisien. Dengan mengetahui metode dan teknik mengembangkan kecepatan membaca, kemudian diikutioleh latihan intensif, dan membiasakan diri membaca dengan cepat, maka beberapa minggu saja kamu akan melihat hasilnya.
Kalau kamu mau mencoba mengukur kecepatan membaca, ikutilah langkah-langkah berikut.
1. Catatlah waktu mulai membaca!
2. Tandailah di mana kamu mulai membaca!
3. Bacalah teks tersebut dengan kecepatan yang menurut kamu memadai!
4. Tandailah bagian akhir membaca!
5. Catatlah waktu berakhirnya membaca!
6. Hitunglah berapa waktu yang diperlukan!
7. Hitunglah jumlah kata dalam teks yang dibaca!
8. Kalikanlah jumlah kata dengan bilangan 60 per menit!
9. Bagilah hasil perkaliaan tersebut dengan jumlah waktu yang diperlukan untuk membaca tadi, maka hasilnya jumlah kata per menit. Pergunakan rumus membaca cepat berikut.
Kebiasaan membaca dengan bersuara, menggerakkan bibir,menggerakkan kepala, menunjuk dengan jari atau pensil, mengulang, dan menyuarakan dalam hati harus dihilangkan sedikit demi sedikit. Hal-hal tersebut dapat menghambat kecepatan membaca.
Melalui latihan membaca cepat ini, diharapkan dapat meningkatkan kecepatan dan kemampuan membaca sampai dua, tiga kali lipat, dapat mendemnstrasikan membaca cepat sebagai sarana meningkatkan kecepatan membaca, dapat melebarkan jangkauan gerak mata sebagai sarana meningkatkan kecepatan membaca, dapat menguorangi kesalahan–kesalahan dalam gerak mata yang menghambat kecepatan membaca, dan dapat meningkatkan pemahaman terhadap bacaan.
Perlu kamu sadari bahwa kegiatan membaca dilakukan beRosama-samaoleh mata dan tak. tak menyerap apa yang dilihat mata.oleh karena itu melihat adalah mengerti. Pada saat membaca, kamu diharapkan mampu mengerti dan memahami isi bacaan.
28. Menentukan Ide Pokok dari Berbagai Pola Paragraf
Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang membicarakan suatu topik dengan dilengkapi pikiran-pikiran pendukung. Dalam sebuah paragraf hanya membicarakan satu permasalahan; mempunyai kalimat utama; mempunyai kalimat penjelas; antara kalimat yang satu dengan lainnya saling bertalian, mendukung, dan melengkapi sehingga membentuk kesatuan yang utuh dan padu
Dalam sebuah wacana, paragraf biasanya ditulis menjorok atau diberi jarak antarparagraf. pengembangan paragraf dalam sebuah karangan menggambarkan alur pikir atau penalaran seorang penulis. Penalaran merupakan cara berpikir penulis untuk memadukan data atau fakta sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
Seorang penulis dapat menggunakan dua bentuk penalaran yakni penalaran deduksi dan induksi. Penalaran deduksi adalah suatu penyajian gagasan dengan mengungkapkan hal-hal yang bersifat umum kemudian dikembangkan dengan membicarakan hal-hal yang bersifat khusus (rincian).
Penalaran induksi adalah suatu penyajian gagasan dengan mengungkapkan hal-hal yang bersifat khusus kemudian dikembangkan dengan membicaraka hal-hal yang bersifat umum. Gagasan yang dikembangkan dalam sebuah karangan dapat menggunakan kedua bentuk penalaran di atas secara bergantian.
Penerapan penalaran tersebut dapat terlihat dalam satuan-satuan gagasan yang disampaikan dalam sebuah paragraf. Berdasarkan pola pengembangannya, paragraf dapat dikembangkan dengan beberapa pola, di antaranya paragraf deduksi dan induksi.
Paragraf deduksi adalah paragraf yang diawali dengan hal-hal yang bersifat umum dan diperjelas dengan hal-hal yang bersifat khusus. Paragraf induksi adalah paragraf yang dikembangkan mulai dengan hal-hal yang khusus ke hal-hal yang umum. Pada paragraf deduksi, kalimat utamanya berada di awal paragraf, sedangkan paragraf induksi kalimat utamanya berada di akhir paragraf.
Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan pokok yang diuraikan dalam paragraf tersebut. Gagasan utama tersebut diperjelas dengan gagasan-gagasan pendukung. Kalimat yang mengandung gagasan pendukung disebut kalimat penjelas. Sebagaimana telah disampaikan bahwa setiap paragraf berisi sebuah gagasan utama yang merupakan pokok dari sebuah paragraf. Agar gagasan utama itu semakin jelas, maka gagasan utama tersebut ditambah dengan gagasan-gagasan tambahan. Gagasan utama sebuah paragraf dapat dicari dengan cara sebagai berikut.
1. Membaca kalimat demi kalimat yang ada pada paragraf tersebut.
2. Jika kalimat pertama atau kedua merupakan inti paragraf, berarti kalimat tersebut adalah gagasan utama paragraf yang beRosangkutan.
3. Jika kalimat pertama bukan inti paragraf, cermati kalimat terakhir paragraf tersebut. Jika kalimat terakhir itu merupakan inti paragraf, maka kalimat tersebut merupakan gagasan utamanya.
4. Jika bukan kalimat pertama dan kalimat terakhir inti paragrafnya, berarti gagasan utama paragraf tersebut tersirat pada tiap kalimatnya.
Jika kalimat intinya terletak di awal dan di akhir paragraf, berarti gagasan utama paragraf tersebut terletak di awal dan akhir paragraf.
29. Keterkaitan Gurindam dengan Kehidupan Sehari-hari
kamu telah berlatih membacakan gurindam dengan lafal, intonasi, dan penghayatan yang baik, kemudian telah menganalisis dan mendiskusikan nilai-nilai yang terkandung dalam gurindam.
Sebagaimana telah didiskusikan, gurindam kaya dengan falsafah hidup dan nasihat. Diskusikan makna yang terkandung pada setiap fasal dalam kutipan Gurindam XII karya Raja Ali Haji berikut ini!
Ini Gurindam Fasal yang Pertama
Baorang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah
Baorang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari
Baorang siapa mengenal dunia
Tahulah ia baorang yang terperdaya
Baorang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudarat
Ini Gurindam Fasal yang Kedua
Baorang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Baorang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya berleh berkat
Baorang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji
Ini Gurindam Fasal yang Ketiga
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan
Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fiil yang tiada sennh
Anggta tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi
Ini Gurindam Fasal yang Keempat
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
Jika sedikit pun berbuat bhng
Bleh diumpamakan mulutnya itu pekng
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
Bakhil jangan diberi singgah
Itulahoperampk yang amat gagah
Baorang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Baorang siapa perkataannya ktr
Mulutnya itu umpama ktr
Di mana tahu salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi
Pekerjaan takabur jangan dirapih
Sebelum mati didapat juga sepih
Ini Gurindam Fasal yang Kelima
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
Jika hendak mengenal orang berilmu
Bertanya belajar tiadalah jemu
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
Jika hendak mengenal orang yang baik peorangai
Lihatlah pada ketika bercampur dengan orang ramai
Ini Gurindam Fasal yang Keenam
Cahariolehmu akan istri
Yang bleh menyerahkan diri
Cahariolehmu akan kawan
Pilihlah segala orang yang setiawan
Cahariolehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi
Ini Gurindam Fasal yang Ketujuh
Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih
Apabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang
Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sahajalah umur
Apabila mendengar akan khabar
MeNoerimanya itu hendaklah sabar
Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut
Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah segala orang mengikut
Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak bleh orang berbuat hnar
Ini Gurindam Fasal Kedelapan
Lidah yang suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya khabar
orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripada syirik mengaku kuasa
Kejahatan diri sembunyikan
Kebajikan diri diamkan
Keaiban orang jangan dibuka
Keaiban diri hendaklah sangka
Ini Gurindam Fasal yang Kesembilan
Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah setan tempatnya manja
Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlan setan tempat bergda
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah setan punya jamuan
Adapun orang tua yang hemat
Setan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru
Dengan setan jadi berseteru
Ini Gurindam Fasal yang Kesepuluh
Dengan anak janganlah lalai
Supaya bleh naik ke tengah balai
Dengan istri dan gundik janganlah alpa
Supaya kemaluan jangan meNoerpa
Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil
Ini Gurindam Fasal yang Kesebelas
Hendaklah memegang amanat
Buanglah khianat
Hendak marah
Dahulukan hujjah
Hendak dimalui
Jangan memalui
Hendak ramai
Murahkan peorangai
Ini Gurindam Fasal yang Keduabelas
Hukum adil atas rakyat
Tanda raja berleh inayat
Kasihkan orang yang berilmu
Tanda rahmat atas dirimu
Hrmat akan orang yang pandai
Tanda mengenal kasa dan cindai
Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti
Akhirat itu terlalu nyata
Kepada hati yang yang tidak buta
Dikutip dari: Puisi Indonesia Lama Berisi Nasehat,(Depdikbud, 1986: 24—30).
