Contoh Khutbah Jumat (Sebab - Sebab Lapangnya Hati). Satu lagi contoh khutbah yang akan dibahas disini. Melalui contoh ini, kali ini kita akan mempelajari sebab-sebab lapangnya hati. Berikut selengkapnya khutbah jumat sebab-sebab lapangnya hati yang dapat kita ambil
Pembicara: Ustadz Dzulqarnain Abu Muhammad Al-makassary
Transkrip: ‘Ammar [Dikirim via email oleh Al Akh Rofiq sragen]
Khutbah Pertama
Hadirin sholat jum’at yang kami hormati.
Hiruk pikuk kehidupan manusia dengan segala aktifitas yang
terus bergulir tanpa henti adalah yang sering menimbulkan hambatan yang
melahirkan berbagai macam problema dan permasalahan bagi manusia di muka bumi
ini, dan kadang pada akhirnya menimbulkan perasaan yang tidak tenang, ada yang
terasa sempit dan menyebabkan seseorang hilang rasa tenang dan bahagia di dalam
kehidupannya.
Karena itulah kelapangan dada dan ketenangan hati merupakan
salah satu nikmat dan merupakan dambaan setiap insan yang ingin hidup di dunia
dalam keadaaan baik dan penuh anugrah serta kebarokahan dari Allah.
Sungguh di dalam syriat islam telah diterangkan oleh Allah
sebab-sebab yang menyebabkan seorang hamba memiliki hati yang lapang dan bersinar
dan akhirnya dada seorang hamba menjadi lapang, sunguh Allah telah menyebutkan
hal ini sebagai nikmat yang besar yang Allah ingatkan kepada NabiNya bahwa itu
adalah anugrah dan nikmat yang diberikan kepadanya,Allah berfirman:
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
“Bukankah aku telah melapangkan dadamu(wahai rosul/muhamad)”
(QS. Al insyiroh:1)
Yaitu bukankah Kami telah membuat di dalamnya lapang, terus
bercahaya dan bersinar penuh dengan ketenangan dan kesejukan dan ini adalah
nikmat yang sangat agung dan luar biasa karena pentingnya nikmat ini dalam
kehidupan, bahkan ini adalah permohonan Nabi Musa kepada Allah setelah beliau
diangkat menjadi rosul yang diutus menuju Fir’aun, beliau berdoa yang
diterangkan dalam surat Thaha:
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي (25) وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي
(26
“Wahai tuhanku, lapangkanlah dadaku dan jadikanlah perkaraku
menjadi mudah”
Maka kita bisa memahami besarnya nikmat ini, dan Alqur’an
serta Sunah menjelaskan sejumlah sebab yang mengantarkan hamba kedalam
ketenangan hati kelapangannya dan bersinarnya hati tersebut, diantaranya Allah
berfirman:
أَفَمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلإِسْلامِ فَهُوَ عَلَى
نُورٍ مِّن رَّبِّه
“Bukankah seseorang yang yang hatinya lapang di dalam
menerima islam maka hati itu terus menerus berada dalam cahaya dari robbnya.”
(QS. Zumar: 22)
Juga firmanNya:
فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ
لِلإِسْلاَمِ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا
كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاء كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى
الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُون
“Barang siapa yang dikehendaki Allah mendapat petunjuk maka
Allah melapangkan dadanya menerima islam, dan barang siapa yang Allah kehendaki
kesesatan maka Allah akan menjadilkan hatinya berat dan sempit seakan-akan
seolah dia mendaki langit, dan demikianlah Allah menjadikan kehinaan kepada
orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am: 125)
Maka keimanan adalah sebab yang dengannya hati seseorang
hamba menjadi lapang dan bersinar, kalau Ia beriman dengan keimanan yang yang
benar kepada Allah, beriman akan adanya Allah, RububiyahNya, UluhiyahNya,
nama-nama dan sifat-sifatNya dan beriman pula kepada para rasulNya,
kitab-kitabNya,para nabiNya dan hari akhir dan juga pada takdir berupa takdir
buruk atau jelek dan dia menjaga keimanannya di atas tauhid.
