Pendidikan Agama Islam: Rukun Khutbah Jumat. Kali ini kita akan membahas materi pendidikan agama islam yaitu mengenai rukun khutbah jumat. Semoga dengan membahas rukun khutbah jumat ini kita dapat memahami aturan-aturan khutbah jumat dan mampu membawakan khutbah jumat.
Materi pendidikan agama islam ini sangat penting, oleh karena itu mari kita simak posting Pendidikan Agama Islam, Syarat dan Rukun Khutbah Jumat dibawah ini.
Di kelas kita memang sudah mempelajari mater ini. Sudah dijelaskan dengan baik oleh bapak dan ibu guru. Tapi, kita juga perlu mengingat lagi materi tersebut. Harus kita ulang lagi di rumah. Supaya tidak lupa.
A. Syarat Khutbah
Khutbah juga harus memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan. Tidak boleh asal-asalan. Adapun syarat-syarat khutbah jumat yaitu seperti dijelaskan berikut ini:
- Khutbah dilakukan sebelum salat Jum'at
- Niat
- Disampaikan dengan bahasa yang bisa dipaham oleh Jamaah.
- Antara khutbah satu dan khutbah dua dilakukan dalam satu waktu. (antara keduanya tidak boleh dipisahkan dengan salat Jum'at ).
- Disampaikan dengan suara yang bisa didengar oleh jamaah, minimal sejumlah orang yang wajib dipenuhi sebagai syarat sahnya salat Jum'at, 40 orang.
- Salat Jum'at segera dilakukan begitu khutbah usai, tidak boleh diselingi dengan hal-hal yang tidak ada sangkut pautnya dengan pelaksanaan salat Jum'at.
B. Rukun Khutbah Jumat
1. Rukun
Pertama: Hamdalah
Khutbah jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah. Yaitu lafaz yang memuji Allah
SWT. Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah,
atau ahmadullah. Pendeknya, minimal ada kata alhamd dan
lafaz Allah, baik di khutbah pertama atau khutbah kedua.
Contoh bacaan:
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
Innal hamdalillahi
nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri
anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa
mayyudhlilfalaa haadiyalahu
2. Rukun Kedua:
Shalawat kepada Nabi SAW
Shalawat kepada nabi Muhammad SAW harus dilafadzkan dengan jelas, paling tidak
ada kata shalawat. Misalnya ushalli ‘ala Muhammad, atau as-shalatu
‘ala Muhammad, atau anamushallai ala Muhammad.
Contoh bacaan:
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
Allahumma sholli wa
sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi
ihsaani ilaa yaumiddiin.
3. Rukun Ketiga:
Washiyat untuk Taqwa
Yang dimaksud dengan washiyat ini adalah perintah atau ajakan
atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Dan menurut Az-Zayadi, washiyat ini
adalah perintah untuk mengerjakan perintah Allah dan menjauhi
larangan-larangan-Nya.
Sedangkan menurut Ibnu Hajar, cukup dengan ajakan untuk
mengerjakan perintah Allah. Sedangkan menurut Ar-Ramli, washiyat itu
harus berbentuk seruan kepada ketaatan kepada Allah.
Lafadznya sendiri bisa lebih bebas. Misalnya dalam bentuk kalimat: “takutlah
kalian kepada Allah”. Atau kalimat: “marilah kita bertaqwa dan
menjadi hamba yang taat”.
Contoh bacaan:
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
yaa ayyuhalladziina
aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun
Ketiga rukun di
atas harus terdapat dalam kedua khutbah Jumat itu.
4. Rukun Keempat: Membaca ayat Al-Quran pada salah satunya
Minimal satu kalimat dari ayat Al-Quran yang mengandung makna lengkap. Bukan
sekedar potongan yang belum lengkap pengertiannya. Maka tidak dikatakan sebagai
pembacaan Al-Quran bila sekedar mengucapkan lafadz: “tsumma nazhar”.