Gurindam isinya penuh dengan makna kehidupan. Isinya banyak memberikan tuntunan dalam hidup beragama dan berssial.oleh karena itu, nilai-nilainya sangat erat dengan kehidupan kita sehari-hari. Untuk membuktikannya baca dan pelajari Gurindam XII dengan cermat dan saksama!
30. Sejarah sastra Indonesia
Secara urutan waktu maka sastra Indonesia terbagi atas beberapa angkatan:
1. •Pujangga Lama
2. •Sastra "Melayu Lama"
3. •Angkatan Balai Pustaka
4. •Pujangga Baru
5. •Angkatan '45
6. •Angkatan 50-an
7. •Angkatan 66-70-an
8. •Dasawarsa 80-an
9. •Angkatan Reformasi
Secara metode penyampaian sastra Indonesia terbagi atas 2 bagian besar, yaitu: lisan & tulisan
1. Pujangga Lama
Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di Indonesia di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat.
Karya Sastra Pujangga Lama
•Sejarah Melayu
•Hikayat Abdullah - Hikayat Andaken Penurat - Hikayat Bayan Budiman - Hikayat Djahidin - Hikayat Hang Tuah – Hikayat Kadirun - Hikayat Kalila dan Damina - Hikayat Masydulhak - Hikayat Pandja Tanderan - Hikayat Putri Djohar Manikam - Hikayat Tjendera Hasan - - Tsahibul Hikayat
•Syair Bidasari - Syair Ken Tambuhan - Syair Raja Mambang Jauhari - Syair Raja Siak
•dan berbagai Sejarah, Hikayat, dan Syair lainnya
2. Sastra "Melayu Lama"
Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 - 1942, yang berkembang dilingkungan masyarakat Sumatera seperti "Langkat, Tapanuli, Padang dan daerah sumatera lainnya", Cina dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat. (Lanjutan Materi Bahasa Indonesia kelas XII SMA MA)
Karya Sastra "Melayu Lama"
•Robinson Crusoe (terjemahan)
•Lawan-lawan Merah
•Mengelilingi Bumi dalam 80 hari (terjemahan)
•Graaf de Monte Cristo (terjemahan)
•Kapten Flamberger (terjemahan)
•Rocambole (terjemahan)
•Nyai Dasima oleh G. Francis (Indo)
•Bunga Rampai oleh A.F van Dewall
•Kisah Perjalanan Nakhoda Bontekoe
•Kisah Pelayaran ke Pulau Kalimantan
•Kisah Pelayaran ke Makassar dan lain-lainnya
•Cerita Siti Aisyah oleh H.F.R Kommer (Indo)
•Cerita Nyi Paina
•Cerita Nyai Sarikem
•Cerita Nyonya Kong Hong Nio
•Nona Leonie
•Warna Sari Melayu oleh Kat S.J
•Cerita Si Conat oleh F.D.J. Pangemanan
•Cerita Rossina
•Nyai Isah oleh F. Wiggers
•Drama Raden Bei Surioretno
•Syair Java Bank Dirampok
•Lo Fen Kui oleh Gouw Peng Liang
•Cerita Oey See oleh Thio Tjin Boen
•Tambahsia
•Busono oleh R.M.Tirto Adhi Soerjo
•Nyai Permana
•Hikayat Siti Mariah oleh Hadji Moekti (indo)
•dan masih ada sekitar 3000 judul karya sastra Melayu-Lama lainnya
3. Angkatan Balai Pustaka
Karya sastra di Indonesia sejak tahun 1920 - 1950, yang dipelopori oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan h ikayat dalamkhazanah sastra di Indonesia pada masa ini.
Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak dan bahasa Madura.
Pengarang dan karya sastra Angkatan Balai Pustaka
•Merari Siregar
oAzab dan Sengsara: kissah kehidoepan seorang gadis (1921)
oBinasa kerna gadis Priangan! (1931)
oTjinta dan Hawa Nafsu
•Marah Roesli
oSiti Nurbaya
oLa Hami
oAnak dan Kemenakan
•Nur Sutan Iskandar
oApa Dayaku Karena Aku Seorang Perempuan
oHulubalang Raja (1961)
oKarena Mentua (1978)
oKatak Hendak Menjadi Lembu (1935)
•Abdul Muis
oPertemuan Djodoh (1964)
oSalah Asuhan
oSurapati (1950)
•Tulis Sutan Sati
oSengsara Membawa Nikmat (1928)
oTak Disangka
oTak Membalas Guna
oMemutuskan Pertalian (1978)
•Aman Datuk Madjoindo
oMenebus Dosa (1964)
oSi Tjebol Rindoekan Boelan (1934)
oSampaikan Salamku Kepadanya
•Suman Hs.
oKasih Ta' Terlarai (1961)
oMentjari Pentjuri Anak Perawan (1957)
oPertjobaan Setia (1940)
•Adinegoro
oDarah Muda
oAsmara Jaya
Sutan Takdir Alisjahbana
oTak Putus Dirundung Malang
oDian jang Tak Kundjung Padam (1948)
oAnak Perawan Di Sarang Penjamun (1963)
•Hamka
oDi Bawah Lindungan Ka'bah (1938)
oTenggelamnya Kapal van der Wijck (1957)
oTuan Direktur (1950)
oDidalam Lembah Kehidoepan (1940)
•Anak Agung Pandji Tisna
oNi Rawit Ceti Penjual Orang (1975)
oSukreni Gadis Bali (1965)
oI Swasta Setahun di Bedahulu (1966)
•Said Daeng Muntu
oPembalasan
oKarena Kerendahan Boedi (1941)
•Marius Ramis Dayoh
oPahlawan Minahasa (1957)
oPutra Budiman: Tjeritera Minahasa (1951)
Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai Raja Pengarang Balai Pustaka oleh sebab banyaknya karya tulisnya pada
masa tersebut.
4. Pujangga Baru
Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis menjadi "bapak" sastra modern Indonesia. Pada masa itu, terbit pula majalah "Poedjangga Baroe" yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana dkk. Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu 1. Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah dan; 2. Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.
Penulis dan karya sastra Pujangga Baru
•Sutan Takdir Alisjahbana
oLayar Terkembang (1948)
oTebaran Mega (1963)
•Armijn Pane
oBelenggu (1954)
oJiwa Berjiwa
oGamelan Djiwa - kumpulan sajak (1960)
oDjinak-djinak Merpati - sandiwara (1950)
oKisah Antara Manusia - kumpulan cerpen (1953)
•Tengku Amir Hamzah
oNyanyi Sunyi (1954)
oBuah Rindu (1950)
oSetanggi Timur (1939)
•Sanusi Pane
oPancaran Cinta (1926)
oPuspa Mega (1971)
oMadah Kelana (1931/1978)
oSandhyakala ning Majapahit (1971)
oKertadjaja (1971)
•Muhammad Yamin
oIndonesia, Toempah Darahkoe! (1928)
oKalau Dewi Tara Sudah Berkata
oKen Arok dan Ken Dedes (1951)
oTanah Air
•Roestam Effendi
oBebasari: toneel dalam 3 pertundjukan (1953)
oPertjikan Permenungan (1953)
•Selasih
oKalau Ta' Oentoeng (1933)
oPengaruh Keadaan (1957)
•J.E.Tatengkeng
oRindoe Dendam (1934)
5. Angkatan '45
Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan '45. Karya sastra. Angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik - idealistik.