Allah berfirman:
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ
“katakan, sesungguhnya sholatku ibadahku,hidupku dan matiku
semuanya milik Allah penguasa alam semesta” (Q.s: Al an’am 162)
Menunjukan bahwasanya kebahagiaan ialah ketika hati hanya
terfokus kepada Yang Maha satu Dialah Allah pencipta langit dan bumi, maka
dengan keimanan padanya akan tercipta ketengan dan ketentraman dan kesejukan,
cahaya sekaligus petunjuk yang senantiasa menerangi kehidupannya.
Allah berfirman:
الَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ
أُوْلَئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur keimanannya
dengan kedholiman maka mereka akan mendapat ketenangan dan dia termasuk
orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (Q.s Al-An’am: 82)
Kedholiman di sini berarti kesyirikan dan telah sah
keterangan dari rosulullah tentangnya.
Dari sini kita memahami bahwasanya kesyirikan menyebabkan
ketidak amanan dalam kehidupan dunia, dengan kesyirikan kehidupan hamba akan
tidak terarah, serta akan menghancurkan,sekaligus menodai sehingga menyebabkan
hati menjadi sempit walaupun mungkin berenang dalam lautan kemewahan
dunia. Sedang bahaya syirik di akhirat
menyebabkan pelakunya kekal di neraka.
Keamanan di sini yaitu mereka mendapatkan di dunia dan di
akhirat, keamanan di dalam tubuh, keamanan di dalam keluarga dan segala sesuatu
yang ia ingin mendapatkan keamanannya di dalamnya, keamanan yang menyebabkan
dia akan selamat dari berbagai gangguan dan bahaya yang datang dari manusia
atau selainnya.
Dia mendapat pentunjuk di dunia dan di akhirat,di dunia
Allah menunjukan kepada kebahagian,dia bisa menetapi jalan yang benar dan di
akhirat dia ditunjukan jalan yang menuju kebahagian abadi yaitu Al-Jannah.
Namun sebaliknya siapa yang menodai kehidupannya dengan
kesyirikan, menyembah selain Allah, ia memohon kepada selain Allah, datang ke
kuburan meminta hajat, datang ke tempat yang keramat atau melempar sesajian ke
lautan atau melakukan bentuk kesyirikan dengan berdoa selain Allah, menyembelih
untuk selain Allah, bernadzar untuk selain Allah, bernadzar kepada selain Allah
dan bentuk kesyirikan yang lain, maka dengan kesyirikan hamba akan sempit
hatinya, di liput dengan duka, dan malapetaka, Allah berfirman:
وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاء
فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ
“Barang siapa yang berbuat kesyirikan maka seolah dia jatuh
dari langit, maka burung menyambarnya atau tertiup angin, maka dia terhempas ke
tempat yang sangat jauh.” (Q.s Al-Hajj 31)
Bahkan dengan kesyirikan dia akan mendapatkan kehancuran,
dengan adanya syirik akan tersebar bahaya yang senantiasa mengintai kepada
dirinya bahkan masyarakat, Negara, bahkan seluruh manusia, Allah mengingatkan
dalam firmanNya:
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا لَقَدْ جِئْتُمْ
شَيْئًا إِدًّا تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنشَقُّ الأَرْضُ
وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا أَن دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا وَمَا يَنبَغِي
لِلرَّحْمَنِ أَن يَتَّخِذَ وَلَدًا
“Mereka mengatkan bahwa Allah yang maha penyayang memiliki
anak, sungguh kalian telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar, maka hampir
saja langit pecah, bumi terbelah dan gunung hampir runtuh ketika mereka
mengatkan Allah punya anak, dan tidaklah Allah yang penyayang memiliki anak.”