Tentang tema ayatnya bebas saja, tidak ada ketentuan harus ayat tentang
perintah atau larangan atau hukum. Boleh juga ayat Quran tentang kisah umat
terdahulu dan lainnya.
Contoh bacaan:
فَاسْتبَقُِوا اْلخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونوُا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيعًا إِنَّ
اللهَ عَلىَ كُلِّ شَئٍ قَدِيرٌ
Fastabiqul
khairooti ayna maa takuunuu ya’ tinikumullahu jamii’an innallaaha ‘alaa kulli
syaiin qodiiru (QS. Al-Baqarah, 2 : 148)
أَمّا بَعْدُ
ammaa ba’du..
Selanjutnya berwasiat
untuk diri sendiri dan jamaah agar selalu dan meningkatkan taqwa kepada Allah
SWT, lalu mulai berkhutbah sesuai topiknya.
Memanggil jamaah bisa dengan panggilan ayyuhal muslimun, atau ma’asyiral
muslimin rahimakumullah, atau “sidang jum’at yang dirahmati Allah”.
……. isi khutbah pertama ………
Setelah di itu menutup khutbah pertama dengan do’a untuk seluruh kaum muslimin
dan muslimat.
Contoh bacaan:
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ
بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
barakallahu lii wa
lakum fill qur’aanil azhiim wa nafa’nii wa iyyaakum bima fiihi minal aayaati wa
dzikril hakiim. Aquulu qowlii hadzaa wa astaghfirullaaha lii wa lakum wa lisaa
iril muslimiina min kulli danbin fastaghfiruuhu innahu huwal ghafuurur rahiimu.
Lalu duduk sebentar
untuk memberi kesempatan jamaah jum’at untuk beristighfar dan membaca shalawat
secara perlahan.
Setelah itu, khatib kembali naik mimbar untuk memulai khutbah kedua. Dilakukan
dengan diawali dengan bacaaan hamdallah dan diikuti dengan shalawat.
Contoh bacaan:
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَلِيُّ
الصَّالِحِينَ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْْْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ., أَمَّابعد,
Innal hamdalillahi
robbal’aalamiin wa asyhadu an laa ilaaha illahllaahu wa liyyash shalihiina wa
asyhadu anna muhammadan khaatamul anbiyaai wal mursaliina allahumma shalli
‘alaa muhammadan wa ‘alaa aali muhammadin kamaa shollayta ‘alaa ibroohiima wa
‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.Wa barok ‘alaa muhammadin wa ‘alaa
aali muhammadin kamaa baarokta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka
hamiidum majiid.
Ammaa ba’ad..
Selanjutnya di isi
dengan khutbah baik berupa ringkasan, Pendidikan Agama Islam: Syarat dan Rukun Khutbah Jumat, maupun hal-hal terkait dengan tema/isi
khutbah pada khutbah pertama yang berupa washiyat taqwa.
……. isi khutbah kedua ………
5. Rukun Kelima: Doa untuk umat Islam di khutbah kedua
Pada bagian akhir, khatib harus mengucapkan lafaz yang doa yang intinya meminta
kepada Allah kebaikan untuk umat Islam. Misalnya kalimat: Allahummaghfir
lil muslimin wal muslimat . Atau kalimat Allahumma ajirna
minannar .
Contoh bacaan do’a penutup:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ
عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ
تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا
أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النّارِ. والحمد لله رب العالمين.
Allahummagh fir
lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum wal
amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati.
Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil
‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa.Robbana walaa
tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa
anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina.
Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa
‘adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.
Selanjutnya khatib
turun dari mimbar yang langsung diikuti dengan iqamat untuk memulai shalat
jum’at. Shalat jum’at dapat dilakukan dengan membaca surat al a’laa dan al
ghasyiyyah, atau surat bisa juga surat al jum’ah, al
kahfi atau yang lainnya.