Penulis dan karya sastra Angkatan '45
•Chairil Anwar
oKerikil Tadjam (1949)
oDeru Tjampur Debu (1949)
•Asrul Sani, Rivai Apin Chairil Anwar
oTiga Menguak Takdir (1950)
•Idrus
oDari Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948)
oAki (1949)
oPerempuan dan Kebangsaan
•Pramoedya Ananta Toer
oBukan Pasar Malam (1951)
oDitepi Kali Bekasi (1951)
oGadis Pantai
oKeluarga Gerilja (1951)
oMereka jang Dilumpuhkan (1951)
oPerburuan (1950)
oTjerita dari Blora (1963)
•Mochtar Lubis
oTidak Ada Esok (1982)
oDjalan Tak Ada Udjung (1958)
oSi Djamal (1964)
•Achdiat K. Mihardja
oAtheis - 1958
•Trisno Sumardjo
oKatahati dan Perbuatan (1952)
oTerjemahan karya W. Shakespeare: Hamlet, Impian di tengah Musim, Macbeth, Raja Lear, Romeo dan Julia, Saudagar
Venezia, dll.
•M.Balfas
oLingkaran-lingkaran Retak, kumpulan cerpen (1978)
•Utuy Tatang Sontani
oSuling (1948)
oTambera (1952)
oAwal dan Mira - drama satu babak (1962)
6. Angkatan 50-an
Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra. Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis. Timbullah perpecahan dan polemik yang berkepanjangan diantara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S di Indonesia.
Penulis dan karya sastra Angkatan 50-60-an
Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada akhir dekade 80-an dengan. Beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.
•Ajip Rosidi
oCari Muatan
oDitengah Keluarga (1956)
oPertemuan Kembali (1960
oSebuah Rumah Buat Hari Tua
oTahun-tahun Kematian (1955)
•Ali Akbar Navis
oBianglala: kumpulan tjerita pendek (1963)
oHudjan Panas (1963)
oRobohnja Surau Kami: 8 tjerita pendek pilihan (1950)
•Bokor Hutasuhut
oDatang Malam (1963)
•Enday Rasidin
oSurat Cinta
•Nh. Dini
oDua Dunia (1950)
oHati jang Damai (1960)
•Nugroho Notosusanto
oHujan Kepagian (1958)
oRasa Sajang (1961)
oTiga Kota (1959)
•Ramadhan K.H
oApi dan Si Rangka
oPriangan si Djelita (1956)
•Sitor Situmorang
oDalam Sadjak (1950)
oDjalan Mutiara: kumpulan tiga sandiwara (1954)
oPertempuran dan Saldju di Paris (1956)
oSurat Kertas Hidjau: kumpulan sadjak (1953)
oWadjah Tak Bernama: kumpulan sadjak (1955)
•Subagio Sastrowardojo
oSimphoni (1957)
•Titis Basino
oPelabuhan Hati (1978)
oDia, Hotel, Surat Keputusan (cerpen) (1963)
oLesbian (1976)
oBukan Rumahku (1976)
oPelabuhan Hati (1978)
oDi Bumi Aku Bersua di Langit Aku Bertemu (1983)
oTrilogi: Dari Lembah Ke Coolibah (1997); Welas Asih Merengkuh Tajali (1997); Menyucikan Perselingkuhan (1998)
oAku Supiah Istri Wardian (1998)
oTersenyumpun Tidak Untukku Lagi (1998)
oTerjalnya Gunung Batu (1998)
oAku Kendalikan Air, Api, Angin, dan Tanah (1998)
oRumah Kaki Seribu (1998)
oTangan-Tangan Kehidupan (1999)
oBila Binatang Buas Pindah Habitat (1999)
oMawar Hitam Milik Laras (1999)
•Toto Sudarto Bachtiar
oSuara : kumpulan sadjak 1950-1955 (1962)
oEtsa, sadjak-sadjak (1958)
•Trisnojuwono
oAngin Laut (1958)
oDimedan Perang (1962)
oLaki-laki dan Mesiu (1951)
•W.S. Rendra
oBalada Orangļ½² Tertjinta (1957)
oEmpat Kumpulan Sajak (1961)
oIa Sudah Bertualang dan tjerita-tjerita pendek lainnja (1963)
•dan banyak lagi karya sastra lainnya
7. Angkatan 66-70-an
Angkatan ini ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horison. Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra, munculnya karya sastra beraliran surrealistik, arus kesadaran, arketip, absurd, dll pada masa angkatan ini di Indonesia. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya karya sastra pada masa angkatan ini. Sastrawan pada akhir angkatan yang lalu termasuk juga dalam kelompok ini seperti Motinggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia, H.B. Jassin.