(Q.s: Maryam: 88-92)
Kemudian Allah mensucikan diriNya:
إِن كُلُّ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ إِلاَّ آتِي
الرَّحْمَنِ عَبْدًا لَقَدْ أَحْصَاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا وَكُلُّهُمْ آتِيهِ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا
“Tidak ada yang ada di langit dan bumi kecuali datang kepada
Allah dengan sebagai hamba sungguh Allah menghitung mereka dengan hitungan yang
teliti, dan semuanya datang kepadaNya dalam keadaan sendiri-sendiri. (QS.
Maryam: 93-94)
Maka bagi siapa yang ingin dilapangkan hatinya maka supaya
memurnikan ibadah hanya kepada Allah semata,sehingga kehidupannya menjadi indah
dan ini bisa terwaujud jika dia benar-benar bertawakal dengan sebenar-benarnya
tawakal, hasilnya rizkinya akan di tanggung oleh Allah seperti dalam sabda
Rosulullah:
لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ
لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Jika sekirannya kalian tawakal dengan sebenar-benarnya
tawakal sungguhAllah akan memberi rizki kepada kalian seperti Allah memberi
rizki kepada burung yang dalam keadaan lapar di waktu pagi tapi ketika dia
pulang ke sarang waktu sore dia sudah dalam keadaan kenyang.” [H.R Ahmad,
Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dll ]
Perhatikanlah burung dia tidak memiliki simpanan makanan
tidak punya gudang makanan juga tidak ada uang yang di Bank namun ketika dia
berangkat dalam keadaan perut kosong di pagi hari saat menjelang sore dia telah
memenuhi perutnya dengan makanan,ini semua karena bimbingan Allah dan rizkinya,
dan ini akan di berikan kepada mereka yang bertawakal kepaNya dengan
sebenar-benarnya, maka tidak rugi orang yang mentauhidkan Allah, berbakti
padaNya dan tidak durhaka kepada Allah dengan melakukan kesyirikan, hasilnya
dia mendapat ketenangan jiwa, keluasan hati, penuh cahaya, dan barokah dalam
kehidupannya, yaitu dengan komitmen menjalani kehidupan dengan berdasarkan
bimbingan Allah yang Dia turunkan berupa Alqur’an dan wahyu yang di berikan
kepada Rosulnya berupa Alhadits, Allah telah mempertegas dalam firmanNya:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا
وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى
وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ
الْيَوْمَ تُنسَى
“Barang siapa yang berpaling dari peringatanku(Alqur’an)maka
baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan membangkitkannya di hari kiamat
dalam keadaan buta, dia bertanya: wahai robku, kenapa Engkau bangkitkan saya
dalam keadaan buta, padahal kami dulu bisa melihat, maka Allah menjawab,
demikianlah kami datankan kepada kalian ayat-ayat kami namun engkau
melalaikannya, demikianlah hari ini engkau dilupakan.” (Q.s: Thaha: 124-126)
Ini adalah jaminan dari Allah yaitu barang siapa yang
mengikuti alqur’an dan As-sunnahdalam seluruh sisi kehidupannya maka Allah
menjamin ketenangan dan kebahagian, sebaliknya yang berpaling dan Alquar’an dan
sunah maka Allah menjadikan kehidupan yang penuh kesempitan. Maka seseorang hendaknya menjaga dirinya
dalam jalur Alqur’an dan assunnah.
Sebab yang lain yang menyebabkan hatinya menjadi lapang
adalah dia mencintai Allah dengan cinta yang paling besar di banding dengan
yang lain siapapun dia, disebutkan dalam hadits dalam bukhori muslim yaitu
menjelaskan tiga perkara yang siapa mendapatkan 3 perkara ini maka dia akan
merasakan manisnya keimanan di dalam hatinya, yaitu:
1. Dia mencintai Allah dan rosulNya dengan kcintaan yang
paling tinggi.
2. ia mencintai seseorang karena Allah.
3. ia benci di kembalikan ke dalam kekafiran seperti
bencinya jika dia dilempar ke dalam neraka.
