Pentingnya Sejarah
Bagi Pelajar - Sejarah adalah pengalaman kelompok manusia. Tanpa sejarah,
manusia tidak mempunyai pengetahuan tentang dirinya, terutama dalam proses ada
dan mengada. Manusia yang demikian tidak mempunyai memori / ingatan, sehingga
pada dirinya tidak dapat dituntut suatu tanggung jawab.
Untuk itu,
manusia yang punya rasa tanggung jawab, biasanya menyadari kedudukan sejarah
sebagai suatu yang urgen dalam kehidupan terutama dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara.
Manusia yang telah menyadari dirinya sosok manusia yang utuh tidak mau mengelak
dari tanggung jawab. Sejarah adalah hak prerogratif manusia. Eksistensinya baru
dianggap ada bila dapat mengaktualisasikan sejarah. Dirinya rela
menghadapi resiko keamanan diri asal dapat mengaktualisasikan kebebasan.
Kebebasan dihayati sebagai proses untuk mencari dan menegakkan peluang membuka
katub-katub kognisi yang tersumbat dapat terjadi. Sekarang ini yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam suatu peristiwa
sejarah dapat diaktualisasikan melalui pembelajaran sejarah.
Pentingnya Pemahaman Sejarah
Pemahaman sejarah perlu dimiliki setiap orang sejak dini agar mengetahui
dan memahami makna dari peristiwa masa lampau sehingga dapat digunakan sebagai
landasan sikap dalam menghadapi kenyataan pada masa sekarang serta menentukan
masa yang akan datang. Artinya sejarah perlu dipelajari sejak dini oleh setiap
individu baik secara formal maupun nonformal, Keterkaitan individu dengan
masyarakat atau bangsanya memerlukan terbentuknya kesadaran pentingnya sejarah
terhadap persoalan kehidupan bersama seperti: nasionalisme, persatuan,
solidaritas dan integritas nasional. Terwujudnya cita-cita suatu masyarakat
atau bangsa sangat ditentukan oleh generasi penerus yang mampu memahami sejarah
masyarakat atau bangsanya .
Sejarah adalah topik ilmu pengetahuan yang sangat menarik. Tak hanya itu,
sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting, terutama mengenai:
keberhasilan dan kegagalan dari para pemimpin kita, sistem perekonomian yang
pernah ada, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya dalam
kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat mempelajari apa
saja yang memengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah
peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan kegiatan politik,
pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang budaya dan teknologi yang
bermacam-macam, sepanjang zaman.
Oleh karena itu, pemahaman sejarah perlu dimiliki setiap orang sejak dini agar
mengetahui dan memahami makna dari peristiwa masa lampau sehingga dapat
digunakan sebagai landasan sikap dalam menghadapi kenyataan pada masa sekarang
serta menentukan masa yang akan datang. Artinya sejarah perlu dipelajari sejak
dini oleh setiap individu baik secara formal maupun nonformal, Keterkaitan
individu dengan masyarakat atau bangsanya memerlukan terbentuknya kesadaran
pentingnya sejarah terhadap persoalan kehidupan bersama seperti: nasionalisme,
persatuan, solidaritas dan integritas nasional. Terwujudnya cita-cita suatu
masyarakat atau bangsa sangat ditentukan oleh generasi penerus yang mampu
memahami sejarah masyarakat atau bangsanya.
Nilai Strategis Pembelajaran Sejarah
Orang tidak akan belajar sejarah kalai tidak ada gunanya. Kenyataan bahwa
sejarah terus ditulis orang di semua peradaban dan sepanjang waktu, sebenarnya
cukup menjadi bukti bahwa sejarah itu perlu.
Sekarang ini yang paling penting adalah bagaimana sejarah yang diajarkan di
sekolah bisa memiliki peran strategis di dalam menanamkan nilai-nilai di dalam
diri siswa sehingga memiliki kesadaran terhadap eksistensi bangsanya. Dalam
pembangunan bangsa pengajaran sejarah tidak semata-mata berfungsi untuk memberi
pengetahuan sejarah sebagai kumpulan informasi fakta sejarah, tetapi juga
bertujuan menyadarkan anak didik atau membangkitkan kesadaran
sejarahnya.
Untuk mengemas pendidkan sejarah sehingga dapat menghasilkan internalisasi
nilai diperlukan adanya pengorganisasian bahan yang beraneka ragam serta metode
sajian yang bervariasi. Di samping itu gaya belajar subjek didik juga perlu
mendapat perhatian, agar tidak kehilangan bingkai moral dan afeksi dari seluruh
tujuan pengajaran yang telah ada. Karena tanpa bingkai moral, pengajaran
sejarah yang terlalu mengedepankan aspek kognitif tidak akan banyak pengaruhnya
dalam rangka memantapkan apa yang sering disebut sebagai jati diri kepribadian
bangsa.