Seorang sastrawan pada angkatan 50-60-an yang mendapat tempat pada angkatan ini adalah Iwan Simatupang. Pada masanya, karya sastranya berupa novel, cerpen dan drama kurang mendapat perhatian bahkan sering menimbulkan kesalah-pahaman; ia lahir mendahului jamannya. Beberapa satrawan pada angkatan ini antara lain: Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C. Noer, Akhudiat, Darmanto Jatman, Arief Budiman, Goenawan Mohamad, Budi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail dan banyak lagi yang lainnya.
Karya Sastra Angkatan '66
•Sutardji Calzoum Bachri
oO
oAmuk
oKapak
•Abdul Hadi WM
oLaut Belum Pasang – (kumpulan puisi)
oMeditasi – (kumpulan puisi)
oPotret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur – (kumpulan puisi)
oTergantung Pada Angin – (kumpulan puisi)
oAnak Laut Anak Angin – (kumpulan puisi)
•Sapardi Djoko Damono
oDukamu Abadi – (kumpulan puisi)
oMata Pisau dan Akuarium – (kumpulan puisi)
oPerahu Kertas – (kumpulan puisi)
oSihir Hujan – (kumpulan puisi)
oHujan Bulan Juni – (kumpulan puisi)
oArloji – (kumpulan puisi)
oAyat-ayat Api – (kumpulan puisi)
•Goenawan Mohamad
oInterlude
oParikesit
OPotret Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang – (kumpulan esai)
oAsmaradana
oMisalkan Kita di Sarajevo
•Umar Kayam
oSeribu Kunang-kunang di Manhattan
oSri Sumarah dan Bawuk – (kumpulan cerita pendek)
oLebaran di Karet, di Karet - (kumpulan cerita pendek)
oPada Suatu Saat di Bandar Sangging -
oKelir Tanpa Batas
oPara Priyayi
oJalan Menikung
•Danarto
oGodlob
oAdam Makrifat
oBerhala
•Putu Wijaya
oTelegram
oStasiun
oPabrik
oGres – Putu Wijaya
oBom
oAduh – (drama)
oEdan – (drama)
oDag Dig Dug – (drama)
•Iwan Simatupang
oZiarah
oKering
oMerahnya Merah
oKoong
oRT Nol / RW Nol – (drama)
oTegak Lurus Dengan Langit
•Arifin C. Noer
oTengul – (drama)
oSumur Tanpa Dasar – (drama)
oKapai Kapai – (drama)
•Djamil Suherman
oSarip Tambak-Oso
oUmi Kulsum – (kumpulan cerita pendek)
oPerjaLanan ke Akhirat
oSakerah dan masih banyak lagi yang lainnya.
8. Dasawarsa 80-an
Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Majalah Horison tidak ada lagi, karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum. Beberapa sastrawan yang dapat mewakili Angkatan dekade 80-an ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Kurniawan Junaidi.
Karya Sastra Angkatan Dasawarsa 80-an
Antara lain adalah:
•Badai Pasti Berlalu - Cintaku di Kampus Biru - Sajak Sikat Gigi - Arjuna Mencari Cinta - Manusia Kamar – Karmila
Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad 19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya pada era 80-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya. Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 80-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop (tetapi tetap sah disebut sastra, jika sastra dianggap sebagai salah satu alat komunikasi), yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman dengan Serial Lupus-nya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih "berat". Budaya barat dan konflik-konfliknya sebagai tema utama cerita terus mempengaruhi sastra Indonesia sampai tahun 2000.
9. Sastrawan Angkatan Reformasi
Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke BJ Habibie lalu KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Sukarnoputri, muncul wacana tentang Sastrawan Angkatan Reformasi. Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar Reformasi. Di rubrik sastra Harian Republika, misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.
Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatar belakangi kelahiran karya-karya sastra -- puisi, cerpen, dan novel -- pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda dan Acep Zamzam Noer, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.
10. Sastrawan Angkatan 2000-an
Setelah wacana tentang lahirnya Sastrawan Angkatan Reformasi muncul, namun tidak berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki 'juru bicara', Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya Sastrawan Angkatan 2000. Sebuah buku tebal tentang Angkatan 2000 yang disusunnya diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta, tahun 2002.
Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra dimasukkan Korrie ke dalam Angkatan 2000, termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti Afrizal Malna, Ahmadun Yosi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada akhir 1990-an, seperti Ayu Utami, dan Dorothea Rosa Herliany.
- Abidah el Khalieqy
- Afrizal Malna
- Ahmad Nurullah
- Ahmad Syubanuddin Alwy
- Ahmadun Yosi Herfanda adalah salah seorang penyair yang dimasukkan oleh Korrie Layun Rampan ke dalam Angkatan 2000, tapi ia sebenarnya telah banyak menulis sajak sejak awal 1980-an.
- Ayu Utami dengan karyanya Saman, sebuah fragmen dari cerita Laila Tak Mampir di New York. Karya ini menandai awal bangkitnya kembali sastra Indonesia setelah hampir 20 tahun. Gaya penulisan Ayu Utami yang terbuka, bahkan vulgar, itulah yang membuatnya menonjol dari pengarang-pengarang yang lain. Novel lain yang ditulisnya adalah Larung, lanjutan dari cerita Saman.
- Dorothea Rosa Herliany
- Seno Gumira Ajidarma
11. Cybersastra
Era internet memasuki komunitas sastra di Indonesia. Banyak karya sastra Indonesia yang tidak dipublikasi berupa buku namun termaktub di dunia maya (internet)baik yang dikelola resmi oleh pemerintah, organisasi non-profit maupun situs pribadi. Ada beberapa situs Sastra Indonesia di dunia maya
31. KALIMAT EFEKTIF
Syarat-syarat kalimat efektif :
1. Secara tepat mewakili gagasan pembicara atau penulisnya.
2. Menimbulkan gagasan yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkanoleh pembicara atau penulisnya.
Ciri-ciri kalimat efektif :
Kesatuan gagasan
Kalimat efektif harus menunjukkan suatu kesatuan gagasasan atau satu ide pokok dimana suobjek, predikat dan unsur lainnya saling mendukung dan membentuk kesatuan tunggal.
Contoh: Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang membantu keselamatan umum.
Kesejajaran
Kesejajaran yang dimaksud adalah penggunaan bentuk kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan, baik dalam fungsi maupun bentuknya. Jadi jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, maka bagian kalimat lainnya juga harus menggunakan imbuhan di- pula.
Contoh: Anak itu ditlng pak Adi dan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Setiap kata haruslah memiliki fungsi yang jelas. Penggunaan kata-kata yang berlebihan justru akan memperlemah dan mengaburkan maksud dari kalimat itu.
Contoh :
Bunga-bunga mawar, anyelir dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu karena kata mawar,
anyelir, dan melati terkandung makna bunga.
A. Penekanan
Bagian kalimat yang dipentingkan perlu ditnklkan dari unsur-unsur yang lain. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penekanan adalah sebagai berikut :
- Mengubah psisi dalam kalimat yaitu dengan cara meletakkan bagian penting di depan kalimat. Contoh : Harapan kami adalah agar masalah ini dapat dibicarakan lebih lanjut.
- Menggunakan partikel, penekanan bagian kalimat misalnya dengan penggunaan partikel lah, pun dan kah. Contoh : Kami pun turut berbahagia melihat prestasimu.
- Menggunakan repetisi, yaitu dengan mengulang-uang kata yang dianggap penting. Contoh : Dalam membina hubungan antara suami dan istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya kmunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
- Menggunakan pertentangan yaitu menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan maksudnya dalam kegiatan yang ingin ditegaskan pada kalimat. Contoh : Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
B. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami.
Unsur-unsur dalam sebuah kalimat harus memiliki hubungan yang logis atau dapat diterimaoleh akal sehat.
Contoh :
Waktu dan tempat saya perlisakan.
Kalimat ini tidak logis karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan Kalimat tersebut seharusnya “Kepada bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium ”
Nah cukup lengkap ya, sekarang dengan Lanjutan Materi Bahasa Indonesia kelas XII SMA MA tersebut mudah-mudahan kita lebih mudah dalam mempelajari seluruh materi bahasa Indonesia khususnya untuk sekolah menengah atas. Lain waktu kita sambung dengan pembahasan soal latihan.