Allah dan rosulNya paling didengar dan ditaati, kepentingan
apapun jika bertentangan dengan kepentingan Allah Rosul maka dia mendahulukan
Allah dan ROsul sebagai bukti cinta kepadanya, dengan kecintaan seperti ini
akan menciptakan kesejukan di dalam hatinya, betapa nikmat jika ia mendahulukan
Allah dan rosulnya, maka jik ia mencintaiNya dengan menempuh sebab kecintaan
maka dia akan dicintai Allah, hasilnya, bersabda Rosulullah:
“Barang siapa yang menyakiti waliku maka sungguh dia telah
membuka peperangan denganKu, dan sesuatu yang paling Aku cintai yang dengannya
hamba mendekat kepadaku adalah hamba melaksanakan yang Aku wajibkan kepadanya,
dan jika hamba selalu melakukan amalan yang sunah untuk mendekatkan kepadaKu
sampai Aku mencintai hamba tersebut, jika Aku sudah mencintainya maka Aku
menjadi penengarannya yang dia mendenger dengannya dan Aku menjadlimata yang
dia gunakan untuk melihat dan aku menjadi tangannya yang dia mengunakannya, dan
Aku menjadi kakinya yang dia berjalan dengannya”
Maksudnya Allah bersamanya dalam setiap keaadaanya, yaitu
dengan menolong dan mengawasinya, (bukan berarti Allah bersama menyatu dengan
hamba dan ini adalah salah)
Khutbah kedua
Hadirin sholat jum’at yang yang saya hormati dan saya
mulyakan.
Diantara sebab yang menjadikan hati hamba menjadi lapang
yaitu hendaklah seseorangmemperbanyak dzikir kepada Allah, sebagaimana yang
diperintahkan oleh Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا
كَثِيرًا
“Wahai orang-orang yang beriman berdzikirlah kepada Allah
dengan dzikir yang banyak, dan sucikan dia di setiap pagi dan siang” (Q.s: al
ahzab:41)
Dan firmanNya:
أَلاَ بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ingatlah dengan dzikir hati akan menjadi tenang” (QS.
Ar-Ra’ad: 28 )
Juga firmanNya:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ
تَكْفُرُونِ
“Ingatlah, berdzikirlah kepadaku maka aku akan mengingatmu,
dan bersyukurlah kepadaku dan jangan ingkar kepadaKu” (Q.s Al-Baqarah: 152)
Perhatikanlah kalau seseoran senantiasa mengingat Allah,
maka dia akan selalu mengingatnya sehingga jika dia mengalami masalah, Dia akan
membantunya menyelesaikannya dan membuang dan Allah mengganti yang lebih baik
dengan yang lebih baik sehingga hatinya menjadi lapang.
Mengangungkan membesarkan dan memuji Allah adalah kehidupan
seorang muslim yang hendaknya dipahami, maka seluruh hidupnya bisa dimanfaatkan
dengan berdzikir kepada Allah, dzikir adalah kalimat yang sangat ringan
diucapkan dalam lisan dan sangat berat di timbangan amal, bahkan alqur’an dimudahkan
untuk berdzikir:
وَلَقَد تَّرَكْنَاهَا آيَةً فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
“Dan sungguh alqur’an kami mudahkan untuk berdzikir, maka
adakah orang yang mau berdzikir.”(QS. Al Qomar: 17)
Diantara sebab yang menjadikan hati menjadi lapang adalah ia
banyak bertaubat dan mensucikan diri, tidak diragukan manusia dalam
kehidupannya pasti terjatuh dalam kesalahan, kelalaian, kelupaan, bahkan dosa.