Mata pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak
dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Pembentukan kepribadian
nasional beserta identitas dan jati diri tidak akan terwujud tanpa adanya
pengembangan kesadaran sejarah sebagai sumber inspirasi dan aspirasi.
Kepribadian nasional, identitas, dan jati diri berkembang melalui pengalaman
kolektif bangsa, yaitu proses sejarah. Materi sejarah, sesuai dengan
Permen Diknas No. 22 tahun 2006:
- Mengandung nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan, patriotisme, nasionalisme, dan semangat pantang menyerah yang mendasari proses pembentukan watak dan kepribadian peserta didik
- Memuat khasanah mengenai peradaban bangsa-bangsa, termasuk peradaban bangsa Indonesia. Materi tersebut merupakan bahan pendidikan yang mendasar bagi proses pembentukan dan penciptaan peradaban bangsa Indonesia di masa depan
- Menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta solidaritas untuk menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa.
- Sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi krisis multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
- Berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.
Pada dasarnya ada 2 tujuan pembelajaran sejarah , yaitu : tujuan yang bersifat
ilmiah akademik sebagaimana disajikan dalam pendidikan profesional di perguruan
tinggi, dan tujuan pragmatis yang digunakan sebagai sarana pendidikan dijenjang
pendidikan dasar dan menengah
Dalam Permen Diknas No 22 tahun 2006 mengenai STANDAR ISI UNTUK SATUAN
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH, disebutkan bahwa tujuan pembelajaran sejarah
adalah sebagai berikut :
- Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan
- Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan
- Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau
- Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang
- Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional.
Proses globalisasi yang ditunjang dengan seperangkat piranti komunikasi dan
informasi yang canggih, potensial menimbulkan seseorang mengalami dislokasi dan
disorientasi. Identitas diri dan cultural sering kabur, karena adanya
pelbagi ledakan kultural yang seringkali mengejutkan. Perubahan sosial yang
bergitu cepat membutuhkan kepribadian yang kuat. Suatu pribadi yang mempunyai
pijakan yang kuat dan orientasi yang jelas. Salah satu wahana untuk dapat
mengatasi hal tersebut adalah memahami akar sejarah (historical roots)
masyarakat secara utuh.
Sejarah dapat memberi kontribusi pada kehidupan masyarakat luas pada umumnya
dan peserta didik pada khusunya. Sejarah sangat diperlukan bagi proses
pendidikan, terutama untuk memberi aspirasi dalam melatih kekuatan pikiran.
Dengan cara tersebut peserta didik dapat terbuka pikirannya serta menyadari apa
yang telah dilakukan, dipikirkan dan ditemukan orang.
Pendidikan sejarah merupakan bagian integral dari usaha penanaman nilai-nilai
yang fungsional untuk menanamkan pengetahuan. Pendidikan sejarah perlu
mentransfer nilai-nilai etik dan moral yang mendasari cara berfikir, cara
bersikap, dan berperilaku seseorang untuk mewujudkan keharmonisan kehidupan
individu, kelompok masyarakat atau bangsa dalam membangun perdamaian, toleransi
dan kesediaan menerima perbedaan. Jelas kiranya bahwa sejarah memiliki nilai
didaktis yang mengajak generasi berikutnya dapat mengambil hikmah dan pelajaran
dari pengalaman nenek moyangnya. Lagi pula, agar suri tauladan mereka dapat
menjadi model bagi keturunannya.
Nilai didaktik pengetahuan sejarah dalam pendidikan masa kini, kecuali
membangkitkan kesadaran sejarah juga meningkatkan proses rasionalisasi serta
melepaskan pikiran mitologis. Sejarah yang antroposentris menempatkan peran
manusia sebagai pelaku dalam proses sejarah. Sudah barang tentu
pengajaran sejarah membudayakan pada diri anak didik perspektif sejarah yang
memberi kemampuan untuk melihat bahwa segala sesuatu adalah produksi dari perkembangan
masa lampau.
Eksistensi bangsa termasuk bangsa Indonesia mutlak harus dipertahankan dalam
kehidupan masyarakat bangsa dunia. Pembangunan karakter bangsa (national
character building) menjadi alternatif dalam mewujudkan generasi bangsa yang
memahami jati diri bangsanya secara komprehensif. Salah satu upaya pembangunan
karakter bangsa dapat dilakukan melalui pendidikan sejarah yang mulai diberikan
sejak pendidikan dasar. Pendidikan sejarah diharapkan dapat memberikan wawasan
berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode dalam upaya
pembentukan sikap dan perilaku siswa.