Maasyiral Muslimin
rahimakumullah
Tiada kata yang paling pantas kita senandungkan pada hari yang berbahagia ini
melainkan kata-kata syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah
mencurahkan kenikmatan- kepada kita sehingga kita berkumpul dalam majelis ini.
Kita realisasikan rasa syukur kita dengan melakukan perintahNya dan menjauhi
larangan-laranganNya.
Kemudian tidak lupa kami wasiatkan kepada diri kami pribadi dan kepada jama’ah
semuanya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita, karena keimanan
dan ketaqwaan merupakan sebaik-baik bekal menuju akhirat nanti.
Kehidupan seseorang di dunia ini dimulai dengan dilahirkan-nya seseorang dari
rahim ibunya. Kemudian setelah ia hidup beberapa lama, iapun akan menemui
sebuah kenyataan yang tidak bisa dihindari, kenyataan sebuah kematian yang akan
menjemput-nya.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
“Tiap-tiap jiwa akan merasakan kematian dan sesungguhnya pada hari kiamatlah
akan disempurnakan pahalamu, barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung dan kehidupan dunia
hanyalah kehi-dupan yang memperdaya-kan”. (Ali-Imran: 185)
Ayat di atas adalah merupakan ayat yang agung yang apabila dibaca mata menjadi
berkaca-kaca. Apabila didengar oleh hati maka ia menjadi gemetar. Dan apabila
didengar oleh seseorang yang lalai maka akan membuat ia ingat bahwa dirinya pasti
akan menemui kematian.
Memang perjalanan menuju akhirat merupakan suatu perjalanan yang panjang. Suatu
perjalanan yang banyak aral dan cobaan, yang dalam menempuhnya kita memerlukan
perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit. Yaitu suatu perjalanan yang
menentukan apakah kita termasuk penduduk surga atau neraka.
Perjalanan itu adalah kematian yang akan menjemput kita, yang kemudian
dilanjutkan dengan pertemuan kita dengan alam akhirat. Karena keagungan
perjalanan ini, Rasulullah telah bersabda:
لَوْتَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا.
“Andai saja engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan sedikit
tertawa dan banyak menangis”. (Mutafaq ‘Alaih)
Maksudnya apabila kita tahu hakekat kematian dan keadaan alam akhirat serta
kejadian-kejadian di dalamnya niscaya kita akan ingat bahwa setelah kehidupan
ini akan ada kehidupan lain yang lebih abadi.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Dan kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. (Al-A’la: 17).
Akan tetapi kadang kita lupa akan perjalanan itu dan lebih memilih kehidupan
dunia yang tidak ada nilainya di sisi Allah.
Jama’ah Jum’at yang berbahagia.
Marilah kita siapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk menyempurnakan .Iperjalanan
itu, yaitu dengan melakukan ketaatan-ketaatan kepada Allah Dan marilah
kita perbanyak taubat dari segala dosa-dosa yang telah kita lakukan. Seorang
penyair berkata:
Lakukanlah bagimu taubat yang penuh pengharapan. Sebelum kematian dan sebelum
dikuncinya lisan. Cepatlah bertaubat sebelum jiwa ditutup. Taubat itu sempurna
bagi pelaku kebajikan.
Allah Subhannahu wa Ta'ala’ berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang
semurni-murninya”. (At-Tahrim: 8)
Ingatlah wahai saudaraku.
Di kala kita merasakan pedihnya kematian maka Rasulullah sebagai makhluk yang
paling dicintai oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala telah bersabda Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ.
“Tiada sesembahan yang haq melainkan Allah, sesungguhnya di dalam kematian
terdapat rasa sakit”. (H.R. Bukhari)
Ingatlah di kala nyawa kita dicabut oleh malaikat maut. Nafas kita tersengal,
mulut kita dikunci, anggota badan kita lemah, pintu taubat telah tertutup bagi
kita. Di sekitar kita terdengar tangisan dan rintihan handai taulan yang kita
tinggalkan. Pada saat itu tidak ada yang bisa menghindarkan kita dari sakaratul
maut. Tiada daya dan usaha yang bisa menyelamatkan kita dari kematian. Allah
Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu
lari darinya”. (Qaaf: 19)
Allah juga berfirman:
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan-mu, kendatipun kamu berada
di benteng yang kuat”. (An-Nisaa’: 78)
Jamaah Jum’at yang berbahagia.