Jangankan kita, rosulullah yang telah diampuni dosa yang telah dilakukan dan
belum dilakukan sewaktu hidupnya, beliau memperbanyak bertaubat dan beristiqfar
dalam sehari sebanyak 100x maka kita hendaknya lebih butuh lagi untuk meminta
ampun mengingat banyaknya dosa yang kita lakukan. Dengan istigfar Allah
menjanjikan kelapangan hati bahkan dibukakan menfaat dan keutamaan yang lain,
Allah menerangkan dalam firmannya:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ
وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارً
“Minta ampunlah kepada robb kalian sesungguhnya dia maha
pengampun, dia akan menurunkan dari langit untuk kalian hujan yang lebat, dan
Dia akan menjadikan kebun dan sungai-sungai yang deras mengalir.” (Q.s Nuh:
10-12 )
Ayat di atas merupakan janji dari Allah, sedang para Nabi
mengajak dan mengabarkan:
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ
إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى
قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّوْاْ مُجْرِمِينَ
“Wahai kaumku mintalah ampun kalian kepada robb kalian dan bertaubatlah
padaNya, dia akan mencurahkan hujan dari langit dan dia akan menambah kekuatan
kalian berlipat-lipat, dan janganlah mengasihi(menjadikan wali) orang-orang
kafir.”
Ini di abadikan oleh Allah dalam surat Hud ayat: 52.
Maka dari sini kita fahami pentingnnya beristigfar dan
bertaubat kepada Allah dalam kehidupan ini, dan pentingnya introspeksi diri
lalu memperbaiki diri dan senantiasa bertaubat kepada Allah. Mensucikan diri
adalah dengan melakukan amalan-amalan yang dulunya ditinggalkan dari kebaikan,
dan membersihkan diri dari dari kemaksiatan dan dosa yang di lakukan, dan Allah
menjanjikan keberuntungan:
وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا
“Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan diri, dan
sungguh celaka orang yang terus mengotori dirinya.”
Dan Allah menyebutkan keutamaan orang-orang yang mendapatkan
surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai:
وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ
فَأُوْلَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا
الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاء مَن تَزَكَّى
“Barang siapa yang menghadap Allah dengan keadaan beriman
dan berbuat kebaikan maka mereka mendapatkan derajat yang tinggi berupa surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dari bawahnya, mereka kekal di dalamnya
dan itu ba;asan bagi orang yang mensucikan diri.” (Q.s Taha 75-76 )
Karena itu mensucikan diri dan bertaubat kepada Allah adalah
hal yang sangat penting, khususnya di hari ini di mana banyak musibah yang
menjadi peringatan bagi kita semua. Mudah-mudahan kita dijadikan orang yang
selalu bertaubat sehingga termasuk hamba yang mensucikan diri, sehingga kita
semua selamat dari musibah di dunia dan lebih-lebih di akhirat:
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ وَمَا
كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Tidaklah Allah menyilksa kaumNya sedang engkau wahai
Muhamad berada di sisi mereka, dan Allah tidaklah menyiksa mereka dalam keadaan
mereka beristiqfar.” (Q.s Al-Anfal 33)
Juga dengan istigfar akan menyebabkan datangnya rahmat dari
Allah:
“Andaikata kalian beristiqfar kepada Allah niscaya kalian
akan dirahmatiNya.”
Mudah-mudahah kita dijadikan orang yang selalu beriman
kepada Allah bertakwa kepadaNya bertauhid, dan menjadi hamba yang banyak
beristiqfar dan bertaubat, sungguh dosa kita, dan kesalahan kita sangatlah
banyak, dan Allah masih merahmati kita dengan menjalani hari- hari sebagai
bukti rahmatNya, mudah-mudah hari yang tersisa yang akan kita lewati kita bisa
menggunakan untuk selalu bertaubat dan beristilqfar kepadaNya, karena dekatnya
kematian yang akan kita temui, dan kita tahu kapan tapi kita yakin akan
datangnya:
أَيْنَمَا تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ
فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ
“Dimanapun kalian berada sungguh kematian akan menemuai
kalian walaupun engkau bersembunyi di balik dinding yang sangat tinggih lagi
kokoh.”
Semoga kita diampuni oleh Allah dan diberi manfaat dari
segala kemanfaatan baik yang kita ketahui atau tidak , dan mudah-mudahan Dia
tidak menjadikan malapetaka bagi kita semua.Wallahuta’ala a’lam bishowab.
Referensi:
http://ashthy.wordpress.com/
http://ashthy.wordpress.com/