Cukuplah kematian sebagai nasehat, cukuplah kematian menjadi-kan hati bersedih,
cukuplah kematian menjadikan air mata berlinang. Perpisahan dengan saudara
tercinta. Penghalang segala kenikmatan dan pemutus segala cita-cita.
Marilah kita tanyakan kepada diri kita sendiri, kapan kita akan mati? Di mana
kita akan mati? Demi Allah, hanya Allah-lah yang mengetahui jawabannya, oleh karenanya marilah
kita selalu bertaubat kepada Allah dan jangan kita menunda-nunda dengan kata
nanti, nanti dan nanti.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang
mengerjakan kejelekan lantaran kejahilannya, yang kemudian mereka bertaubat
dengan segera, maka mereka itulah yang diterima oleh Allah taubatnya, dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Dan tidaklah taubat itu diterima Allah
dari orang-orang yang mengerjakan kejelekan (yang) hingga apabila datang
kematian kepada seseorang di antara mereka, mereka berkata: Sesungguhnya aku
bertaubat sekarang”. (An-Nisaa’: 17-18)
Sidang Jum’at yang berbahagia.
Marilah kita tanyakan kepada diri kita. apa yang menjadikan diri kita
terperdaya dengan kehidupan dunia, padahal kita tahu akan meninggalkannya.
Perlu kita ingat bahwa harta dan kekayaan dunia yang kita miliki tidak akan
bisa kita bawa untuk menemui Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya amal shalihlah
yang akan kita bawa nanti di kala kita menemui Allah.
Maka marilah kita tingkatkan amalan shaleh kita sebagai bekal nanti menuju
akhirat yang abadi.
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِاللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّمُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ تَسْلِمًا. أما بعد:
Marilah kita mencoba merenungi sisa-sisa umur kita, muhasabah pada diri kita
masing-masing. Tentang masa muda kita, untuk apa kita pergunakan. Apakah untuk
melaksanakan taat kepada Allah ataukah hanya bermain-main saja? Tentang harta
kita, dari mana kita peroleh, halalkah ia atau haram? Dan untuk apa kita
belanjakan, apakah untuk bersedekah ataukah hanya untuk berfoya-foya? Dan terus
kita muhasabah terhadap diri kita dari hari-hari yang telah kita lalui.
Perlu kita ingat, umur kita semakin berkurang. Kematian pasti akan menjemput
kita. Dosa terus bertambah. Lakukanlah taubat sebelum ajal menjemput kita.
Waktu yang telah berlalu tidak akan kembali lagi.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخَوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُواْ رَبَّنَا إِنَّكّرَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نًافِعًاوَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّىاللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يِوْمِ الدِّيْنِ وَآَخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُللهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
Demikianlah tadi materi kita kali ini yaitu tentang Pendidikan Agama Islam: Rukun Khutbah Jumat. Semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua, amin.
Powerpoint Khutbah Jumat [ppt/pptx]
[Download]
Mudah-mudahan dengan membaca materi pelajaran pendidikan agama islam (pai) di atas kita bisa lebih paham dengan materi yang sedang kita pelajari ini. Syukur diharapkan nanti kita bisa berlatih dengan soal sekaligus.
Tapi untuk kali ini itu saja dulu. Silahkan dilanjut untuk mempelajari beberapa contoh khotbah yang sudah disiapkan dibagian bawah. Ada yang singkat, sedang dan ada yang cukup panjang. Silahkan dipilih.
Referensi:
Pesantrenvirtual
Hilmanzshl